Satu yang Flo syukuri waktu datang dinikahan Chandra, dia nggak perlu lama-lama di pesta nikahan Chandra itu dan Izza yang selalu menemaninya. Flo merasa asing banget dinikahan Chandra itu, karena nggak ada yang dia kenali selain dua sepupu Chandra. Karena kenyataannya ya memang seperti itu, circle Flo dan Chandra memang nggak ada yang sama. Mereka kenal hanya dari Citra dan dua sepupu Chandra itu adalah adik kelasnya di SD dulu.
"Are you okay?" Tanya Izza yang menyadari Flo cuma diem terus perhatiin pelaminan.
Flo yang denger itu langsung menoleh. Sejenak dia diem dan kemudian nunjukkin senyumnya ke Izza. "Ya. Kita bisa cepet-cepet salaman sama mantennya dan keluar ga sih?"
Izza yang denger itu jelas aja terkekeh. "Iya. Mau nyalamin mantennya sekarang?"
Wajah Flo langsung berbinar. "Ayok!" Serunya bersemangat. "Habis tu ntar aku kasih tau tempat jual es terenak di sini! Gerah banget kan, enak lah kalo minum yang seger-seger!" Flo nunjukin senyum lebarnya.
Sekali lagi, Izza cuma bisa terkekeh sama tingkah Flo itu. "Ya udah, yuk!" Izza lebih dulu berdiri yang kemudian diikuti Flo.
Izza jelas aja menoleh ke Flo waktu merasa genggaman tangan Flo di lengannya menguat. "Kenapa?"
Flo yang denger itu jelas aja langsung menoleh ke Izza. "Nggak papa." Sekilas Flo liatin si bintang acara ini dan kembali lagi ke Izza. "Kayak masih belum percaya aja sih, istrinya Chandra orang pesantren."
Izza cuma terkekeh. "Ya. Jodoh mana ada yang tau."
"Ya. Untung kita dah jodoh!" Seru Flo pelan.
Izza naikin sebelah alisnya masih dengan senyuman yang tersisa, dan jelas juga mensyukuri ucapan Flo itu.
Terlihat senyum Chandra langsung mengembang waktu liat Flo dan Izza naik ke pelaminan. Sesaat tatapan mereka bertemu dan langsung saling lempar senyum.
"Selamat Bro!" Seru Flo sambil nyalamin Chandra.
Chandra yang diselamatin kayak gitu pun cuma bisa tersenyum. "Makasih Ca. Kalian juga cepetan nyusul."
Flo tersenyum kikuk. Seingatnya kayaknya dia nggak pernah mengenalkan Izza dan Chandra secara langsung. Mereka auto kenal karena kejadian-kejadian yang terjadi diantara mereka semua. "Ah iya, kenalin ini Mas Izza, su-"
"Pacarnya Floressa." Potong Izza sambil langsung jabat tangan Chandra.
Flo yang denger itu langsung menoleh ke Izza yang berada di belakangnya. Dia lihat Izza cuma tersenyum doang buat ngodeinnya.
"Kenapa?" Tanya Flo setelah mereka turun dari pelaminan.
Izza tersenyum denger itu. "Nggak papa." Jawabnya masih dengan senyuman jahilnya.
"Ish... Mas Izza!" Seru Flo pelan.
Izza justru terkekeh liat itu. "Ssstttt.... Diem-diem dulu. Nanti aja kita kasih tau officially nya." Terang Izza sambil mengusap rambut Flo dan kemudian merangkulnya buat berjalan keluar gedung.
"Kenapa harus diem-diem?" Tanya Flo masih penasaran, tapi nurut aja sama tuntunan Izza itu.
"Nggak papa. Biar lebih asyik aja." Jawab Izza sekenanya.
Flo tetap aja masih nggak puas sama jawaban Izza itu. Tapi baiklah, dia akan mengikuti permainan Izza ini. "Oke. Diem-diem ya, biar lebih asyik." Flo angguk-anggukin kepalanya mikirin ucapan Izza itu.
***
Kembalinya Izza, Flo, dan Gea ke Jakarta dan kerja lagi, orang-orang merasa ada yang berbeda sama sikap Izza. Dua minggu lalu Izza udah cukup ekspresif. Tapi sekarang, dia balik lagi ke mode kulkasnya. Ya walaupun nggak se-kulkas dulu juga. Tapi yang lebih mengherankannya lagi, Meta dan Diana yang menghadapi secara langsung Izza menolak ngerjain proyek baru dari atasan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's My Future
ChickLitKRITERIA PASANGAN IDAMAN FLO = 1. Jelas yang beriman dan se-iman, dan paham agama, 2. Badannya jelas lebih tinggi dari Flo, 3. Lebih tua, dewasa, pengertian, dan bertanggung jawab, 4. Kalem, nggak sombong, nggak pecicilan, dan nggak pelit, 5. Bukan...