Malu malu mau mau mau malu malu malu mau mau mau malu malu malu mau mau mau malu malu malu mau mau mau malu. Pokoknya gitu.
~~~
.
.
.
.
.Terhitung udah seminggu Flo kerja di kantor pusat. Berarti udah seminggu pula Flo selalu ikut makan siang bersama Gea dan kedua temannya di cafetaria kantor. Dan dari seminggu itu, 4/5 harinya antri lift berbarengan dengan Ivan cs. Untungnya pula, nggak 4/5 kali pula dia harus terjebak obrolan dengan Ivan. Hanya sekali di hari pertamanya aja.
Seperti biasanya pula, dimanapun bersama Gea, selama itu bukan berurusan dengan atasan, mereka pasti akan ngobrol nggak kenal tempat.
Hal itu tentu saja mengherankan bagi sebagian orang yang melihatnya. Apalagi jika orang itu jarang melihat mereka atau bahkan tidak mengenali Flo.
"Masih lama ya ini?" Tanya Flo yang mulai bosan.
"Bentar lagi doang." Jawab Gea. "Atau kalo lo mau naik tangga juga nggak papa."
"Males lah. Keburu bosen gue!"
"Ya elah. Tu ada kakak tersayang, dianggurin." Gea melirik pada Ivan yang sibuk dengan ponselnya.
"Sssttt... Lagi balesin chatnya Mbak Resa tu!" Flo juga melirik pada Ivan, bibit ghibah nya mulai muncul.
Untung saja, dia bisa cepat menyesuaikan diri, dan juga mengatur hatinya bertemu Ivan.
"Sok tau lo!" Gea melirik pada Ivan lagi, yang sedang membuka beranda sosmednya. "Bukan ya! Stalking dedeq tu!"
"Lah, dah ganti aja!"
"Bukan ganti, dudul!"
"Oiya, stok!" Flo ikut terbahak pula.
"Kayak permen aja pake stok!"
Tiba-tiba saja ada pesan masuk di ponsel Flo. Dia langsung membukanya.
Ncicit
Flo, lo udah denger kabarnya Chandra?Flo langsung menghembuskan napasnya. Dia males banget bahas tentang Chandra lagi, walaupun nggak bisa dipungkiri kalau sebenarnya dia juga penasaran banget sama kabar Chandra dan juga merindukannya.
"Tanya sendiri aja sana!" Seru Gea yang lagi ngobrol sama cs-nya Ivan.
Flo langsung menoleh ke arah Gea, tapi seketika dia mengalihkan pandangannya. Cuma karena matanya nggak sengaja bertemu dengan salah satu cowok yang lagi ngobrol sama Gea. Keliatan kalem banget tu cowok. Batin Flo.
Tapi diluar kekalemannya yang terlihat, cowok itu, ntah kenapa, kenal aja kaga, tapi bisa bikin Flo jadi salting ndiri. Untung aja cowok itu langsung ngalihin pandangannya. Auranya yang terlalu kalem itu justru nyeremin buat Flo.
"Flo!" Gea tetap diposisinya dan memanggil Flo nggak peduli sekitar.
"Ha?" Flo beralih lagi ke kerumunan Gea.
"Ada yang mau kenalan nih, sama lo!"
Dahi Flo langsung berkerut. "Siapa?" Flo mendekati Gea sambil melirik ke dua orang teman ngobrol Gea itu.
Ah, cowok itu, Mas Kalem. Batin Flo, dia langsung kasih julukan aja buat cowok itu. Bahkan sebelum dia tau namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's My Future
ChickLitKRITERIA PASANGAN IDAMAN FLO = 1. Jelas yang beriman dan se-iman, dan paham agama, 2. Badannya jelas lebih tinggi dari Flo, 3. Lebih tua, dewasa, pengertian, dan bertanggung jawab, 4. Kalem, nggak sombong, nggak pecicilan, dan nggak pelit, 5. Bukan...