Growing Feelings

94 17 2
                                    

______________














Hikaru menatap intens Remaja yang tidak sadarkan diri itu. Dengan hati-hati, Pria itu mengusap rambutnya yang kini lembab karena keringat. Tangannya lalu turun pada pipi tirus Remaja itu. Hikaru mengusapnya dengan lembut dan sangat hati-hati seolah dia tengah menyentuh sebuah kaca.

Kaca yang terlihat cantik dan begitu rapuh.

Berapa kali pun Hikaru menatap Pemuda yang terbaring itu, dia tetap tidak merasa bosan. Seolah wajah porselen itu memiliki sebuah mantra yang membuat siapapun tidak akan puas saat memandang.

Senyum kecil muncul di wajahnya saat melihat Remaja yang terbaring menggumamkan sesuatu dalam tidurnya. Tidak, lebih tepatnya Remaja itu tengah pingsan karena syok berat.

Semuanya berawal dari Hikaru yang akan kembali ke Rumah Sakit setelah menemui Keluarga pasiennya. Dia tidak menggunakan mobil karena jaraknya yang tidak terlalu jauh. Untuk menyingkat waktu, dia menggunakan jalan pintas yang jarang dilalui orang karena rumornya.

Saat akan melewati gang, suara tembakan yang tidak terlalu jauh terdengar. Ada kemungkinan kalau itu adalah preman yang sedang berkelahi, tapi tidak ada suara tembakan lain.

Menimbang sejenak, Hikaru memantapkan hati dan masuk kedalam gang. Dia sengaja tidak memanggil Polisi karena tidak mau menambah keributan. Hikaru masih memiliki banyak kesibukan daripada harus meladeni interogasi Polisi.

Saat beberapa langkah lagi, suara tembakan lain terdengar. Hikaru semakin mempercepat langkahnya dan berbelok menuju asal suara.

Sebagai seorang Dokter profesional, Hikaru dapat menahan refleks muntah saat melihat banyak darah yang melumuri tubuh orang-orang disana. Di ujung gang terlihat mayat yang sudah kaku, seorang Pria berlumuran darah hampir seluruh tubuhnya. Mayat kedua adalah seorang Wanita yang darahnya lebih banyak di bagian kepala. Melihat dari darahnya yang masih segar, Wanita itu adalah korban tembakan tadi.

Terakhir ada seseorang yang memunggunginya. Diantara semuanya, orang itu adalah yang paling normal. Tidak ada kerusakan apapun di tubuhnya, pakaiannya masih bersih dan utuh.

Hal yang mencolok darinya adalah tubuhnya yang bergetar dan tangannya yang memegang pistol.

Kemungkinan besar kalau orang itu adalah yang membunuh keduanya.

Melihat orang itu akan jatuh, Hikaru melesat mendekatinya dan menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Netra Hikaru langsung mengarah pada wajah Pria itu.

Hikaru membeku.

Sesuatu telah menarik hatinya.

Pria itu masih sangat muda. Wajahnya sangat menawan. Tapi, bukan itu yang menjadi perhatian utamanya.

Matanya...

Matanya yang berwarna coklat.

Hikaru sering melihat warna mata coklat pada orang lain, tapi mata orang ini berbeda. Terdapat kekosongan disana, tapi terselip kecerdasan dan pengetahuan yang luas.

Untuk pertama kalinya, Hikaru merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Beberapa kali Hikaru sudah jatuh cinta. Tapi ini pertama kalinya dia langsung jatuh cinta hanya dengan memandang matanya. Mata Pemuda ini berhasil menarik hatinya yang selama ini selalu tertutup karena dendam dan amarah.

Semenjak Adiknya dibunuh, Hikaru menutup hatinya dan memfokuskan diri pada balas dendamnya.

Tapi setelah bertemu dengan anak ini, bolehkah Hikaru berharap akan kehidupan lainnya?

Another Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang