_____________Dengan bosan Rei menghentak pelan kakinya pada tanah. Punggungnya terasa pegal karena duduk terlalu lama. Ditambah keheningan yang memuakkan. Hal itu mungkin dapat membunuhnya secara perlahan.
Jika bukan karena panggilan mendadak Light, Rei sudah lama meninggalkan Taman itu. Entah apa yang ingin dibicarakan oleh Light, yang pasti itu bukan basa-basi antar teman. Light mungkin tidak akan mau dekat-dekat dengan Rei setelah kejadian lusa kemarin. Remaja itu pasti mencoba segala cara untuk menghindari Rei. Dan fakta bahwa Light meminta bertemu duluan, pasti ada hubungannya dengan nama asli Rei. Mungkin akan ada sedikit negosiasi? Atau Rei akan terbaring kaku beberapa menit kemudian?
"Takashi Reichi."
Tanpa menoleh, Rei sudah tau suara siapa itu. Tebakannya memang benar, cepat atau lambat Light akan mengetahui nama lengkap Rei. Sekarang adalah terserah Light, apakah dia akan melenyapkan Rei atau mencari cara lain untuk membungkam Rei.
"Senang bertemu denganmu lagi, Yaga-kun."
Light mendengus pelan, lalu menduduki kursi panjang yang diduduki Rei juga. Tangannya bersedekap dada dan kakinya disilangkan. Rei agak heran dengan tidak adanya seringai kemenangan di bibir Light, raut wajahnya masih netral. Ataukah mungkin karena ini di depan umum? Makanya Light masih mempertahankan Topeng Siswa teladan.
"Tidak usah basa-basi, sekarang lebih baik kita negosiasi."
Rei tak bisa menahan senyumannya. Melihat Light begitu serius membuatnya cukup lucu untuk dilihat.
"Tentu. Apa yang ingin kau negosiasikan, Yaga-kun?"
Light terdiam sejenak, sepertinya tengah memikirkan sesuatu. Bukankah seharusnya Light sudah memikirkan rencana sebelum datang kesini? Mengapa dia malah berpikir sekarang?
"Rei, apa kau ingin hidup?"
Rei mengangkat alis saat mendengar itu. Pertanyaan itu agak bodoh sebenarnya, semua orang tentu ingin hidup. Rei akan menganggap Remaja di depannya ini tengah bercanda jika bukan karena fakta bahwa Light tidak pernah bercanda.
Atau...
Oh!
"Apa itu ancaman, Yaga-kun?"
Light memutarkan bola matanya. Pandangan bosan tadi kini berubah menjadi lebih serius, ketenganan mulai terasa diantara mereka.
"Jawab saja."
Rei menghela nafas, tidak begitu mengerti apa rencana Light sebenarnya.
"Ya."
"Kalau begitu hapus semua bukti dan kau akan tetap hidup."
Rei berkedip mendengar pernyataan itu. Apakah itu rencananya? Rencana itu sebenarnya cukup sederhana, bahkan terkesan klise. Apakah Light benar-benar yakin Rei akan jatuh pada rencana rendahan seperti itu?
"Apa kau yakin akan menggunakan rencana itu?"
Matanya menutup, menyembuhkan kabut aneh yang melintas di bola matanya. Sepertinya Light mencoba menyembunyikan sesuatu.
"Aku bersikap baik padamu. Kau bukan Kriminal, maka dari itu aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Jadi kau akan tetap hidup, mengerti?"
Tidak menyangka Kira akan sebijaksana ini, Rei jadi terharu.
"Kenapa kau tidak membunuhku lalu menghapus bukti itu sendiri, itu pasti akan sangat mudah bagimu kan?"
Rei tahu itu terdengar gila. Siapa yang mencoba mencari kematiannya sendiri? Orang lain mungkin akan mencari berbagai cara agar tetap hidup pada situasi kini. Tapi Rei tidak bisa menahan diri, dia ingin memancing agar Light mengungkapkan keinginan sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Way [✓]
FanfictionDia hanya Pemuda biasa dengan selera humor rendahan. Hampir semua hal sepele dapat ditertawakan olehnya. Hingga dia tidak pernah tau harus tertawa atau menangis saat tertarik pada seorang pembunuh yang bersembunyi dalam kedok keadilan. Spoiler untuk...