Bonus Chapter - [ReiLight]1⃣

99 12 3
                                    

Ini adalah bonus chapter untuk cerita ini. Hanya saja tidak melanjutkan cerita utama, hanya AU dari part 'Huh, Baby?'.



[Merawat Bayi]












____________

"Merawatnya?" ucap keduanya bersamaan.

Kedua remaja itu saling berpandangan, lalu kembali menatap pada Polisi yang masih mendekap bayi.

Di sebuah taman, mereka menemukan seorang bayi sendirian. Karena rasa kemanusiaan, mereka sepakat untuk membawa bayi itu ke kantor polisi untuk dicarikan orangtuanya.

"Tunggu-pak, aku masih belum mengerti, mengapa kita harus merawatnya?" tanya salah satu remaja bersurai merah.

"Awalnya aku ingin memasukannya ke panti asuhan untuk sementara, tapi keadaan disana cukup memperihatinkan. Jika ada anak lain yang dititipkan, mereka pasti akan sulit untuk bertahan. Maka dari itu, aku ingin kalian merawat bayi ini sampai orangtuanya ditemukan."

Lagi-lagi kedua remaja itu berpandangan, berkomunikasi lewat tatapan dan persetujuan dengan anggukan.

"Baik, kami akan merawatnya untuk sementara." Remaja bersurai coklat menerima bungkusan bayi itu dan mendekapnya dengan lembut.

"Terimakasih banyak. Untuk setiap kebutuhannya, kami akan mengirimkan dana yang sesuai. Dan jika kami berhasil menemukan informasi, kalian akan segera dikabari."

Kedua remaja itu kompak membungkuk perpisahan, lalu keluar meninggalkan kantor polisi itu.






______________

"Dimana bayi ini harus tinggal?"

Lelaki yang lebih tinggi menghentikan langkahnya, kemudian bersedekap dada dan berpikir tentang itu.

"Sebenarnya aku juga tidak tahu," jawabnya.

"Tidak mungkin bayi ini tinggal di rumahku, orangtuaku tidak akan mengizinkannya," timpal remaja lainnya.

Takashi Reichi semakin mengerutkan kening. Ia tengah berpikir untuk membawa bayi itu ke rumahnya, tapi apakah keluarganya akan mengizinkan?

Sedangkan Yagami Light menepuk punggung bayi itu karena sepertinya bayi di dekapannya tengah mengantuk dan akan segera tidur. Senandung kecil juga dilakukannya agar mempercepat tidur pulas si bayi.

Melihat interaksi manis itu, pemikiran Reichi terhenti. Pikiran liar kembali, membuat semburat merah terlihat di pipi porselen Reichi. Light melirik ke remaja di depannya, wajahnya seketika mendatar.

Tanpa mempedulikan Reichi, Light berjalan lebih cepat dan meninggalkan remaja bersurai merah itu. Dengan cepat Reichi mengejar Light dengan semburat merah yang belum hilang juga.

Setelah merasa tenang, Reichi membuka suara. "Baiklah, bayi itu akan tinggal di rumahku!"

"Kau yakin? Bagaimana dengan orangtuamu?" tanya Light.

"Aku akan membujuk mereka, pasti mereka setuju. Lagipula Karen dan Keiro pasti senang bertemu bayi ini."

Light mengangguk paham.

Another Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang