Play

107 22 8
                                    

_____________


Merasakan sesuatu yang membelai rambutnya, dia langsung tahu ada yang salah. Tempat tidurnya terlalu kaku untuk disebut ranjang, lehernya juga terasa pegal ditambah sesak karena sempitnya ruang itu.

Saat sebuah tangan menyelinap ke punggungnya, refleks Light langsung bangun dan menjauhi hal berbahaya itu. Tapi sialnya tempat tidurnya semalam adalah sofa yang membuat Light terjepit dan tidak bisa melarikan diri.

"Selamat pagi, manis."

Jika tidak mengenal suaranya, Light pasti akan langsung meninju wajah orang yang berani memeluknya ini.

Rei yang sepertinya sudah lama bangun menatap Light dengan geli ditambah seringai yang menyebalkan itu. Tiba-tiba keinginan untuk meninju wajahnya kembali datang, tidak peduli siapapun itu.

Light mencoba menjernihkan pikiran. Semalam dia makan malam di rumah ini, lalu Seihiro memberi kalung padanya, terakhir yang diingat olehnya adalah nonton film bersama Rei.

Lalu apa yang terjadi?

Melihat dari kondisinya, dia bisa berasumsi tertidur di saat-saat pertunjukan. Tapi itu tetap tidak bisa memberi petunjuk mengapa dia malah dipeluk oleh Rei. Jika sampai pemuda berambut merah itu mencari kesempatan dalam kesempitan, Light bersumpah akan membuat Rei ada di neraka dunia.

Apapun itu, Light tidak ingin menunjukkan kekhawatirannya, dia tak akan memberikan kesenangan kepada Rei. Dia akan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.

Melihat Rei yang masih menatapnya geli, Light balik menatap datar lalu melirik kearah arloji pemberian dari Ayahnya. Melihat jarum jam yang mengarah pada pukul 7 kurang, Light mengumpat pelan.

"Umpatan tidak cocok untuk Pria cantik seperti dirimu, Light-chan."

Light mengabaikan hinaan tidak langsung Rei dan segera turun dari sofa dan berlari ke luar kamar. Dia bisa mendengar teriakan Rei yang meminta tinggal, tidak peduli pada apapun lagi, Light segera berlari keluar rumah.

Saat berada di luar rumah, Light harus mengabaikan rasa malu karena berlarian di lingkungan dengan banyak orang ini, fasadnya yang tenang akan hancur. Tapi lebih berbahaya saat Light ketahuan terlambat ke sekolah atau bahkan bolos. Citranya yang sempurna akan menurun dan membuat semua orang bertanya-tanya apa yang terjadi pada dirinya. Ditambah L akan curiga dengan ketidakbiasaan Light ini.

Dalam waktu 5 menit, dia sampai di rumah teman kelasnya, dengan sedikit akting ketenangan, Light meminta seragam yang dititipkannya 2 hari yang lalu. Tanpa bertanya atau curiga, teman sekelesnya memberikan seragam itu dan Light segera lari kembali ke rumah Rei.

Saat sampai di rumahnya, dia disambut dengan Seihiro yang tengah meregangkan tubuh di halaman rumah. Melihat Light yang tengah berlarian dengan membawa sesuatu, Seihiro mengerutkan kening.

"Light? Kau darimana saja? Tadi Rei terus-menerus tertawa. Aku mencoba bertanya apa yang terjadi, dia malah terus menyebut namamu."

Light memberikan senyum palsu dan sedikit mengangkat seragamnya.

"Aku mengambang seragamku di rumah teman. Kalau boleh, apakah aku bisa mandi disini? Aku hampir terlambat ke sekolah."

Light sengaja mengabaikan hal tentang Rei. Untuk saat ini, pemuda itu akan selamat karena Light harus mementingkan hal lain dulu. Tapi tetap saja Light tersinggung karena Rei berani menertawakan kesusahannya.

"Hmm...tentu saja boleh. Kamar mandinya ada diatas dan dekat dapur, kau boleh memakai yang manapun."

Remaja berambut coklat itu mengangguk dan menggumamkan terimakasih. Dengan sedikit cepat, Light naik ke lantai 2 dan segera ke kamar mandi yang letaknya tidak terlalu jauh dari kamar si kembar.

Another Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang