(67) Tembak Dalam

81 1 0
                                    

Setahu Flo, Avin akan mengajaknya keluar buat nyiapin keperluan acara tasyakuran besok di rumah orang tuanya Izza. Tapi yang didapatinya justru menjadi obat nyamuk Avin dan Shera-pacar Avin. Ya nggak obat nyamuk banget sih, nyatanya dia justru jadi pelerai antara Avin dan Shera yang kebanyakan berdebat berbeda pendapat.

"Bisa antar aku pulang dulu kan?" Tanya Shera mencari kepastian.

Sekilas Avin melirik ke sebelahnya, ke Shera yang duduk di sampingnya. "Kita ambil barangnya dulu, baru antar kamu balik. Lagian ini nggak searah sama rumahmu."

"Tapi Winda dah nungguin aku di rumah. Nggak enak juga ke dia, aku yang minta dia ke rumah."

Avin cuma hembusin napasnya berat. "Kemalaman Sher, takutnya Bang Edo keburu ke bar."

Flo yang berada di bangku belakang dan mendengarnya mencoba buat menengahi sejoli yang ribut dihadapannya itu. "Antar Shera dulu aja gapapa Vin, lagian barnya masih disekitar apartnya juga kan?"

Shera yang denger itu langsung menoleh ke belakang, ke arah Flo. "Tu, Mbak Flo aja nggak masalah."

Avin cuma melirik dari spion tengah. "Bener nih Mbak?" Tanyanya memastikan.

"Iya, aman tu." Tapi pikiran Flo langsung kemana-mana. Teringat pengalaman dia yang nyasar masuk club waktu di Bali, temen se-gengnya ada yang hampir aja dibungkus orang.

Berakhirlah dengan Avin yang mengantar Shera lebih dulu. Dan posisi terakhir Edo ternyata bener udah ke bar.

"Lo beneran mau ikut Mbak?" Tanya Avin yang sebenernya dia segan pula ke Flo, tentu saja berdasarkan acara lamaran Izza yang berujung dengan pernikahan siri mereka. Ditambah lagi, Avin bisa liat betul komuk Flo yang nggak sesantai biasanya.

"Iya lah. Aman tu, asalkan lo nggak tinggalin gue." Flo coba meyakinkan dirinya sendiri dan Avin.

Avin yang denger itu jelas aja langsung iyain dan percaya. "Wokeh. Ayok!" Lagian ini masih jam-jam baru buka, jarang ada orang yg udah teler dan suka gangguin.

"Siapa tu? Pacar baru lo?" Tanya salah satu teman Edo yang merhatiin Flo dengan tatapan menilai, Angger namanya.

"Calonnya Izzal." Jawab Edo melihat ke arah Flo.

"Wuih! Beneran lo?!" Teman Edo yang lainnya, Oyel, langsung heboh. Tentu saja, siapa teman Izza yang nggak tahu masa kejonesan Izza tiga tahun lalu?

"Baguslah, nggak beneran balikan sama mantannya." Timpal temennya yang lain, Utha. Jelas aja, dari awal cuma Utha doang yang terlihat terang-terangan menentang hubungan Izza dan Disty dulu. Bukan karena apa, tapi karena Utha udah kenal duluan sama Disty dan tau tabiat cewek itu. Kata dia mah, sayang kalo Izza beneran sama Disty.

Sementara Flo cuma bisa senyumin aja denger itu.

"Udah ya bang, ntar dia gajadi mau sama abang gue." Jelas aja Avin menyudahi cuap-cuap temen Izza yang umbar-umbar aib Izza dimasa lalu. Repot juga kalo Flo bener nggak jadi mau sama Izza, sama aja dengan dia yang nggak jadi nikah.

Flo, Edo, dan yang lain yang denger itu cuma ketawa doang. Selanjutnya, Flo dan Avin justru ikut duduk bergabung sama Edo cs.

Flo lebih banyak diem nyimak obrolan Avin dan temen-temen Izza itu. Jadinya mereka bukan cuma mampir, tapi ikut nongkrong sekalian karena nggak terasa udah satu jam lebih Flo dan Avin join sama temen-temen Izza. Padahal Flo dah bilang juga kalo dia ada janji mau ke tempat Izza malam ini.

"Tau gitu, gue juga mau!" Seru Angger tau cerita Flo dan Izza.

"Heh, mana boleh bang!" Pokoknya disini Avin yang terlihat begitu memperjuangkan dan menjaga hubungan Flo dan Izza. Sementara si empunya, Flo, lebih milih diem aja. Dia lebih terpikir sama janji dia ketemu Izza.

There's My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang