Kurban

946 111 10
                                    

“Hari ini mau kurban tapi bukan kurban perasaan yaaaa” —Abimanyu Narendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini mau kurban tapi bukan kurban perasaan yaaaa” —Abimanyu Narendra


. . .



Renjana katanya (15)

Abi
Eh gece anjir,
Lo semua ditanyain sama Pak Yuda ini.

Gilang
Hah?
Ditanya gimana?

Rezi
Buruan keluar,
Capek nih gue motongin berdua sama Abi doang.
Bantuin kek!

Reifan
Maaf bos,
S

aya baru bangun dari mimpi indah hehe

Bagas
OTW GAPAKE REM
MELUNCURR

Abi
Kasih tau juga ke cewe-cewenya
Suruh turun cepetan
Jangan dandan melulu
Kelamaan!

(read)




"Tsk... Dandan aje diomelin, kaya dia gatau aja kalo kita pengen cakep— kan maksudnya biar pulang bawa cemceman orang sunda”

Begitu kata Hanin yang sedang mengenakan lipstik sambil mengerutu melihat pesan diponselnya.

Berbeda dengan Anjani yang sedaritadi hanya menguncir rambutnya sambil mengantungi ponselnya lalu bergegas kabur tanpa mengenakan riasan diwajahnya.

"Mau kemana Lo?" Tegur Hanin ketika gadis itu menclos pergi dari pandangannya.

Gadis itu tanpa memberhentikan diri ia berteriak sedikit, "NYUSUL EZI AYANG BEB" katanya.

Hanin sambil mengerucutkan bibirnya ia membuang kasar lipstiknya lalu berlari mengejar Anjani tak lupa juga ia membanting pintu dengan tergesah.

"IH JANGAN KABUR! TUNGGUIN JANIIII?!"

Berbeda dengan Maudy yang menatap mereka dengan tatapan aneh sekaligus bingung, bingung kenapa keduanya bisa kerasukan siang bolong.

Bukan kerasukan hantu, tapi kerasukan bucin lagi.

Karena kondisi rumah sudah mulai kosong, gadis itu akhirnya menutup pintu rumah rapat-rapat dan tak lupa juga untuk menguncinya.





. . .





"Pegangin pak kepalanya, biar saya yang pegang kakinya, jangan lupa ya pak dibacain doa dulu sebelum dipotong, yang lainnya tetep jagain kakinya ya" seru seorang pria paruh baya yang tengah memegang seekor sapi bersama ketiga paruh baya lainnya.

"ALLAHU AKBAR... ALLAHU AKBAR... BISMILLAH" teriak bapak itu, yang bernama pak usman selaku pak camat yang tinggal didesa suka maju.

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang