Kau tau pengkhianat yang paling menyeramkan?
Hati dan perasaan yang nggak mau sejalan dengan otak dan pikiran.
~Flo Azura yang naif
.
.
.
.
.Untung yang sangat diuntungkan, sekarang Flo masih di rumahnya, sebelum akhirnya besok dia perang lagi ngadepin tahun akhir kuliahnya. Because what? Cause Chandra pun juga bakal caw ke Semarang nggak lama ini. Ya walaupun cuma di Semarang, tapi dia nggak bakal balik dalam waktu dekat ini.
Kayak biasanya, selalu aja Chandra yang nungguin Flo kalo mereka ketemu. Chandra cuma mengaduk-aduk minumannya sambil sesekali melirik pada Flo yang sibuk dengan hp dan minumnya.
"Sibuk amat lo." Chandra nyoba mendapat atensi dari Flo.
Bener aja, Flo langsung berpaling sama sodara gadungan as mantan doi temennya as orang serba siapa aja nya itu. "Ya kan senin gue dah masuk. Baru dapet kelas ini! Jadi ribut nih grup kelas." Flo balikan lagi sama hpnya, cuekin Chandra yang dari tadi nggak bosen liat komuk kusut Flo.
"Lo udah libur berapa lama ini?"
"3 bulan, lebih sih." Flo jawab tapi tetep masih lebih peduli sama hpnya.
"Nggak kerasa." Ujar Chandra sambil menerawang kebersamaannya sama Flo belakangan ini.
"Ya. Nggak kerasa udah selama itu lo putus sama calon ipar gue!" Sambung Flo yang tetap aja khusyuk sama hpnya.
Chandra cuma bisa tertawa, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri. Tiga bulan lalu emang putusnya Chandra sama Citra seputus-putusnya mereka. Mereka bener-bener nggak berhubungan lagi atau ngarep-ngarepin lagi satu sama lain. Tiga bulan lalu emang mempertegas hubungan diantara mereka. Hubungan mereka jelas ditentang karena perbedaan diantara mereka, perbedaan keyakinan terutama. Kembali ke topik. Chandra ingat apa yang harus dia katakan ke Flo. "Lo balik ke kos kapan?"
"Besok." Wajah Flo sendu. Ia merasa belum siap menghadapi skripsi. "Lo ke Semarang kapan?"
"Lusa."
Flo cuma bisa diam liatin Chandra. "Lo bener nggak bakal balik? Lima tahun?"
"Ya. Kurang lebih itu."
Flo terdiam. Dia teringat momen-momennya sama Chandra selama ini. Chandra yang sering meluangkan waktu untuknya, Chandra yang selalu ada untuk dicurhatinnya, Chandra yang selalu membuatnya tertawa, Chandra yang selalu berhasil balikin moodnya, Chandra yang selalu menghiburnya, Chandra yang... Kenapa Chandra yang selalu untuknya? Flo tersadar, langsung aja dia liatin Chandra yang juga liatin dia bengong barusan.
Kenapa harus Chandra? Batin Flo yang nggak sampe buat ngomong.
Flo baru menyadari. Chandra adalah something, special. Nggak ada yang lain, Chandra emang seseorang, yang emang benar-benar berbeda dari orang-orang yang dikenalnya. Seakan Chandra emang ditakdirin dikenalnya dan bisa jadi sosok yang Flo butuhin selayaknya sebagai sodara. Tapi, kenapa perasaannya ke Chandra nggak pernah bisa sama seperti perasaannya ke sodara-sodaranya?
Mata Flo memerah. Entah kenapa dia merasa sakit mengingat tentang 'Chandra yang selalu' untuknya.
"Hati-hati ya Bro."
"Lo kenapa?" Tanya Chandra melihat perubahan di komuk Flo.
Flo menggelengkan kepalanya. "Nggak. Gue cuma tiba-tiba aja keinget sama sodara gue."
Chandra tau persis, Flo cuma punya satu sodara kandung. Satria Cakrawala, yang selalu jadi objek pembanding Flo dan Flo benci itu. "Lo kangen sama dia?" Pertanyaan Chandra jelas ada dasarnya karena Cakra yang udah merantau dari enam tahun lalu dan jarang banget pulang, yang artinya juga dia jarang banget ketemu sama Flo adeknya. Tapi kalo mereka lagi tinggal seatap pun juga, pasti ada aja yang bikin mereka susah ketemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's My Future
ChickLitKRITERIA PASANGAN IDAMAN FLO = 1. Jelas yang beriman dan se-iman, dan paham agama, 2. Badannya jelas lebih tinggi dari Flo, 3. Lebih tua, dewasa, pengertian, dan bertanggung jawab, 4. Kalem, nggak sombong, nggak pecicilan, dan nggak pelit, 5. Bukan...