💚62. -Kamulah Takdirku- 💚

41.7K 2.3K 1.3K
                                    

Buat apalah susah cari kesana kesini
Sudah didepan mata kamulah takdirku
Tuhan ciptakan aku
Tuhan ciptakan kamu
Kita berdua diizinkan bersama dan bersatu
Selamanya

-Raffi & Nagita-

[TOLONG NANTI BACA AUTHOR-NOTE SAMPAI SELESAI YA!]

[TOLONG NANTI BACA AUTHOR-NOTE SAMPAI SELESAI YA!]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

62. Kamulah Takdirku

"Hoaaaamm!"

"Tutup mulutnya kalau ngantuk!" tegur Adan.

"Mas, gimana kalau tiba-tiba kita gak jodoh?" tanya Cinta tiba-tiba.

Adan yang sedang menyender dengan nyaman di kursi pesawat menyerit, ketika mendengar pertanyaan yang baru dilontarkan gadis di sebelahnya itu.

"Mas jawab dong!" desak Cinta saat Adan hanya terdiam.

"Kenapa kamu tiba-tiba nanya kayak gitu?" tanya Adan, balik.

Cinta menggaruk rambutnya. "Nanya aja sih. Kan banyak tu yang pacaran bertahun-tahun, tapi rupanya gak berjodoh," jawab Cinta.

Adan menatap dalam ke arah Cinta. "Kalau misalkan kita gak jodoh ... ya kita gak nikah. Gitu aja kok repot?!"

"Ihs!" Cinta memukul lengan Adan. "Serius dong, Mas!"

"Iya Mas serius. Kamu kenapa harus mikirin yang gak perlu kamu pikirin. Jodoh itu ada di tangan Allah. Kita sebagai hamba-Nya tinggal ngejalanin takdir dari Allah," jawab Adan. "Kalau memang kita gak jodoh, ya udah. Terima aja, itu udah takdir."

Cinta menatap Adan dengan mata memicing, lalu menggelengkan kepala. "Mas kok kayak enteng banget ngomong kayak gitu. Iya Cinta tau, kalau Cinta masih kekanak-kanakan. Cinta gak pantes buat berjodoh sama Mas. Tapi apa Mas gak pernah kepikiran mau nikah sama Cinta? Apa Mas pernah mikirin itu?"

"Kamu ngomong apasih! Udah diem! Mas ngantuk!" ujar Adan sebal. Laki-laki itu lalu menutupi matanya dengan tangan.

Cinta menghela nafas kasar, lalu menoleh ke arah jendela. Menikmati awan-awan.

"Kamu tau? Dulu Mas pernah berpikir, kalau Mas gak berjodoh sama kamu, Mas gak akan pernah mau nikah," celetuk Adan masih dengan posisi yang sama.

Cinta menoleh. Menatap Adan yang masih terpejam.

"Terus?" tanya Cinta.

Adan menurunkan tangan, dan membuka matanya. Ia menoleh ke arah Cinta.

"Tapi rupanya pikiran Mas salah. Mas harusnya gak boleh berpikir kayak gitu. Jodoh, maut, dan rezeki itu udah ditentukan, dan kita gak boleh nentang," ujar Adan.

"Jadi gimana kalau rupanya kita gak jodoh?" tanya Cinta, pelan.

Adan tersenyum sambil mengusap surai rambut gadis kesayangannya itu. Ia sendiri heran, kenapa ia bisa sesayang ini sama Cinta?

Galak Kamu, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang