Masa Lepas

1.2K 162 45
                                    

“daripada pusing, mending aing tidur ceunah —Ezra Mahardika Putra”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

daripada pusing, mending aing tidur ceunah Ezra Mahardika Putra”

Masa lepas,
Adalah sinonim dari kata masa lalu. Yang dimana memiliki arti kejadian totalitas peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu.

. . .

Satu hal yang masih membanjiri kepala Laras, ya pertanyaan seputar mengapa ia harus terjerumus, padahal kalau dipikir-pikir yang awalnya hanya iseng belaka ia takan mengira akan seperti ini jadinya.

Pria itu, sosok yang kerap dilihat dingin dan tidak terlalu suka berbicara- tidak ada bedanya dengan partner kerjanya, yang sama-sama suka diam dan memperhatikan tidak banyak komentar.

Gadis itu terus memperhatikan gerak-gerik pria didepan sana yang tengah memainkan ponselnya, entah apa yang sedang ia sibuk-kan didepan sana.

Rasa hati ingin sekali bertanya atau mungkin menyapa, tapi engan melakukannya karena gengsi atau mungkin malu karena tak sedekat itu walaupun sudah berjalan cukup lama mereka serumah di rumah mungil ini.

"Bengong aja Lo, ras?" Laras tersadarkan dari lamunannya dan menoleh kesumber suara, "Eh?" Ajeng menghampirinya yang tengah berkutit dengan kertas-kertas dihadapannya, "pasti ngeliatin Rezi ya?" seakan-akan kayak kegep, Laras kalang kabut gak tau musti kayak gimana dihadapan teman seperbucinannya ini.

"hahaha selow anjir, Gue aja suka gitu!" tambah Ajeng sambil ikut memperhatikan Rezi, "ganteng ya, ras?" Laras mengangguk, "coba aja tuhan ngasih Gue kesempatan buat deket sama dia"

"Eh? Ngomong apa Lo barusan, Jeng?" Laras sepertinya sadar Ajeng mengeluarkan sebuah kata-kata, "iya, Gue bilang- coba tuhan ngasih kesempatan Gue buat deket sama Rezi, makanya Lo kalo Gue ngomong tuh dengerin... Emangnya melamunin apa sih?" cibir Ajeng sambil melihat sinis kearah gadis disebelahnya.

"ya- Rezi lah, apa lagi?" ucapnya tak kalah sinis.

Ajeng akhirnya meninggalkan Laras kedalam rumah mereka, "Yauds"

"Ras?" panggil seorang pria diseberang sana, "hmm" pria itu datang dan menaruh teh pucuk dihadapannya, gadis itu menatapnya bingung terlihat dari kerutan keningnya dan raut wajahnya.

"buat gue?" sambil memegang botol minuman tersebut, pria itu mengangguk "diminum ya, ras!" sambil tersenyum dan meninggal laras.

"tumben amat lo, lang.... Kesambet apa ya?" guman Laras sambil membuka botol minuman tersebut dan meminumnya.

Sedang asik-asik minum dari belakang ada yang iseng menepuk pundaknya, alhasil teh pucuknya mambyar kemana-mana.

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang