Waktu mobil Cakra sampai depan kos Flo, Flo dan Cakra heran sama mobil yang berhenti di depan mereka. Mereka merasa nggak asing sama mobil di depan mereka, karena mobil itu sama dengan mobil yang tadi diduga ngikutin mobil Cakra.
Flo dan Cakra keluar dari mobil yang mereka tumpangi. Mereka berjalan deketin mobil di depan mereka, ngintip dikit ke dalam mobil itu, dan emang bener ada orangnya.
"Ini mobil yang tadi ngikutin kita kan?" Tanya Cakra memastikan, sambil perhatiin mobil itu dan isinya dari luar.
"Ya." Jawab Flo yang sama-sama perhatiin mobil itu. "Udah lah, nggak penting juga." Flo akan beranjak masuk ke kost nya. "Makasih buat tumpangannya, dan ini juga." Flo mengangkat pot kecil dan paper bag yang dibawanya.
Mau sebenci apapun Flo, tetep aja dia masih beradab buat ngucapin terima kasih. Mungkin bagi orang lain itu sepele, tapi bagi Flo itu sangat penting. Adab tentang minta maaf, berterima kasih, dan meminta tolong.
Cakra tersenyum dapetin itu. "Ya. Besok gue jemput lagi?"
"Ogah!" Spontan aja Flo tolak itu. Dia kan juga pengen pulang sama yang lain juga. "Kayak nggak ada kerjaan aja!" Ketus Flo langsung melangkah ninggalin Cakra.
Langkah Flo tertahan waktu liat Izza bersandar di pagar kost nya. "Pak Izza." Lirih Flo terus memandang lurus Izza.
Izza yang denger itu langsung tegakin badan dan deketin Flo. "Floressa," Izza menghembuskan napasnya lega.
"Bapak ngapain ke sini?" Tanya Flo dengan polosnya.
Cakra yang denger itu juga langsung deketin adeknya lagi.
"Dek," Cakra nggak kaget kalo Flo ngobrol sama orang. Yang bikin kaget adalah, siapa sosok yang lagi ngobrol sama Flo itu. "Lo,"
Flo dan Izza langsung menoleh ke Cakra. "Dia, pacarnya Gea kan?" Tanya Izza liat Flo.
"Ya." Jawab Flo malas, dia beralih ke Cakra. "Oh iya Mas, Kost nya Mbak G tu di sebelah. Bukan di sini."
"Tau." Cakra terus melihat ke Izza. Dia beneran penasaran, cowok itu siapanya Flo.
Cowok tapi kepo, itu lah Cakra.
"Dia, siapa lo, Dek?" Tanya Cakra ke Flo.
"Dek?" Tanya Izza heran.
"Ya. Lo, siapa?" Tanya Cakra, nggak nyolot sih. Nyantai aja nanyanya.
Tapi walau gitu, Flo tetap aja panas-dingin tegang gitu.
Izza jadi bingung, ya antara heran dan bingung. "Gue..."
"Dia senior gue! Setim gue." Seru Flo spontan, dia beralih ke Izza. "Iya kan, Pak? Tadi katanya ada berkas yang mau disampaiin ke saya kan ya?" Flo ngode Izza lewat matanya.
Izza masih belum paham, sampai akhirnya dia iya in aja. "Ah, iya! Soal proyek di Papua kemarin."
"Oh, ya udah. Gue duluan." Cakra iya in aja. Dia tau ada yang disembunyiin adeknya itu, tapi dia diem dan tahan dulu buat nanyain. Setelahnya dia pergi ninggalin Flo dan Izza berdua doang. "Jaga diri lo."
"Iya."
Izza cuma diem. Dia sebenernya tersinggung sama kalimat terakhir Cakra. Seakan kalimat terakhir itu sama aja maknanya sama Izza yang nggak baik buat Flo.
Izza mendengus dapetin pemikiran kayak gitu.
"Dia siapa kamu, Floressa?" Tanya Izza waktu Cakra udah pergi.
"Kakak kelas SD, satu desa." Jawab Flo tanpa berani membalas tatapan Izza.
Izza ngangguk-anggukin kepalanya. "Deket ya, panggilnya sampai adek-mas gitu." Sindir Izza yang sebenernya cembuta, cemburu buta. "Atau sebenernya, kalian saudaraan?"
Flo langsung tegakin badannya dan balas natap Izza. Dia sadar kalimat sindiran Izza itu. "Amit-amit jabang bajing! Kami nggak sedeket itu ya!"
Izza terkekeh. "Gitu amat, santai aja kali."
Flo cuma mendengus dapetin respon Izza itu. "Anda nya juga kayak gitu." Flo males, males liatin Izza juga jadinya.
"Tadi kalian, beli itu dulu ya?" Tanya Izza liat Flo yang bawa pot tanaman kecil dan paper bag.
"Eh? Iya in aja."
Izza jelas aja langsung ngerutin dahinya. "Iya in aja?"
"Hm. Ini Mbak G yang ngasih tau." Flo nunjukin pot yang dibawanya. "Dan ini bayaran karena pengen jemput saya." Flo gantian nunjukin paper bag yang dibawanya.
"Loh? Ada gitu ya, jemput tapi suruh bayar?" Tanya Izza heran.
"Ada. Nyatanya ini." Balas Flo enteng.
Izza terkekeh sambil gelengin kepala denger itu.
"Bapak ada apa ke sini?"
Izza hembusin napasnya denger panggilan Flo. "Floressa, ini udah bukan jam kantor lagi." Ujar Izza memperingatkan penuh penekanan.
Flo cuma nyengir. "Iya. Maksudnya, ada urusan apa ke sini?"
Izza yang denger itu langsung hembusin napasnya. "Ngasih lembur." Jawab Izza ngasal.
"Eh?! Nggak bisa gitu dong Pak!" Flo nggak terima.
"Ya makanya jangan manggil Pak gitu. Saya bukan bapak kamu."
"Iya, Calon Bapak Anak-anak Saya." Balas Flo datar.
Izza jelas langsung nerbitin senyumnya. "Manis banget panggilannya."
"Harus dong." Balas Flo bangga.
Izza kembali tersenyum denger itu. Flo di depannya kini bener-bener beda sama Flo yang dikenalnya di kantor. Dia seakan bertemu Flo yang biasanya suka ghibahan sama Gea. Itu artinya, Flo mulai membuka diri dan menerimanya. "Sebenernya saya mau ngajakin dinner, buat gantiin lunch tadi."
Flo cuma terdiam perhatiin Izza denger itu.
"Tapi nggak jadi, kamu udah makan kan?"
Flo cuma diem, nggak jawab pertanyaan Izza. Sebenernya pula, Flo belum makan malam.
"Atau mau jalan keluar dulu?" Tawar Izza.
"Heh! Kalian ngapain berduaan di pinggir jalan kayak orang pacaran?!" Seru Gea dari depan kost nya.
Izza dan Flo yang denger itu langsung menoleh ke sumber suara. Maklum lah ya, kost Flo dan Gea cuma dempet sebelahan dan jarak mereka juga cuma 5 meter an.
"Kepo lo!" Balas Flo nggak kalah nyolot.
"Curiga gue sama kalian." Tambah Gea yang menatap sengit Izza dan Flo bergantian. Sementara Cakra yang masih di sana cuma diem aja, nyimak doang.
"Ya udah Pak, mending cepet pulang aja. Dari pada ditanyain terus sama Mbak G." Lirih Flo ke Izza.
Izza tersenyum simpul denger itu. "Ya udah, saya pamit dulu." Balas Izza lirih dan yang nggak disangka-sangka mengusap sekilas ujung kepala Flo. Setelah itu baru cowok itu beranjak ninggalin Flo tanpa denger ucapan apapun lagi dari gadis itu.
Sikap Izza itu jelas langsung bikin Gea heboh dan penasaran abis. Nggak cuma Gea, Flo jelas juga kaget, Cakra juga.
Dalam hati Flo langsung ngumpatin Izza. Bisa-bisanya cowok itu bersikap kayak gitu di depan Gea. Jelas aja Gea bakal minta penjelasan tentang itu. "Gue juga masuk dulu ya Mbak, bye!" Flo beralih ke Cakra. "Tengkyu Mas, sogokannya!" Setelahnya Flo langsung ngacir masuk ke dalam kostnya.
"Eh, asem lah! Fix ini pasti ada yang disembunyiin sama mereka!" Satu hal terpikirkan di kepala Gea. "Jangan-jangan mereka beneran jadian, tapi backstreet."
"Udah lah, besok lagi. Pasti Eca bakal cerita juga." Balas Cakra sok bijak.
♡♡♡
.
.
.
.
.
Hai hai hai....We uph lagi nich ehehe...
Smoga kalen sukak dan nggak bosen😊
Happy reading gaes💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
There's My Future
Chick-LitKRITERIA PASANGAN IDAMAN FLO = 1. Jelas yang beriman dan se-iman, dan paham agama, 2. Badannya jelas lebih tinggi dari Flo, 3. Lebih tua, dewasa, pengertian, dan bertanggung jawab, 4. Kalem, nggak sombong, nggak pecicilan, dan nggak pelit, 5. Bukan...