Radio Dengkul

2K 266 20
                                    

“untuk apa aku sakit, kalau bukan kamu penyembuhnya? —Abimanyu Prasetya Narendra”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

untuk apa aku sakit, kalau bukan kamu penyembuhnya?Abimanyu Prasetya Narendra




Radio dengkul,
(n) merupakan kata kiasan yang memiliki arti kabar bohong.



.          .        .



"Eh, Lo tau gak sih- kemarin Gue denger-denger katanya buku dikampus udah mulai abis. Emangnya siapa sih- sie yang ngurus buku, bukannya sie perlengkapan ya?" kata Anjani sambil berjalan menuju kantin belakang kampusnya bersama seorang perempuan disebelahnya yang memiliki rupa rambut dengan surai panjang berwarna coklat dan memiki tinggi yang tidak jauh berbeda dengannya.

Perempuan tersebut hanya bergedik tidak tahu, "Ya mana Gue tau, Jan." katanya, "Tapi firasat Gue mah ya- kalau soal barang mah perlengkapan" imbuhnya.

"Nahkan, Gue bilang juga apa- si Naufal atau Bagas udah ambil atau belum sih, Nin?"

"Mane Gue tau, ketemu sama dia berdua aja kaga Gue- kan Gue seringnya liat Elo sama Ezra sesama anak ekonomi" jelasnya.

Anjani mengangguk sambil berpikir, "Gimana kalau kita ke fikom, kita ketemu sama Ajeng sama Vanya?" tanya Anjani sambil menunjukan senyumnya

"Yaudah yuk"

Mereka berdua akhirnya memutar arah mereka dan niat mereka, yang awalnya ingin ke kantin belakang kampus- jadi ubah rute menuju fakultas ilmu komunikasi, tempat dimana teman KKN nya yaitu Vanya dan Ajeng menekuni studinya.

Sebetulnya disana juga tempatnya Naufal- cuma Anjani agak malas ketemu Naufal nanti yang ada berantem terus sensi. Apalagi Hanin dia udah pegel banget setiap hari dikerjain sama Naufal terlebih kalau lagi ngumpul membahas program atau chating lewat aplikasi daring berwarna hijau itu.

Setelah sampai di gedung Fakultas ilmu komunikasi, Anjani dan Hanin memberikan pesan kepada kedua temannya, baru saja ingin mengetikan, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara seseorang yang menghampiri mereka yang tengah fokus mengetikan jarinya pada ponsel masing-masing.

"DORRRR!"

Anjani reflek teriak, "A-ayamm A-yaaam!" Hanin yang disebelahnya untungnya gak teriak cuma kaget dan mengelus-elus dadanya hampir takut jantungnya pindah ke empedu.

"Hahahahahaha ngakak anjir"

"Lo ngapain sih, Jeng! Ampir aja ini jantung Gue mendlosor sampe empedu!" cibir Hanin ketika menyaksikan Ajeng yang tertawa terbahak-bahak sampai duduk didepan lift fakultas tersebut.

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang