Obrolan

965 119 8
                                    

“Aku pernah bercerita kepada sang rembulan, padanya aku mencurahkan semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pernah bercerita kepada sang rembulan, padanya aku mencurahkan semuanya. Rembulan bercerita kepadaku tentang matahari. Sedangkan aku bercerita tentang dirinya” —Cahaya Kirana Utari.



. . .





Pagi ini menampilkan langit berselimut gumpalan awan berwarna kelabu, udara sayup-sayup seakan menembus lapisan kulit gadis itu.

Seketika bunyi suara gemuruh terdengar, hingga dedaunan yang dihadapannya kini mulai membasah dan bergoyang sedikit mengikuti arah perginya angin yang menerpanya.

Gadis itu sedikit terdiam, "Yah hujan lagi.." gumannya sambil mengadahkan tangannya kearah depannya.

Seketika setetes demi tetes air hujan jatuh melewati jemari tangannya.

"Gimana dong ini— gajadi dong rapatnya?" Sahut Maudy yang kini mengelap tangannya yang basah itu.

Ajeng mengulum bibirnya sambil menaruh kedua tangannya kedalam saku, "Ya mau gimana lagi kan ujan? Apa mau chat abi?"

Usulnya itu dijawab dengan anggukan, akhirnya Ajeng mengambil ponselnya lalu memberikan pesan singkat kepada ketua poskonya itu, ya siapa lagi kalau bukan Abi.

"Dibales gak jeng?" celetuk Dira sambil duduk memperhatikan dirinya yang sedang mengengam ponsel.

"Nih liat aja sendiri" kata Ajeng sambil memberikan ponselnya.

Dengan cepat mereka semua berkumpul sambil melihat jawaban pesan itu, "Tidur aja lagi, ntar sore aja kita ke base camp karang tarunanya" sambil mendikte satu-persatu secara kompak.

"HAH? GILA— YAKALI..." keluh Kirana.

"Gue udah rapih gini masa disuruh tidur lagi, ah ketua kita ga beres!?!" Kata Ajeng sambil memijit kepalanya sambil menghembuskan nafasnya sebal.

Lalu, Laras akhirnya menyuruh mereka semua untuk kembali masuk dan duduk diruang tengah sambil menunggu hujan reda.



. . .






"Guys, main game yuk? Atau cerita kek gitu" kata Vanya dengan lantang sambil menatap mereka semua yang terdiam sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Anjani menghentikan aktifitasnya itu, "Main apa?" tanyanya singkat.

"Main tod yuk— berani gak?" Vanya sambil menantang teman-temannya.

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang