________________
"Kau yakin ingin membiarkannya?"
Light melirik malas kearah Shinigami yang tengah melayang di sampingnya. Memberikan kode tidak dapat bicara di tempat umum. Dia masih heran dengan ketidakpekaan Ryuk terhadap lingkungan sekitar yang masih ramai. Light tidak ingin dianggap gila karena berbicara sendiri.
"Ah benar, kau tidak bisa bicara. Baiklah biar aku saja yang bicara. Aku tidak begitu yakin dengannya, bagaimana jika dia membongkar identitas mu pada orang lain? Jika begitu maka kesenanganku akan berakhir. Kau sungguh ceroboh, hyuk."
Light mendelik saat mendengar itu. Dia sangat tahu apa akibat dari tindakannya, bahkan tanpa peringatan dari Shinigami tersebut.
Tapi mau tidak mau Light harus memikirkan kata terakhir Ryuk. Apakah tindakan tadi adalah kecerobohan? Apakah keputusan itu akan memberikan bencana pada di kemudian hari? Apakah kegiatannya akan berakhir karena tindakannya tadi? Begitu banyak pertanyaan dan Light tidak memiliki jawabannya.
Sepanjang hidupnya, Light tidak pernah peduli pada orang lain selain Keluarganya. Kepeduliannya hanya untuk orang dipercaya olehnya. Dan lagi sangat sulit untuk dapat mempercayai orang asing. Orang lain akan mengumbar kebohongan dan memanfaatkan jika itu untuk keuntungannya. Menemukan seseorang yang benar-benar tulus seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Sangat sulit dan dengan tingkat keberhasilan rendah.
Meskipun Light peduli pada Keluarganya, tapi dia tidak sepenuhnya mempercayai mereka. Hubungan darah tidak akan menjadi penghalang mereka untuk mengkhianati Light. Tidak ada yang benar-benar mengerti dirinya. Orang-orang akan terus menyanjung namanya, memberikan pujian untuk keberhasilannya. Tapi tak ada yang bertanya bagaimana keadaannya.
Kepercayaan juga merupakan hal lemah yang dapat dimanfaatkan seseorang. Kepercayaan juga dapat dipatahkan saat orang itu mengkhianatinya. Begitu banyak resiko dari sebuah kata itu. Yang pasti, kepercayaan cepat atau lambat akan membunuhmu.
Maka dari itu Light tidak pernah mempercayai siapapun.
Tapi sekarang, dengan tindakan cerobohnya, dia akan membiarkan nasibnya digantung oleh pemuda yang bahkan baru dikenalnya? Apakah Light benar-benar sudah gila? Menyia-nyiakan hidup berharganya hanya untuk pemuda itu?
Mengapa sangat sulit untuk menjawab pertanyaan itu?
Mungkin waktu bisa menjawab semuanya.
Tapi satu pertanyaan yang paling penting.
Mengapa Light peduli pada Rei?
Meskipun tidak benar-benar mengakuinya, dia sadar kalau tindakannya tadi adalah bentuk kepedulian Light pada Rei. Tapi mengapa Light harus peduli? Mereka kenal baru beberapa hari, bertemu pun hanya disaat tertentu saja. Apa yang menyebabkan Light peduli?
Ataukah karena Rei tidak pernah mengomentari hidupnya?
Memang benar, sepanjang perkenalan mereka, Rei tidak pernah menanyakan apapun tentang Kira. Dia tidak pernah menanyakan apa motif sebenarnya Light.
Apakah Light tidak merasa bersalah?
Apakah Light tidak peduli pada Keluarga orang yang telah dibunuhnya?
Apakah moral Kira itu menjijikkan?
Tidak.
Rei tidak pernah menanyakan semua itu.
Rei tidak diragukan lagi adalah seseorang yang sangat suka keramaian. Sifat itu juga ditambahkan dengan keingintahuan yang tinggi. Beberapa kali Rei menanyakan hal sepele. Seperti, apa merek shampo Light? Apa pelajaran favoritnya? Apa makanan kesukaannya? Apa Film kesukaannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Way [✓]
FanfictionDia hanya Pemuda biasa dengan selera humor rendahan. Hampir semua hal sepele dapat ditertawakan olehnya. Hingga dia tidak pernah tau harus tertawa atau menangis saat tertarik pada seorang pembunuh yang bersembunyi dalam kedok keadilan. Spoiler untuk...