"Semesta hobi banget ngelucu, jangan-jangan dia lulusan stand up comedy kali ya? -Hanindia Fiona Rheawati"
Malam hari sebelum terjadinya kegiatan mural hari kedua anak renjana, seorang pemuda dengan paras tinggi, kulit putih, dan mata tajam seperti kucing sedang memakai sendalnya dan berjalan ke luar kontrakan yang dihuni oleh mereka.
"Lo mau kemana?" Gilang mengintrupsi kegiatannya itu, pemuda itu menoleh sambil membuka knop pintu, "Kewarung, mau ikut?" ajaknya.
Gilang nampak menimang-nimang ajakannya dan akhirnya ia menyetujuinya. "Ikut deh, tapi.. Mau beli apasih?"
"Jajan... gue iseng" tungkasnya.
Gilang tak banyak bicara hanya manggut-manggut seperti pajangan mobil milik orang tuanya itu.
Setibanya di warung mereka berdua terduduk sambil melihat kearah ruas jalan yang kondisinya sudah gelap gulita hanya diterangi satu buah lampu yang berada didekat persawahan.
Tak lupa juga suara gemercik air sungai dan suara jangkrik sudah mulai menampakan eksistensinya jelang malam hari.
"Teh, teteh enggak takut tuh- udah gelap begini masih jualan?" Gilang sambil menyomot satu buah roti rasa coklat sambil komat-kamit mengajak sang yang punya warung ngobrol- kebetulan yang sangat unik, yang jual cantik.
Gak tau tuh, ngobrol karena bosen- atau modus?
Tapi untiknya, Teteh penjual hanya tersenyum, "Senyum aja teh, ini roti kalah manis sama teteh entar!" Gilang sambil meledek.
"Ah si aa- bisa aja!"
Rezi mengedus sambil menimpuk temannya itu pakai kulit kacang, "Apaansi lo- ganggu aja dah, zi! Ngiri mah bilang boss!" kata Gilang sambil menipuk balik kearahnya dan langsung menatap teteh penjual kembali sambil tersenyum, "Maklum ya teh, temen saya ini jomblo- jadi suka gabisa tuh liat yang uwu-uwu"
"Bacot!" Kata Rezi sambil mengambil sebungkus coklat kemasan bergambar supermen rasa almon dan satu buah roti dan menaruh uang dimeja, "Udah belom? Kalo masih mau modus- gue tinggal pulang nih!" tegasnya.
Gilang kelagapan sambil mengambil uang terburu-buru, "Buru-buru amatsih, sabar ihhh- jangan tinggalin gitu napa weh!"
"Teh ini uangnya, makasih banyak ya teteh cantik" Gilang sambil menaruh uang dan mengikuti Rezi yang sudah meninggalkannya jauh disana.
Gilang sambil berlari dan teriak-teriak menghampiri temannya itu, "Lo kenapasih? Kan tetehnya cakep- siapa tau pulang lo bawa cemceman gitu?" katanya sambil mensejajarkan langkah kaki mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 Line
Teen FictionKatanya sih KKN tuh kuliah kerja ngebaper, tapi baper beneran gak ya? ©Indomeiseleraku.