Niatnya membahas

2.6K 348 25
                                    

“Karena rasa nyaman itu hadir dari obrolan-obrolan yang ngaco —Fahrezi Bima Laksana”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena rasa nyaman itu hadir dari obrolan-obrolan yang ngacoFahrezi Bima Laksana

Rezi tengah melihat teman-teman KKNnya yang kini sedang berkumpul disamping Auditorium kampus tercinta

Pikirnya kayaknya ada yang kurang, tapi apa dia keliru?

Jarinya tidak berhenti menghitung satu, dua, sampai empat belas. "loh kok kurang satu ya?"

Setelah mencoba berhitung sampai sebanyak tiga kali, ia baru sadar...

Dirinya sendiri enggak dihitung, biarin orang ganteng bebas

"Rez, kita mau ngapain sih disini? Bukannya minggu lalu udah ngobrol sama Pak Taeil?" Tanya Ajeng yang sedang merebahkan dirinya dipinggiran tembok Audit.

Rezi hanya bergedik tidak tahu, "coba gih tanya sama Abi tuh" sambil menujuk sang yang punya nama dengan gerak bibirnya

"Males ah" Ucap Ajeng sambil meninggalkan Rezi yang tengah duduk 5 langkah dari Vanya.

"Ajeng kenapa, Rez?"

Rezi mengedikan bahunya tidak tahu, "tanya aja sendiri sama orangnya, Bi"

setelah kurang lebih 15 menit mereka semua berleha-leha, akhirnya Abi menyuruh mereka untuk kumpul dan membahas program yang akan mereka jalankan sesuai dengan jobdesk masing-masing orang.

"Jadi Gue sama Rezi semalem udah ngebahas ini di whatsapp, buat gerakan kita nanti di Desa. Kalau sekiranya Lo pada kurang setuju, bilang aja disini!"

Abi memberikan kertas berisikan hal-hal yang ia bahas bersama Rezi semalam, masing-masing anak sedang membaca satu-persatu sambil dipahami apakah masuk atau tidak pada desa yang nantinya menjadi sasaran mereka.

"Abi!"

"Apa, Umi?"

"Apasih- Lo mau Gue tonjok ya?" Ajeng sambil menunjukan gengaman yang siap mendarat kewajah Abi, yang lainnya cuma ketawa-ketawa liat tingkah Abi.

Mereka kira Abi galak, ternyata sama buaya-nya sama yang lain. Tapi, mata ia hanya tertarik dengan satu nama yaitu Ajeng

"Jangan galak-galak, Jeng. Awas naksir" celetuk Gilang

Ajeng mengeleng-geleng, "serius atuh- Gue mau nanya kenapa Lo mandir kesana-sini sih!"

"Iya, Aku juga serius sama kamu, Jeng" senyum Abi tercetak pada wajahnya sambil menatap Ajeng. Ajeng yang diperlakukan seperti itu hanya merasakan merinding disko seperti ada hantu yang merasuki ketua-nya si Abi.

"Yaallah Apa salah hamba"

"yaudah apa Jeng?"

"Gue mau nanya soal anggaran, mau dikeluarin gimana per-hariannya?"

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang