Integral

1K 145 18
                                    

“Kelak suatu saat nanti kita akan sadar bahwa kita hidup tidak sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kelak suatu saat nanti kita akan sadar bahwa kita hidup tidak sendirian. Melainkan bersama-sama, meskipun rasanya sulit mengharapkan bisa bersama kamu untuk waktu yang cukup lama?” —Pramudia Anjani



. . .




"Abis dari mana lo berdua— bukannya bantuin gue sama Ajeng, enak-enakan ya lo diluar telepon-teleponan?!" Kata Kirana sambil menatapnya seperti ingin menghabisi dua temannya yang berdiri diujung pintu itu, tak lupa juga baskom yang digengamnya siap dilayangkan kearahnya.

Baik Anjani maupun Hanin, mereka berdua hanya senyum-senyum sambil berupaya menggambil hati temannya itu.

Sambil menutup dirinya dengan nampan yang ia temukan tergeletak dijalan, barang kali baskom itu akan melayang betulan.

Seengaknya mereka terlindungi oleh nampan kecil itu, kalau Hanin? Tenang dia ngumpet dibelakang Anjani sambil jalan maju pelan-pelan.

"Calm down baby, relax please chilll!" sahut Hanin sambil mengambil alih kerjaannya itu.

"Cal-cil-cal-cil bapak lo! Gaada ya cil-cil, inget kata ketua kita semalem apa? Meskipun cuma bawa nasi seengaknya bantuin bu yani masak. Dari pagi gue sama Ajeng udah repot loh ini, lo berdua malah sibuk sendiri!"

"Lah emangnya Vanya, Dira sama Maudy kemana?" tanya Hanin yang sedaritadi hanya bisa diam ngeri disemprot omelan lagi sama Kirana karena dirinya sibuk menelpon Bimo teman dari posko sebelah.

"Beli sayuran dia, gak liat tuh si Ajeng udah keringetan banget. Mana belom mandi dia, ngeri gue makanan tar bau keringet dia" kata Kirana sambil diselingi ledekan jahil.

Ajeng yang mendengar langsung melempari dirinya pakai jeruk nipis, "Mulut dijaga ye jubaedah kaya lo udah mandi aja dah!"

Kirana memekik kesakitan, karena jeruk nipisnya tepat mendarat mengenai bibirnya.

Kedua gadis dihadapannya sibuk menertawainya, "Lagian si bawel amat lu, sukurin kena kan lu!" sambung Anjani sambil cekikikan.

Ditengah aktifitas memotong bumbu dapur yang akan digunakan Hanin membanggunkan dirinya, "Ohiya Laras kemandoska?"

"Ada didapur lagi goreng-goreng sama bu yani, jangan disusul katanya soalnya dapurnya sempit"

Hanin mengangguk paham sambil melangkahkan kakinya mengarah ke dapur dari belakang Kirana teriak, "LO MAU KEMANA KUCRUT? KERJAAN LO BELOM SELESAI! ANAK GADIS GABOLEH SETENGAH-SETENGAAAH?!"

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang