___________
Beberapa hari telah berlalu, belum ada kemajuan sama sekali dalam penyelidikan Kira kedua. Meskipun sikap mereka berbeda, mereka tetap memiliki tujuan yang sama.
Membunuh penjahat.
Jadi akan sulit untuk menentukan siapa Kira kedua ini. Saat ini, cukup sulit untuk menentukan korban Kira pertama. Karena banyak sekali Kriminal yang mati beberapa hari terakhir.
Suasana hati L tengah buruk. Penyebabnya bukan cuma karena tak ada kemajuan dalam penyelidikan, tapi yang paling penting adalah tidak adanya Watari saat ini.
Watari pergi ke Inggris untuk mengurus sesuatu. Meninggalkan L dengan hanya beberapa kue yang sudah dimakan oleh dirinya. L sangat kesal karena beberapa jam terakhir ini tidak merasakan manis di mulutnya. Dia bisa saja menyuruh Matsuda membelinya, tapi Polisi itu tengah mendapatkan panggilan di markas Polisi.
Kekesalan L semakin bertambah.
Light memperhatikan kekesalan Detektif itu. Raut wajah L sama sekali tidak berubah, tapi dia menunjukkan kekesalannya dengan cara lain. Tubuhnya tidak mau diam, giginya bergemeletuk, dan terus melakukan kesalahan dalam melakukan tugas.
Light menghela nafas melihat sisi lain Detektif itu. Tidak pernah dalam hidupnya dia berpikir kalau L yang legendaris akan sangat terganggu karena tidak adanya kue. Pantas saja tubuhnya begitu kurus, pola makannya benar-benar sangat buruk.
Jika terus seperti ini, penyelidikan tidak akan berjalan baik. Bukannya Light ingin kasus ini terungkap, dia hanya ingin segera tahu siapa Kira kedua dengan memanfaatkan koneksi L.
Karena terlalu kesal, Light dengan berani memegang pergelangan tangan L dan menyeretnya keluar pintu. Detektif itu terlalu terkejut untuk melawan dan hanya diam untuk beberapa saat.
Saat akan keluar, L menghentikan langkahnya. Light menoleh dan mendapati L tengah mengamatinya. Kekesalan semakin terasa di aura yang dikeluarkan oleh Pria itu.
"Kenapa Light-kun menyeretku?" Kekesalan sangat terasa di ucapannya.
"Kita keluar sebentar untuk mencari udara segar."
L mengerutkan kening dan nenatap Light dengan curiga. "Mengapa tiba-tiba? Light-kun ingin menunda penyelidikan?"
"Apa?! Justru kau yang menunda penyelidikan!"
Mendapatkan tuduhan seperti itu, tentu saja Light tidak terima. Dia sudah berbaik hati menawarkan untuk menemani L membeli kue, tapi bajingan itu justru menuduh seenaknya.
"Aku? Apa yang aku lakukan? Jangan melemparkan kesalahan padaku, Light-kun."
Light hampir menjatuhkan diri. Mengapa sekarang terdengar seperti Light yang salah? Apakah bajingan itu benar-benar tidak tahu apa masalahnya?
Detektif lain menatap pertengkaran itu dengan cemas. Penyelidikan tidak berjalan maju dan sekarang dua orang yang paling diandalkan bertengar.
Itu tidak bisa dibiarkan!
Light menghembuskan nafas pelan. Dia harus sabar dan jangan sampai mengeluarkan emosinya. Detektif itu sangat menyebalkan saat tak ada kue!
"Dengar, bukanlah kau sangat ingin kue, Ryuzaki? Jadi ayo kita pergi membelinya."
Mendengar kata kue membuat L berdiri lebih tegak. Meskipun begitu, tatapan curiga masih terus menghujani Light.
"Mengapa Light-kun ingin keluar bersamaku? Apakah Light-kun sedang merencanakan sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Way [✓]
FanfictionDia hanya Pemuda biasa dengan selera humor rendahan. Hampir semua hal sepele dapat ditertawakan olehnya. Hingga dia tidak pernah tau harus tertawa atau menangis saat tertarik pada seorang pembunuh yang bersembunyi dalam kedok keadilan. Spoiler untuk...