"Chandra?" Tanya seorang cowok yang berdiri nggak jauh dari meja Flo dan Citra.
Flo dan Citra cuma bisa diem liat orang itu.
"Iya. Itu..." Flo sekilas melirik ke orang itu. "Mantannya Citra." Tunjuk Flo ke Citra.
Jelas aja Citra yang dikorbanin kayak gitu langsung melotot ke Flo. Ini bisa-bisanya si Flo mengkambing-hitamkan dirinya.
Cowok itu jelas aja langsung beralih ke Citra. Sementara Citra cuma bisa tersenyum kikuk ke cowok itu.
Kalian bisa tebaklah, siapa cowok itu.
Siapa lagi kalo bukan Izza?"Halo Mas?" Sapa Citra canggung.
Izza juga cuma bisa senyumin doang.
"Mas?" Flo merasa nggak nyaman Citra manggil gitu ke Mas Kalem-nya.
"Ya. Mas Kalem-lo kan?" Tanya Citra heran, dan tanpa sadar dia membuka rahasia Flo tentang Izza.
Jelas aja, gantian Flo yang melotot ke Citra. Bisa-bisanya Citra bocorin rahasianya tentang Izza ke orangnya langsung.
Sementara Izza jelas bingung dapetin itu. "Mas Kalem? Siapa?" Tanya Izza yang nggak tau.
Flo dan Citra langsung menoleh ke Izza, mereka baru tersadar.
"Itu..." Flo gengsi mau jawab jujur, dia terpikir hal lain buat ngalihin pembicaraan. "Mas Izza gimana bisa sampe sini?"
Izza langsung ngerutin keningnya denger itu. "Sama Bang Cakra. Dia tadi mau ke rumah Gea."
Flo langsung berdecak tau itu.
"Duduk dulu Mas." Citra mempersilahkan Izza buat duduk.
"Mas Izza ngapain ke sini?" Tanya Flo yang merasa terganggu.
Izza jelas aja langsung ngerutin keningnya. "Ya... Masa aku di rumah nggak ada temennya?"
Flo cuma menggerutu. Dan Izza yang liat itu cuma ketawa, gemes juga liat Flo. Tapi tangan Izza cuma bisa ngacak-acak rambut Flo.
"EGHM!" Citra dehemannya kurang keras, sampe mengundang atensi pengunjung di sekitar mejanya.
"Kenapa Ncit?" Tanya Flo dengan watadosnya.
Izza juga ikut noleh ke Citra, tapi cuma diem bentar perhatiin Citra. "Temennya nggak mau dikenalin, Dek?" Tanya Izza balik menoleh ke Flo.
"Nggak usah!" Jawab Flo spontan.
Jelas aja Citra langsung ketawa.
"Jahat banget lo! Nggak inget apa, dulu gimana waktu sebelum pacaran?"
"Hiiss ssttt. Diem dong Ncit!" Flo sebisa mungkin mencegah biar Izza nggak makin kepo.
Citra cuma ketawa.
"Kenalin tuh Mas, Citra temenku dari SMP." Ujar Flo tiba-tiba.
Izza langsung menoleh ke Citra, begitu juga sama Citra. Pandangan Izza dan Citra bertemu. Sementara Flo, dia mah bodo amat.
Citra ngulurin tangannya buat salaman sama Izza. "Citra."
Tapi tanpa diduga, Izza justru nangkupin tangannya menolak buat salaman sama Citra. "Izza."
Jelas aja itu bikin Citra malu. Flo juga heran. Dan lebih mengherankan dan membingungkannya, Izza justru berbalik meraih tangan Flo dan menggenggamnya.
Flo dan Citra cuma bisa diem dan saling pandang liat tingkah aneh Izza yang memainkan tangan Flo dalam genggamannya.
"Ish, Mas Izza!" Tegur Flo yang merasa nggak nyaman.
"Ya?" Izza dengan watadosnya menatap Flo.
"Kenapa sih, aneh banget?"
Izza tersenyum, natap Flo. Kemudian gelengin kepalanya. "Nggak kok, nggak kenapa-napa."
Citra yang liat itu cuma ketawa. "Mending buruan dihalalin aja deh Mas, dari pada ntar Flo-nya keburu kabur." Ceplos Citra dengan mulusnya.
Jelas aja itu langsung ngundang pelototan Flo. Sementara Izza cuma tersenyum. "Ya. Pengennya juga gitu. Tinggal nunggu Floressa aja ini."
Flo mendengus denger jawaban Izza. "Lima taun lagi!" Balas Flo.
"Apanya?" Tanya Izza bingung.
"Ya nikahnya lah!"
"Lama amat. Ntar keburu pindah ke lain hati loh Flo!" Tambah Citra.
"Ya udah, mungkin emang belum jodoh."
"Dek!" Izza jelas aja nggak suka denger ucapan Flo itu.
"Ya ampun Flo. Gitu amat sih?!" Citra kemudian beralih ke ponselnya, sibuk sama barang yang selalu bersamanya itu. "Duh, sorry banget ya. Gue mesti balik dulu nih." Citra beralih ke Izza. "Silahkan kalo kalian mau lanjutin uwu-uwuan. Gue balik dulu!" Citra langsung bangun dari duduknya dan melambaikan tangannya ke Flo, sebelum beranjak pergi.
"Ish. Hati-hati! Dijemput Mas Rezki kan lo?"
Citra mengangguk. "Iya. Dah!"
"Dek," Izza mencoba mendapat atensi Flo.
Flo jelas langsung noleh ke Izza. "Kenapa?"
"Yang kamu ucapin tadi, bener?"
"Yang mana?"
"Soal lima tahun lagi, baru nikah."
Flo terdiam. "Belum tau sih."
"Kalo emang iya, aku nggak tau apa masih bisa bertahan atau nggak."
Flo cuma bisa diem.
"Pikirku, mungkin setidaknya aku cuma bisa nunggu buat dua tahun ini aja." Izza perhatiin wajah Flo yang masih diam dengan tatapan kosongnya. "Lewat dari itu, mungkin aku bakal ngikutin saran mama."
Flo makin terdiam denger itu. Dia paham maksud saran mama, dijodohin. Flo langsung narik tangannya yang sedari tadi digenggam Izza. "Maaf Mas, aku masih perlu waktu buat mikir itu. Jadi mungkin, kita bisa mikir itu masing-masing dulu." Flo bangun dari duduknya, beresin barang-barangnya, terus tanpa memedulikan Izza dia menuju ke kasir buat bayar dan setelahnya pergi.
Izza yang ditinggal gitu cuma bisa menghembuskan napasnya. Bener-bener, obrolannya sama Flo barusan nguras pikirannya.
"Kenapa sama Flo?" Tanya seseorang ke Izza waktu cowok itu udah keluar dari cafe.
Izza cuma menoleh, diem sambil ngerutin keningnya liat orang itu.
♡♡♡
.
.
.
.
.
.
.
Hei hei heii... Long time no see👋
Maapkeun baru up lagi...
Tapi syukurnya, akhirnya we udah sidang. Jadi artinya juga, undangan nikahan Flo bakal nggak lama lagi nyebar nya, yeeeaayyy🎉🎉🎉Stay safe terus ya, karena corona makin menggila
Jangan lupa patuhi prokeshappy reading gaess💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
There's My Future
ChickLitKRITERIA PASANGAN IDAMAN FLO = 1. Jelas yang beriman dan se-iman, dan paham agama, 2. Badannya jelas lebih tinggi dari Flo, 3. Lebih tua, dewasa, pengertian, dan bertanggung jawab, 4. Kalem, nggak sombong, nggak pecicilan, dan nggak pelit, 5. Bukan...