Mulai Terungkap

1.2K 183 74
                                    

“semakin diperhatikan, semakin membuat gusar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

semakin diperhatikan, semakin membuat gusar.  —Adira Tasya Cantikka


"Gila ya— Parhan kalau diperhatiin lama-lama kayak jingle iklan yang begini... mana sempat keburu meninggal" celetuk Anjani

"bukan meninggal onyon.. Yang bener tuh, gini..mana sempat keburu terlambat ow ow" protes Vanya geram sama temannya satu ini.

Anjani hanya bisa senyum-senyum melihat tingkah temannya yang sedang geram karenanya.

"ya maaf bosqu"

"GAK" pekik Vanya sambil meninggalkan gadis itu sendirian disana.

"eh— kok Gue ditinggal sih, ih ikutt!" Rengek Anjani sambil mengikuti Vanya dari belakang.

"Kenapasih?" tanya Abi selepas keluar dari kamarnya mendengar kegaduhan dari arah belakang kontrakan, Anjani menunjuk Vanya dengan dagunya sambil menunjukan wajah memelasnya.

Berharap, dialem sama ketua.

Tapi gatau deh beneran dialem apa enggak.

Abi menepuk jidatnya, "Astaga... Gue kira Lo abis kenapa gitu, taunya cuma begitu?"

Anjani cuma bisa menghela nafas sambil misuh-misuh didalam hati, rasanya pengem tak hiiiiikkk.

Tapi enggak bisa, yang ada galakan dia daripada Anjani.

Takuuut sama bapak ketua mah, soalnya selain kayak kulkas berjalan yang kadang suka ada sisi humornya tapi lebih mendominasi kakunya.

Bukan pilihan yang pas emang kalau mengadu sama pak ketua, mending juga ngadunya sama Ajeng— bakal dialemin.

"Lo tau lagu Halu-nya Febri kan? Yang liriknya begini...." tanya Vanya tiba-tiba kehadapan kedua temannya ini.

"senyumanmuuu yang indah bagaikan candu,
Ingin terus ku lihat walau dari jauuh,
Kadang aku pun sadari,
Semua hanya mimpiku dan berkhayalahkan,
Bisa bersamamuuuu"

Anjani yang mau ketawa jadi mendadak serius, dalam hati pengen julid— hih maneh pake nyanyi. Tapi keburu keduluan pertanyaan dari Abi.

Abi menaikan alisnya sebelah, "kenapa?"

Vanya menggeleng dan menghela nafasnya, disebelahnya Anjani hanya melihatnya dengan tatapan heran— heran aja, bisa-bisanya seorang Vanya mendadak sendu, melow, kesenja-senjaan kayak begini.

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang