Blood on Hand

89 17 1
                                    

____________

Dalam perjalanan pulang, Light terus memikirkan kejadian tadi siang. Ryuk mengatakan kalau Kira Kedua ada di Cafe yang di datanginya tadi. Mungkinkah itu benar? Atau Ryuk hanya sedang bercanda?

Apapun itu, Light harus menahan diri untuk bertanya pada Ryuk. Meskipun tidak ada siapapun disana, Light tetap tidak ingin mengambil resiko berbicara dengan Shinigami diluar rumahnya.

Setelah sampai di rumah, Light ke dapur untuk mengambil beberapa apel. Semenjak bekerjasama dengan L, Light tidak lagi membeli apel diluar. Maka dari itu dia hanya bisa mengandalkan Ibunya.

Light naik keatas untuk ke Kamarnya. Ryuk mengikuti dari belakang, matanya tidak pernah lepas dari apel yang ada di tangan Light.

Setelah Light mengunci pintu, dia berjalan menuju ranjangnya dan duduk disana. Tatapannya menghujani Ryuk seperti ribuan jarum. Shinigami itu sebenarnya agak terintimidasi, tapi dia mencoba bersikap normal karena tidak ingin kehilangan harga dirinya sebagai Dewa.

"Jadi, apa yang kau lihat di Cafe tadi?" tanya Light sambil dengan sengaja melempar apel itu dengan ringan lalu menangkapnya kembali.

"Seperti yang aku katakan tadi, Kira Kedua ada di Cafe yang kalian datangi."

Light mengerutkan kening. Dia masih tidak begitu mempercayai perkataan Ryuk.

"Bagaimana kau tahu dia adalah Kira Kedua?"

"Oh...ya seorang manusia yang mengambil Death Note tidak akan terlihat sisa kehidupannya di atas kepalanya. Seseorang yang memiliki Mata Shinigami juga akan melihatnya begitu, hanya akan ada nama disana."

"Kau..." Light menatap Ryuk tajam.

"Kenapa kau menatapku begitu, Light-o?"

"Kau tidak memberitahuku soal tadi! Kukira tak ada lagi yang kau sembunyikan tentang Death Note. Ternyata aku salah...apakah ada hal lain yang tidak aku ketahui?"

"Tidak ada hal lain, Light-o. Lagipula untuk apa informasi tadi, kau juga tidak memiliki Mata Shinigami, 'kan?"

Light mendecih kesal. Meskipun menolak terus-menerus, pernyataan Ryuk memang benar. Tapi informasi itu sangat berharga. Bisa saja suatu hari Light terpaksa mengambil mata Shinigami itu. Jika tidak ada Kira Kedua, sampai kapanpun Light tidak akan tahu kalau Mata Shinigami memiliki kemampuan seperti itu.

Menghela nafas pelan, Light menenangkan diri agar tidak merasakan amarah lagi. Dia harus terus ingat kalau Shinigami ada disini untuk kesenangan, bukan untuk membantunya. Jangan sampai dia melupakan hal terpenting itu hanya karena Ryuk pernah membantunya menemukan kamera tempo hari. Ryuk melakukan itu agar bisa memakan apel lagi, itulah kenyataannya.

"Apa dia tahu kalau aku Kira?"

"Sepertinya tidak. Yang memberi pesan itu adalah Shinigaminya, bukan Kira itu sendiri."

"Shinigami...?"

Light tidak tahu ternyata ada Shinigami lain yang mau diberi perintah oleh manusia. Ryuk sendiri harus disuap oleh apel agar mau melakukan keinginannya. Mungkinkah Shinigami Kira Kedua juga menginginkan hal duniawi lainnya?

"Mana pesannya?"

Ryuk mengeluarkan sesuatu dari kantongnya dan menyodorkan sebuah kertas yang dilipat dengan rapi. Awalnya Light tidak begitu mempercayainya, tapi saat melihat tulisan rapi, Light mulai percaya.


----
Kira

Aku adalah pendukung sejatimu.

Another Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang