Penghapus pensil

650 81 15
                                    

"Aku ingin buat kamu, tertawa bersamaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin buat kamu, tertawa bersamaku. Karena kata mereka, tertawa bisa bikin sayang. Tapi, apa yang terjadi, liat tawamu ku yang menjadi- sayang padamu~" Ezra si ganteng yang lagi nyanyi

. . .

 Selang dua hari berlalu, Anjani masih terdiam tanpa satu katapun. Ia hanya termenung dan mengurung senyum manisnya itu sejak sepulang dari rapat panitia lalu.
 

Ntah apa yang terjadi, rasa-rasanya seperti hari-hari begitu berat telah menimpanya.

Bahkan, teman-temannya pun bingung harus berbuat apa. Mereka hanya menatapnya penuh rasa iba dan bertanya-tanya sambil memikirkan bagaimana cara menghadirkan senyum manis yang indah seperti biasanya di wajah Anjani.

Anjani yang masih terdiam di depan balkon kontrakan hanya bisa menghela nafasnya panjang sambil memperhatikan ibu-ibu yang tengah merapihkan bakul hasil panen padi.

Sambil memangku wajahnya dengan kedua tangannya yang menyentuh tembok pembatas balkon, ia perlahan-lahan mulai merenungi kejadian itu dan juga perasaannya. 

Ternyata benar, kan?

pertemanan diantara perempuan dan laki-laki itu tidak mudah, bukan? 

Awalnya dirinya tidak akan berfikir untuk menjadi seperti apa yang terjadi saat ini, dirinya hanya tau fakta bahwa lelaki itu baik dan selalu membuatnya merasa senang dan aman.

Sampai dirinya menyadari bahwa, rasa tak senang dan gelisah—ketika apa yang seharusnya tidak seperti itu malah menjadi seolah-olah hal itu yang wajar menurutnya.

Hatinya semakin hari kian mempertanyakan semua tindakan demi tindakan yang telah ia rasakan dan ia lalui bersama.

"Ini gak bener! Gue itu gak suka sama dia, plis gak usah kayak giniii" Anjani sambil menarik-narik rambutnya.

Benar, dirinya masih denial terhadap apa kata hatinya.

"Seharusnya gue seneng dong, kalo liat dia bisa suka sama orang? Gue gak ada hak dong kayak gini?"

Anjani terus-menerus mengoceh sendirian seperti dunia seakan-akan putaran rotasinya ada di kepalanya itu.

Sambil menggelengkan kepalanya, "Gak! Masa iya sih Gue kena friendzone? Gak mungkin omongan ezra tempo lalu bener?"

Kekeh, terus kekeh.

Tanpa ia sadari, sedari tadi ada yang sedang memperhatikannya.

Nanti Kita Cerita KKN ft. 96 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang