_____________"Aku punya rencana untuk menjebak Mikami."
"Ya? Aku mendengarkan..."
Setelah pertemuan di cafe itu, L dan Light sepakat untuk melanjutkan pembicaraan di markas. Rei sempat merajuk, terjadi perdebatan yang cukup lama hingga akhirnya Rei menyerah dan membiarkan Light pergi.
"Light-kun akan berpura-pura menjadi Kira Pertama dan menjebak Mikami untuk mengakuinya, jika ternyata Mikami bukan Kira, maka dia tak akan terpancing. Hanya saja, aku tidak tahu bagaimana agar Mikami percaya kalau Light-kun adalah Kira yang asli."
Light terdiam sejenak. Tangannya mengepal dan hatinya bergemuruh. Dia tidak boleh mundur sekarang, hal ini akan mengantarkannya pada tujuan akhir. Light tidak boleh ragu dan berakhir dengan penyesalan.
"Aku...punya satu cara. Tapi....aku akan membantumu jika kau mau menerima satu syaratku."
L menatapnya kebingungan. "Kurasa Light-kun tidak memiliki wewenang untuk mengajukan syarat saat ini."
"Kalau begitu....anggap ini permintaanku."
Tak akan mudah membujuk L, tapi Light tetap berusaha agar rencana ini berhasil.
"Baiklah, apa permintaannya?"
Light menahan lalu menghembuskan nafasnya. "Setelah Mikami tertangkap, segera eksekusi aku."
Bola mata yang biasanya kosong itu kini dipenuhi keterkejutan. Meskipun mencoba menyembunyikan ekspresi, untuk pertama kalinya Light dapat dengan mudah membaca ekspresi L.
"Apa Light-kun baru saja mengaku?"
"Ya."
"Rencana apa yang dipikirkan Light-kun dengan membiarkannya tertangkap?"
"Tidak ada. Aku janji tidak ada rencana apapun. Setelah Mikami terbukti sebagai Kira Kedua, aku menyerahkan diri padamu."
L tidak langsung menjawab. Bola matanya kemudian tertutup lalu menatap Light dengan pandangan yang tak dapat diartikan.
"Jelaskan detailnya."
_____________
Mikami menatap laptopnya dengan pandangan kosong. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaan dan tengah beristirahat. Setelah dia mengistirahatkan tubuh selama beberapa menit, dia akan kembali pada tugas utamanya.
Saat Mikami akan mengambil Death Note nya, teleponnya berbunyi tanda pesan masuk. Dia membuka kunci layar, sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk ke kontaknya. Karena takut dari orang penting, Mikami membuka pesannya.
Jantungnya hampir berhenti berdetak saat melihat isi pesan. Matanya membola dan tangannya bergetar tak dapat ditahan.
Isi pesan itu adalah foto. Lebih tepatnya foto tulisan tangan yang ia tunjukkan untuk Kira. Satu-satunya yang mendapatkan itu hanyalah Kira sendiri. Maka, itu berarti-
Pesan masuk lagi.
Temui aku di hotel Kairo, nomor kamar 12.
Tuhan...
Apakah Tuhan sudah mengakuinya? Apakah Tuhan sudah mempercayainya untuk memperlihatkan wajahnya? Setelah sekian lama, akhirnya Kira mau bertemu dengannya.
Tanpa berpikir panjang lagi, Mikami bersiap dan segera meninggalkan rumahnya menuju Hotel yang ditunjukkan.
______________
Light duduk dengan tidak nyaman. Meskipun ranjang itu sangat empuk, tetap saja terasa sangat tidak nyaman.
Dengan antisipasi akan segala hal, Light menunggu Mikami di hotel yang ditentukan. Berbagai kamera dan penyadap suara sudah disembunyikan di seluruh ruangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Way [✓]
FanfictionDia hanya Pemuda biasa dengan selera humor rendahan. Hampir semua hal sepele dapat ditertawakan olehnya. Hingga dia tidak pernah tau harus tertawa atau menangis saat tertarik pada seorang pembunuh yang bersembunyi dalam kedok keadilan. Spoiler untuk...