“Hadirmu membuatku tersadarkan bahwa malaikat tidak selalu bersayap —Sekar Widya Rahajeng”
. . .
Bulan Juli, para pakar mengatakan bulan tersebut adalah bulan menuju kemarau, atau tidak akan ada hujan selama bulan tersebut. Akan dijadwalkan dengan cuaca yang cukup panas namun tidak sepanas perasaanmu ketika melihat seseorang yang kamu sukai bersama seseorang ciaaa.
Pagi ini, televisi yang berada diatas meja ruang tengah kontrakan kecil yang berada dipinggir sawah desa ini tidak ada hentinya berbunyi menceritakan hal tersebut, menceritakan bahwa akan ada hujan pagi ini.
Menapilkan seorang pembawa acara berita yang tengah mengabarkan cuaca hari ini akan seperti apa nantinya.
Gadis itu hanya berdiri sambil memandangi sebuah foto yang dijepret mengenakan kamera pada waktu silam.
Tangannya tak ada hentinya mengelus-elus rupa pria yang ada didalam foto tersebut dengan mata yang terlihat sendu, seperti ingin menangis.
Gadis itu masih melamun dengan pikirannya yang berputar-putar dikepalanya, tidak sesekali isakan tangin keluar dari mulutnya, matanya perlahan-lahan mengeluarkan cairan bening.
Diselang isakannya ini, gadis itu tersadar ada suara rintik-rintik yang menanggapi isakan kecilnya ini. Ia tertegun dan menatap keatas langit.
Benar dugaan kata pembawa acara cuaca yang ada ditelevisi milik kamar Ezra yang dibawa pergi ke KKN itu, benar-benar turun hujan sekarang.
Hujan itu datang, ia selalu datang disaat gadis itu membutuhkan teman untuk berdialog, apa sebuah kebetulan?
"Aku menyukaimu sederas hujan. Tapi... Kamu malah berteduh untuk menghidari hujan, ku pikir kamu akan berubah pikiran di masa yang akan datang... Tapi, Aku salah, kamu engan datang dan aku masih disini, berdiri disini- menunggu kamu untuk menikmati derasnya hujan bersamaku. tapi, lagi-lagi aku tersadar....bahwa hujan tidak bertahan lama, maka-nya kamu engan datang apalagi hanya untuk menikmatinya bersamaku."
Sambil mengusap pelan matanya yang sudah berair disana, dan tersenyum penuh paksaan menatap foto dihadapannya kembali.
Tiba-tiba ada seseorang laki-laki datang dan langsung menatap langit tanpa memperdulikan gadis yang tengah menangis ini, dan gadis tersebut juga tidak mengetahui ada seseorang disebelahnya sejak ia mulai menangis tadi.
"Hujannya deras ya?" suara pria memasuki ruang telinganya, membuat aktifitas menangisnya terhenti dan menoleh, "pasti enak nih buat tidur, yakan jeng?" tambahnya sambil tersenyum.
Gadis itu terdiam membeku, senyuman pria dihadapannya ini begitu hangat seakan-akan membuatnya ikut ingin tersenyum.
Ia pun buru-buru membersihkan dirinya dengan tisu yang ia gengam, dan menatap kembali pria yang kini disampingnya menikmati hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 Line
Teen FictionKatanya sih KKN tuh kuliah kerja ngebaper, tapi baper beneran gak ya? ©Indomeiseleraku.