Akhirnya Izza dan Flo sampai juga di tempat tujuan, basement MOG. Flo sebenarnya juga nggak tau kalau Izza akan membawa dia ke sana.
Mobil Izza emang sudah terparkir dengan rapi, tapi Izza tak bergeming sedikitpun. Flo yang udah bersiap keluar dan menyadari itu jadi mengurungkan niatnya buat keluar. Dia menoleh heran ke Izza yang masih memegang setirnya, dengan erat. "Kenapa Mas?" sebelah alis Flo terangkat, heran dengan Izza.
Izza yang dengar itu sejenak diam, dan kemudian menoleh ke Flo dengan muka seriusnya. "Kamu beneran mau nolak aku?"
Kini kening Flo langsung berkerut heran dengan pertanyaan Izza itu. Dia diam sejenak mikir maksud pertanyaan Izza dan kemudian justru tersenyum. Agak-agak sadis emang pacar Izza ini, Izza lagi kalang kabut tapi Flo malah nyantai gitu. "Kenapa sih Mas?" Siapapun yang tau kondisi ini dan dengar nada pertanyaan Flo itu pasti bakal kesel banget sama Flo. Asli dah nada pertanyaan Flo itu nyantai banget dan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun, jatuhnya jadi ngeselin abis.
Duh, autor jadi kasian sama Izza kalo beneran taken sama Flo yang tetep kayak gitu.
"Kenapa keliatan stres gitu?" Tanya Flo lagi. Dan kini tangan Flo terangkat buat genggam tangan kiri Izza. Dia genggam dan usap lembut punggung tangan Izza, berharap dengan itu akan mengurangi stres Izza.
Izza cuma diam perhatiin Flo dan apa yang dilakukannya. Gimana dia bisa tenang kalo ujung-ujungnya hubungannya nggak tau mau dibawa kemana sama Flo?!
Izza mulai bayangin gimana kehidupannya kedepannya nanti sama Flo, ngadepin Flo yang ajaib kayak gini.
"Pertanyaanmu itu nggak seharusnya keluar dari mulutmu buat aku. Kamu tau sendiri jawabannya, dari awal aku udah milih kamu, dan sampai kapanpun pilihanku akan tetap sama, jadi jelas juga aku nggak akan menolak lamaranmu." Flo menjeda ucapannya. "Kamu lupa sama apa yang di taman kemarin itu? Aku udah terima lamaranmu dan kamu sendiri yang bilang kalau untuk waktunya terserah aku, asal itu nggak lebih dari dua tahun kan?"
Izza tetap masih diam.
Flo yang dapetin itu juga cuma diam dan terus liatin Izza, dia tarik napasnya berat. "Kalau buat waktu dekat ini, aku emang merasa belum siap aja. Masih perlu memantaskan diri untuk hubungan yang lebih serius. Aku merasa masih banyak kurangku." Flo tersenyum sendu ke arah Izza.
Tangan kanan Izza yang bebas dari genggaman Flo kemudian juga menangkup kedua tangan Flo yang masih saja menggenggam tangan kirinya. Kini gantian Izza yang mengusap-usap punggung tangan Flo. "Iya, aku paham." Izza kemudian mencium punggung tangan Flo dalam genggamannya itu. "Aku akan tunggu sampai kamu siap." Izza tersenyum. "Jangan lama-lama ya."
Flo yang semula mau tersenyum lebar langsung ganti jadi tertawa dengar kalimat terakhir Izza itu. "Kenapa sih ngebet banget pengen cepet-cepet?" Tanya Flo dengan mata berbinar, pikiran usilnya justru makin menjadi dengan condongin wajahnya ke Izza, berusaha menarik perhatian mata Izza buat menatapnya balik. Dia tau kalau bentar lagi Izza pasti salting. Flo tau, udah apal banget kalo Izza paling nggak bisa digodainnya kayak gini.
Dan bener aja, Izza yang dapetin itu langsung menghindar dari mata Flo dan juga lepasin genggamannya. Dia berdecak dapetin itu. "Ck... Ish udah, jangan kayak gitu."
Flo justru makin kencang ketawanya. "Emangnya kenapa sih Mas?" Masih aja, Flo belum menyerah godain Izza nya.
Izza sejenak nanggepin Flo. "Jangan terlalu gemesin!" Izza berani menatap balik Flo sambil tangannya terulur buat mengacak ujung rambut Flo.
Dan bener aja, Flo langsung diam berhenti godain Izza. Sekarang justru dia yang salting dan baper sendiri. Izza masih belum tau aja pastinya, Flo paling gampang baper digituin. Yang Izza tau cuma, Flo bakal diem kalau dia usap kepalanya. Emang bener, untuk hal satu ini Flo masih bisa berusaha buat nutupin.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's My Future
ChickLitKRITERIA PASANGAN IDAMAN FLO = 1. Jelas yang beriman dan se-iman, dan paham agama, 2. Badannya jelas lebih tinggi dari Flo, 3. Lebih tua, dewasa, pengertian, dan bertanggung jawab, 4. Kalem, nggak sombong, nggak pecicilan, dan nggak pelit, 5. Bukan...