(61) Lamaran?

537 24 1
                                    

Setelah dari rumah sakit, Flo di antar Izza pulang sekalian Izza ngambil barangnya yang masih ketinggalan di rumah Flo. Entah sial apa beruntung buat Izza dan Flo, banyak keluarga besar Flo yang masih di rumahnya.

"Mentang-mentang dah punya pacar, ngedempel terus kesana-kemari kayak kembar siam." Suci yang liat Flo baru aja pulang bersama Izza langsung nyinyir.

"Ngiri bilang boss." Sewot Flo, dia langsung lewatin Suci gitu aja.

Sedangkan Izza masih tertahan bersama para sepupu Flo.

Suci kemudian beralih ke Izza. "Eh Mas, lo yang sabar ya ngadepin Eca. Dia emang ditakdirin lahir buat nguji kesabaran orang."

Izza cuma terkekeh. "Sama-sama sabar Mbak, sama-sama nguji kesabaran."

"Ya emang semua pasangan kayak gitu." Bales Intan sewot.

Flo yang emang belum sepenuhnya pergi juga masih bisa denger obrolan para sepupunya itu sama Izza. Ini entah perasaan Flo aja ato emang iya, para mbak-mbak sepupunya pada ribet banget sama hubungan dia dan Izza.

"Hish, udah-udah. Jangan pada godain camannya bubul yang paling ganteng. Mending bantuin beresin ini rumah, udah kayak kapal pecah aja ini!" Ujar Zura yang datangin ponakan dan calon mantunya sambil megang kedua sisi pelipisnya, pusyeng.

Jelas aja para ponakannya itu langsung pada hembusin napasnya dalem, males bray. "Ya ampun Bul, capek kali abis lamarannya Cakra." Bales Suci masih di tempat.

Zura gantian melirik ke Suci. "Capek tapi masih semangat ya godain Mas Izza."

"Itu mah beda lagi Bul," Bales Muti nggak mau kalah.

"Ya udah kalo pada nggak mau, pulang aja sana!" Zura kibas-kibasin tangannya.

"Lah, diusir dong!" Seru Helmi sambil ketawa.

Yang lainnya juga abis tu ketawa. "Iya Bubulku yang paaliiing cantik!" Seru Suci yang abis tu diikuti tawanya. "Ayok lah bantuin, abis ini kan ada sidang."

"Hah? Sidang apaan mbak?" Tanya Intan nggak paham.

Yang lain juga tertuju ke Suci, termasuk Izza.

Suci yang denger pertanyaan Intan itu langsung ngerutin keningnya, dia diem bentar sambil perhatiin satu-satu komuk yang liatin dia. "Ya lo pikir, apa lagi kalo bukan Flo? Dia udah berani bawa cowoknya ke keluarga loh, sampe nginep malahan."

"Oohhh..." Intan langsung tersenyum lebar dengernya.

Izza tau itu, sebenernya dia ikut datang ke rumah orang tua Flo juga sekalian buat ngomong ke orang tua Flo, bermaksud buat ngelamar anak gadisnya itu. Tapi denger ucapan Suci itu bikin dia jadi merinding, sampe telan liurnya sendiri aja kesusahan.

Izza nggak kebayang gimana jadinya kalo dia beneran disidang sama keluarga Flo, termasuk sepupu-sepupunya yang rese abis ini.

Untung aja realita sesuai sama ekspektasi awal Izza. Dia emang disidang, tapi cuma sama bapak dan ibunya Flo doang. Dan untung aja, sidangnya nggak semengerikan yang dibayangin. Dan well, secepatnya juga Izza mesti datang temuin orang tua Flo dengan orang tuanya, buat lamar dengan semestinya.

"Cerah banget muka lo!" Seru Cakra pagi harinya saat liat Flo keluar dari kamarnya sambil senyum-senyum sendiri.

"Iri bilang boss." Flo langsung lewatin Cakra gitu aja.

Cakra langsung micingin matanya sambil terus liatin adeknya itu.

"Ada yang bisa dibantu nggak Bu?" Tanya Flo yang langsung deketin Zura.

Zura mah udah paham betul sama anak gadisnya itu. Dia jadi baik gitu pasti karena ada maunya, atau kalo nggak karena maunya udah keturutan. "Itu, bantu bawa sayurnya ke meja makan aja."

There's My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang