💚53. -Kedewasaan dalam Hubungan- 💚

23K 2.2K 210
                                    

⚠WARNING⚠

Baca Part ini pelan-pelan aja ya, jangan buru-buru!😅
Kalau perlu, bacanya pake intonasi nada, biar lebih menjiwai😝

Aseeek!!😂

Aseeek!!😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

53. Kedewasaan dalam Hubungan

"Astagfirullah"

Adan langsung terlonjak kaget, saat melihat seseorang berdiri di depan pintu kamarnya sambil tersenyum lebar.

"Kamu ngapain?" tanya Adan.

"Mas mau ke mana?" Lihat! Gadis itu malah balik bertanya.

"Ya mau kerja lah," jawab Adan lugas.

"Gak usah kerja deh Mas! Temenin Cinta jalan-jalan aja," pinta Cinta dengan mata yang dikedip-kedipkan.

Adan menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu juga hari ini sekolah kan?"

"Gimana kalau hari ini kita bolos aja Mas," saran Cinta.

"Maksud kamu?" tanya Adan tak mengerti.

"Mas bolos kerja, Cinta bolos sekolah," jawab Cinta.

Adan langsung mengapit kepala Cinta di ketiaknya dan menggiring Cinta menuruni tangga.

"Bolas bolos! Kamu itu jangan keseringan bolos," omel Adan.

"Lepas ikh Mas! Seksekh!" pinta Cinta.

Adan langsung melepaskan apitannya, dan merangkul gadis nakalnya itu.

"Ayo dong Mas! Jalan-jalan!"

"Besok hari apa?" tanya Adan.

"Minggu," jawab Cinta cepat.

"Nah Yaudah, besok aja," ujar Adan.

Cinta menghentak-hentakan kakinya, kesal.

"Cinta mau sekarang, Mas!"

Adan menatap Cinta tajam. "GAK!"

Cinta mengerucutkan bibirnya saat mendengar kalimat sialan itu keluar dari bibir Adan. Adan pun langsung melepas rangkulannya, dan berjalan menuju meja makan.

Please Mas, hari ini aja.

Cinta menghela nafas kasar, lalu mengikuti Adan.

"Sini makan dulu sayang!" ajak sang Mama.

Cinta hanya menjawab dengan anggukan, dan langsung duduk di sebelah Adan. Semua orang sarapan pagi dengan khidmat.

"Pa!" panggil Cinta saat dirinya telah selesai makan.

Sang Papa yang sedang mengelap mulutnya dengan tisu, lalu menoleh ke arah calon menantunya itu.

"Kenapa Cin?" tanya sang Papa.

Galak Kamu, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang