Note:
•Part yang panjang
•95% scene Anime
•Beberapa dialog tidak terlalu akurat dengan Anime (hanya hampir sama)
•Boleh dilewati (disarankan untuk membaca agar feel lebih dapat)___________________
Setelah usai makan malam, Light segera berpamitan untuk kembali ke rumah. Meskipun pulang setelah makan itu terdengar tidak sopan, Light harus tetap pulang. Jika tidak, Ibunya akan khawatir dan terus menelponnya. Meskipun dia bukan Ibu yang sempurna seperti dulu, dia tetaplah seorang Ibu yang mengkhawatirkan anaknya.
Rei sempat menawarkan tumpangan untuk pulang, tapi Light menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan. Padahal alasan sebenarnya adalah dia tidak ingin berlama-lama dengan Pemuda berambut merah itu. Light juga tidak bisa secara bebas merencanakan sesuatu, karena Rei pasti akan selalu menganggu pikirannya dengan ocehan tidak berguna. Ditambah dia tidak ingin dianggap gila karena berbicara sendiri. Bagaimanapun Light harus melampiaskan amarah pada Shinigami penyuka apel itu.
"Kemana saja kau, Ryuk?!"
Ryuk berjengit kaget saat mendengar nada rendah tapi mengancam milik Light. Meskipun Ryuk adalah seorang Dewa kematian, dia tetaplah merasa takut pada Light. Apalagi saat Remaja itu sedang dilanda amarah seperti saat ini.
"Aku hanya mengambil beberapa apel, Light-o."
Light mendengus kesal. Jika saja Ryuk ada saat di Kereta, Light tidak akan terjebak seperti ini. Situasinya kini benar-benar merepotkan. Seakan-akan hidupnya kini berada di tangan Pemuda aneh itu. Jika Light tidak segera menyingkirkan Rei, akan sangat sulit melanjutkan rencananya.
"Tidak ada apel untukmu sebulan!"
Ryuk langsung panik saat mendengar itu. Dia terbang di dekat Light dan langsung memohon-mohon padanya. Demi beberapa butir apel, Ryuk rela mengorbankan harga dirinya pada seorang manusia.
"Ayolah Light-o, jangan seperti itu. Apa kau tega membiarkan aku menderita seperti ini? Kumohon jangan lakukan itu."
Light menyeringai senang. Sangat menyenangkan bisa melihat Dewa memohon padanya. Dia tau itu terlihat kekanak-kanakan. Tapi anggap saja ini sebagai pelatihan untuk Dewa dunia baru.
"Tidak ada. Kau sudah membuatku dalam masalah, itu adalah hukuman untukmu."
Ryuk berteriak frustasi. Sampai sekarang Light masih bingung. Mengapa Shinigami membutuhkan makanan? Bukannya mereka bisa hidup bahkan tanpa pokok kehidupan? Kenapa Ryuk berbeda? Atau mungkin semua Shinigami seperti itu?
Tiba-tiba Ryuk menghentikan aksi memalukannya. Untung saja keadaan sekitar tengah sepi, jika tidak Light pasti akan dianggap aneh karena melihat ke udara dengan tatapan bosan. Ryuk menyentakan tangan Light, hingga kini Remaja itu berhadap-hadapan dengan Ryuk.
Tatapan menakutkan Ryuk menghujani mata coklat Light. Seringai keji terpampang di hadapannya, memberikan kesan menakutkan pada siapapun yang melihatnya. Sepertinya Ryuk mulai ingat derajatnya sebagai seorang Shinigami.
"Kalau kau lupa, aku adalah Shinigami. Aku bisa membunuhmu kapan saja, jadi jangan mengancamku," ujar Ryuk dengan nada rendah.
Jika itu orang lain, pasti mereka akan ketakutan dan segera mengiyakan semua permintaan Ryuk. Tapi ini adalah Yagami Light, Remaja jenius yang akan mendapatkan apapun yang diinginkannya. Tentu saja Light tidak akan takut pada ancaman itu, bagaimanapun dialah yang menggenggam kartu as.
"Benarkah? Kalau begitu silahkan bunuh aku sekarang. Kau bisa melakukan itu dengan mudah kan? Hanya beberapa kata dan aku akan segera mati. Ayo lakukan itu jika kau ingin kehilangan kesenangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Way [✓]
FanfictionDia hanya Pemuda biasa dengan selera humor rendahan. Hampir semua hal sepele dapat ditertawakan olehnya. Hingga dia tidak pernah tau harus tertawa atau menangis saat tertarik pada seorang pembunuh yang bersembunyi dalam kedok keadilan. Spoiler untuk...