Bonus Chapter - [ReiLight]3️⃣

82 11 24
                                    

[Merawat Bayi]

__________________

Tapi ternyata Light salah.

Lagi-lagi Light memijat keningnya karena sakit kepala yang dirasakannya. Kepalanya begitu pening dan berputar, tubuhnya juga sangat lemas.

Keadaan Reichi tidak jauh berbeda. Berkali-kali anak itu menguap sembarangan, matanya tidak mau terbuka dengan kantung mata yang cukup tebal.

Merawat bayi tidaklah semudah itu.

Semalam, hampir setiap jam Ray akan terbangun dan menangis dengan keras. Entah itu karena lapar, dingin, mengganti popok dan alasan bayi lainnya.

Keduanya merupakan seseorang yang yang jarang begadang. Jadi mereka sangat tersiksa karena tidak bisa tidur semalaman. Terkadang, meskipun Ray tidak menangis, bayi itu hanya diam atau seolah mengajak bermain keduanya.

Jadilah mereka terpaksa tidak tidur sampai akhirnya Ray lelah bermain lalu tidur setelah sekian lama, namun mereka harus menelan pil pahit-karena tidak bisa tidur lagi karena sudah pagi.

"Aku pulang dulu."

"Hmm....kenapa?" tanya Reichi yang masih linglung.

"Sekolah," jawabnya singkat.

"Oh iya....sekolah." Matanya kembali tertutup dan nafasnya stabil.

"Rei, bangun!"

Teriakan dikombinasikan dengan gebrakan pintu berhasil membuat Reichi langsung terduduk dari tidurnya. Light refleks menoleh ke Ray, lega karena bayi itu tidak bangun.

Seihiro langsung merasa bersalah. "Oh? Maaf, aku lupa kalau ada Light dan bayi itu..."

"Kuso Aniki..."

Karena terlalu pelan, Seihiro tidak mendengar umpatan itu.

Pria berusia 24 tahun itu mendekati ranjang, sedikit melirik untuk memastikan Ray masih tertidur.

"Keadaan kalian sangat mengenaskan..." Seihiro memperhatikan tebalnya kantung mata pada kedua anak yang lebih muda itu.

"Aku baik-baik saja...," jawab Rei pelan, sedangkan Light memilih diam.

"Kau akan Kuliah, Rei? Dan bagaimana denganmu, Light?"

"Aku akan Sekolah, sebentar lagi aku pulang."

"Aku ingin tidur saja, tapi sekarang ada tes..."

Seihiro menjadi kasihan pada keduanya. Ternyata merawat bayi tidak semudah itu, untungnya sekarang bayi itu sudah tidur.

Tunggu-

"Jika kita semua pergi, siapa yang menjaga Ray?"

Tidak ada balasan.

Ketiganya saling berpandangan, lalu kompak menghela nafas.

"Aku akan meminta absen satu hari."

"Tidak, biar aku saja yang absen. Aku bisa mengulang tes minggu depan."

Another Way [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang