(11) Udah Punya Doi?

313 16 0
                                    

Sejak tragedi Ivan dan Izza yang numpang makan di meja Gea cs, Flo jadi kena teror terus dari Ivan. Ivan selalu aja nge chat dia yang jadinya malah nge spam cuma buat minta ketemu sama Flo. Jelas aja, Flo nggak mau.

Kesalahan yang Flo lakukan adalah, dia yang membalas WA Ivan yang berisi salam. Lagian, orang muslim kasih salam kalo nggak dijawab dosa kan? Ya, Flo cuma mau nggak mau nambah-nambah dosa doang. Dan selebihnya, Flo nggak bakal nanggepin WA Ivan. Dan kalo Flo mau mencak-mencak ke Gea juga, percuma aja. Yang ada Flo malah diledekin terus sama senior sompretnya itu. Tapi kalo mau ngeblokir nomer Ivan, bukan gaya Flo banget itu. Gimana kalo Flo blokir nomor Ivan, ntar ada hal penting yang mau disampaikan Ivan lewat chat tapi ternyata nggak sampai?

Pagi tadi waktu Flo baru aja sampai kantor sama Gea, dia juga melihat mobil Ivan yang baru aja memasuki basement. Well, emang Ivan tu lebih memilih buat naik mobil sendiri aja dari pada naik public transportation kayak mayoritas pekerja di kantor ini. Dan parahnya lagi mata mereka sempet ketemu sampe Flo milih alihin pandangannya lebih dulu.

Abaikan, abaikan, abaikan.

Itu adalah mantra yang selalu Flo rapalkan tiap kali melihat Ivan. Baginya Ivan itu hanya masa lalu yang harusnya sudah dia lupakan sejak dulu, walaupun realitanya dia masih aja kebayang yang dulu. Tapi Flo mungkin memang tak masalah kalau harus kerja satu kantor dengan Ivan. Asalkan dia nggak harus berhubungan dengan cowok itu.

"Dapet salam dari Ivan." Ujar Gea yang udah bersandar di kubikel Flo sambil meletakkan sebuah paper bag entah apa isinya.

Flo yang lagi menghidupkan komputer langsung mendongak melihat orang di hadapannya. Dia langsung menghembuskan napasnya pasrah. Ayolah, ini bukan pertama kalinya Ivan nitip salam sambil kasih pelet kayak gini. "Wa'alaikumsalam."

"Ni, makanan?" Tanya Gea pada nasib barang di paper bag yang dia bawa itu.

"Nggak butuh. Buat lo aja sono, ato buang aja." Flo mengabaikan Gea dengan kembali fokus pada komputernya.

Senyum Gea langsung mengembang. "Oke siap! Tengkyu Flo!" Gea langsung beranjak dari tempatnya sambil membawa paper bagnya lagi.

Flo langsung menghembuskan napasnya begitu Gea pergi.

"Hei, guys! Ada yang mau makanan gratis nggak nih?!" Seru Gea pada teman seruangannya.

"Bawa apa lagi nih lo?" Tanya Indra keheranan.

"Makanan apa dulu nih? Gue pilih-pilih soalnya." Ujar Fando yang udah jalan duluan deketin Gea. Padahal seisi kantor juga tau kalo Fando ini pemakan segala-gala-galanya.

Gea mengecek isi paper bag yang itu. "Donat sih ini." Gea beralih pada rekan-rekannya lagi. "Pada mau nggak?"

"Ya mau lah!"

"Rejeki nggak boleh ditolak!"

"Syukuran apa lagi sih, lo?"

Semua teman seruangan Gea langsung mendekatinya, kecuali Fando yang emang udah deketin dan Flo.

"Nggak kok." Gea terkekeh. "Sebenernya ini pelet dari doi nya Flo, yang kemarin-kemarin juga. Ya kali gue rajin kasih makan kalian? Mending gue nabung buat nikah aja!" Mulut baskom Gea dengan entengnya beberin hal yang menurut Flo adalah aibnya.

Flo yang denger itu langsung melotot ke Gea. Kurang asem banget tu senior semprul! Please ya, Ini tu masih pagi banget!

"Emang lo udah ada calon, Mbak?" Tanya Flo memicingkan mata.

Kenapa hidupnya seakan nggak bisa tenang lagi?

There's My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang