______________
Setelah meyakinkan Hikaru berkali-kali, akhirnya Pria itu mengizinkannya untuk pulang ke rumahnya. Keadaan mentalnya sudah membaik dan suara-suara itu juga tidak muncul lagi.
Saat Ponselnya kembali hidup, berandanya langsung dipenuhi oleh pesan dan panggilan suara yang tidak terjawab. Kebanyakan dari Ayahnya, Rei, dan nomor yang tidak dikenal—kemungkinan besar L.
Pesan yang dikirimkan mereka hampir sama. Menanyakan keberadaannya dan keadaannya. Kecuali dengan Rei yang hanya menulis pesan sampah tentang Light yang tidak menelponnya akhir-akhir ini. Pemuda itu tidak tahu kalau selama ini Light menghilang.
Light sudah menghilang lima hari penuh, dan di hari keenam dia akan pulang ke rumahnya. Mereka pasti berpikir macam-macam dan berusaha untuk mencarinya.
Saat Light kembali ke markas, dia langsung diserbu oleh banyak pertanyaan. Meskipun sangat jengkel, dia berusaha untuk bersikap normal.
Cukup mudah untuk meyakinkan yang lain. Aku diculik saat membeli kue untuk Ryuzaki. Mereka menutup mataku, makanya aku tidak tahu wajah mereka. Mereka menanyakan tentang Kasus Kira, tapi aku tetap tutup mulut. Mereka tidak melepasku sampai kemarin, aku ditinggalkan di gudang dan berusaha untuk melepaskan diri. Saat berhasil, gudang itu sudah kosong dan tidak ada penghuninya.
Ayahnya dan Detektif lain hanya mengajukan pertanyaan kecil, setelah itu mereka tidak bertanya lagi.
Berbeda dengan L. Detektif itu pasti sangat curiga dengan alasan konyolnya itu. L mengintrogasinya secara pribadi. Mengajukan banyak pertanyaan rumit dan sulit untuk menjawab itu jika Light bukan seorang anak jenius.
Baru setelah perdebatan panjang, L membiarkannya pergi. Meskipun tahu L masih curiga, Light tetap bersyukur tidak ditanyai lagi.
Light saat ini tengah di kamarnya. Waktu yang dihabiskan diluar tidak terlalu lama, tapi dia tetap merindukan kamarnya. Mengotak-atik ponselnya sejenak, Light menelpon balik Rei.
Nada suara terus terdengar. 15 detik berlalu dan Rei masih belum menjawab panggilannya. Light mengerutkan keningnya, heran dengan perilaku tidak biasa lelaki bersurai merah itu. Light mencobanya sekali lagi dan hasilnya tetap sama.
Baru kali ini Rei tidak menjawab teleponnya. Biasanya lelaki yang lebih tua akan langsung mengangkat telponnya. Mungkin Rei sedang sibuk? Ya, orang itu pasti akan menelponnya balik nanti.
Untuk menghabiskan waktu, Light bertukar pesan dengan Hikaru. Meskipun Dokter itu sibuk, pesannya masih dibalas dengan cepat. Light tersenyum kecil mendapatkan perhatian dari Hikaru. Dia membalas dengan mengatakan keadaannya yang sudah baik-baik saja.
Light sudah bertekad untuk tidak membuat Hikaru khawatir lagi.
Saat percakapan mereka selesai, Light melirik arlojinya. 10 menit telah berlalu dan masih belum ada telpon dari Rei.
Light merengut kesal dan hendak kembali menelpon, tapi terhenti saat menyadari sesuatu.
Kenapa aku seperti ingin mendapatkan telpon Rei?!
Itu mustahil. Otaknya mungkin belum bekerja sepenuhnya. Tidak mungkin Light mengharapkan telpon dari Rei. Lagipula pemuda berusia 19 tahun itu pasti memiliki lebih banyak kesibukan daripada meladeni dirinya, kan?
Dengan kekesalan yang tidak dapat dijelaskan, Light membuang ponselnya ke ranjang samping dan memutuskan untuk tidur.
___________
2 hari kemudian Light mendapatkan jawaban dari Rei. Bukan dalam bentuk telpon, tapi sebuah pesan singkat.
Datanglah ke rumahku sore ini. Aku tunggu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Way [✓]
FanfictionDia hanya Pemuda biasa dengan selera humor rendahan. Hampir semua hal sepele dapat ditertawakan olehnya. Hingga dia tidak pernah tau harus tertawa atau menangis saat tertarik pada seorang pembunuh yang bersembunyi dalam kedok keadilan. Spoiler untuk...