Death Live

249 30 2
                                    


__________



Rei seorang jenius. Ya benar adanya, tidak ada yang menyangkal itu.

Tapi, Rei tidak pernah menunjukkan kejeniusannya. Dia terlalu malas untuk mengerjakan segala tugas dari Dosen, atau setidaknya mendengarkan Pelajaran yang tengah berlangsung.

Ya, kejeniusannya terbuang sia-sia.

Tapi saat dia benar-benar mau, dia akan melakukan segala hal dengan memanfaatkan otak jeniusnya sampai terkuras habis.

Hanya saja, dia tidak memiliki banyak keinginan.

Perjalannya pulang ke Rumah cukup lama dari biasanya. Dia bukan anak manja yang akan dijemput Orang tua menggunakan Mobil. Dia cukup kaya untuk hal materi. Tapi, sejak kecil dia sudah diajarkan untuk mandiri. Makanya dia saat ini berjalan kaki ke Rumahnya.

Tapi sebenarnya alasan perjalanan itu agak lama, dikarenakan Rei yang sepanjang jalan membeli banyak makanan yang dilihatnya. Hingga perjalanan itu sedikit terhambat. Rei memiliki sedikit kelemahan terhadap makanan. Hampir semua hal yang bernama makanan, akan dengan senang hati dia nikmati. Masih menjadi keajaiban tubuhnya tetap sempurna dengan semua kalori yang masuk.

Saat akan menyebrang, seseorang menarik tangannya secara kasar sampai ke pinggir jalan. Rei akan mengira diselamatkan karena akan tertabrak Mobil seperti di adegan televisi, tapi Rei berubah pikiran saat melihat yang menariknya adalah seseorang berpakaian serba hitam. Dia bagaimanapun akan melawan, Rei setidaknya menguasai seni bela diri Ju-jitsu.

Saat akan melakukan tendangan, Pria itu memegangi dadanya kemudian terjatuh ke beton dingin.

Rei melihat dengan mata terbelalak. Dengan ragu-ragu, dia menekan nadi di pergelangan tangan si Pria. Dan betapa kagetnya dia saat merasakan aliran nadi itu sudah tidak ada.

Rei terdiam kaku. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia melihat kematian secara langsung. Dan ini membuatnya sangat syok.

Beberapa orang di sekitar mulai mengerumuni Pria itu, mereka memeriksa detak jantung dan pernafasan si Pria.

"Kira!"

Teriakan itu menyadarkan lamunan Rei.

Ya, sudah jelas pasti Kira pelakunya. Tapi kenapa Kira membunuh Pria ini? Bukankah dia hanya menarik Rei saja? Bukan sampai membunuhnya?

Rei berjengit kaget saat salah satu warga berteriak tentang si Pria yang membawa pisau. Ditambah ada noda darah yang hampir kering disana, Kira pasti tahu kalau Pria itu baru saja membunuh seseorang.

Ah...

Pantas saja.

Rei kemudian menyadari sesuatu. Jika pembunuhan terjadi di dekatnya, apakah mungkin Kira ada di sekitar sini?

Pemikiran itu membuatnya bangun lalu mengedarkan pandangannya. Mencoba mencari sesuatu yang sekiranya mencurigakan.

Tapi dia tidak menemukan apapun. Hanya ada banyak orang yang berlalu lalang, akan sulit menemukan sesutu hal yang aneh. Ditambah keadaan bising Kota yang memekakkan telinga.

Kejadian ini kembali membuatnya berpikir.

Bagaimana Kira membunuh tidak secara langsung?

Mungkin dia dapat membunuh hanya dengan memikirkannya. Jika memang begitu, Kira akan sulit dihentikan. Bagaimanapun hal itu pasti ada hubungannya dengan Supranatural. Membunuh dengan cara tidak wajar pasti selalu ada hubungannya dengan Tuhan.

Rei meringis saat menyimpulkan itu. Apakah Kira itu sebenarnya Tuhan? Dia berpura-pura menjadi manusia untuk memberikan kiamat yang mematikan? Tapi yang dibunuh oleh Kira hanyalah para Kriminal. Jika Tuhan ingin memberikan kiamat, maka dia akan membunuh semua orang tanpa memandang status mereka.

Another Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang