"Untuk apa aku ada kalau tidak bisa membuat hidupku berwarna? -Pramudia Anjani Putri"
. . .
"Jan?" Sapaan terdengar ditelinga gadis tersebut dengan memiliki suara bariton yang tidak asing buatnya, membuat ia menoleh dan mencari sumber suara tersebut.
Anjani menatapnya heran, "Kenapa?" sambil memerjap matanya bingung- bingung karena baru kali ini dirinya disapa olehnya, biasanya sih dirinya lah yang suka menyapa orang-orang.
Ada-ada aja, orang nyapa aja dipikirin.
"Lo sendirian?" tanya pemuda itu ke Anjani yang masih terdiam disana.
Anjani menunjuk dirinya, "Gue?"
Pemuda itu mengangguk, lalu Anjani menoleh kekiri dan kekanan mencari sosok teman-temannya namun nihil. Sepertinya ia terlalu banyak melamun karena terlalu fokus menontoni boyband -nya desa suka maju.
"Bareng sama temen gue lah, yakali proker ginian gue doang yang diajak sendiri sama pak yuda- kan gamungkin?"
"Ya iyasih, Ohiya- lo mau ikut gue gak?"
Anjani bingung, "Ikut kemana?" sambil menghampiri dirinya yang tengah terduduk dipinggiran tembok bersama dua temannya.
Pemuda itu menunjuk kesesuatu tempat, "Kesitu- kita makan bakso"
Anjani senengnya bukan main, siang-siang diajakin makan bakso. Tapi, ia mau ikut tapi jadi mikir karena tujuannya kemari itu kerja, bukan makan bakso.
Tapi kesenangannya berunjung ketawa melihat nama dari penjual baksonya, "APAAN BILA ANDA KANGEN SAYA OBATNYA? HAHAHAHA KOCAK ANJIR" sambil terduduk lemas karena tertawa, "Aduh abangnya ada-ada aja dah"
Brian menariknya berdiri, "Letoy amat kayak bayem gitu doang ketawa"
Selang ia tertawa, ia kembali berpikir mengingat teman-temannya yang sedang berkerja susah payah, sedangkan dirinya malah disini, "E-h tapi tar kalo gue dibilang gak solid sama temen gue gimana, bri?" jawab Anjani penuh keraguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 Line
Teen FictionKatanya sih KKN tuh kuliah kerja ngebaper, tapi baper beneran gak ya? ©Indomeiseleraku.