(15) The Drama Begins

260 13 0
                                    

Setelah sambungan telponnya dengan Gea terputus, Flo asyik mainan hp, bikin status waktu di bandara tadi. Sampai akhirnya ada chat masuk dari Citra.

Ncicit
[status]
Chandra jg lg dinas di sono

Mata Flo langsung melotot baca chat Citra itu.

Flo Azura
Papua lebih luas dr Jawa😊
Drama bgt klo sampe ketemu

Ncicit
Idup lo kan emg dh drama😋

Flo Azura
Iya, drama sm Mas Kalem gue

Ncicit
Halu
Jd mo cerita ga nih?
Mumpung gue masuk siang

Flo cuma ngakak baca chat Citra itu. Teringat dengan chat dia sama Citra tadi malam, Flo langsung telpon aja tu si Citra. Untungnya pula Citra langsung angkat.

"Halo, assalamu'alaikum?" Tanya Citra dari sebrang.

"Wa'alaikumsalam." Flo keliatan buru-buru banget jawabnya. Gini nih, kalo Flo lagi mode super semangat ngomong. "Nciiittt lo tau nggak kalo Pak Fahri tu Mas Kalem gue!"

"Hah?" Citra jelas belum dikasih tau apa-apa sama Flo. Flo kemarin cuma ngomong kalo dia nggak tau siapa partner survei lokasinya.

"Iya. Pak Fahri, partner survei lokasi gue di Papua."

"Apa?! Serius lo?! Kok drama banget?"

"Nah itu! Gue juga baru tau waktu di pesawat. Lo bayangin aja, di pesawat pas udah mau take off!" Flo mengingat kegoblokannya waktu akan take off kemarin. "Goblok banget gue, malu-maluin!" Mengalir lah cerita Flo dari saat mau take off sampai di hotel pagi ini, termasuk Gea yang pernah dijodohin sama Izza.

Kebetulan yang sangat pas, Citra dapet panggilan alam. Jadilah mereka harus mengakhiri julidan di Jum'at pagi atau harus ngejulid sambil ada backsong suara tai keluar.

"Ya udah sih, gue juga mau tidur dulu aja. Dari pada curcot tapi ada backsound taik lo." Flo jijik membayangkan mendengar suara tai keluar.

Jelas Citra langsung ngakak. "Iyaaa. Dah ya, assalamu'alaikum!" Citra langsung memutus sambungan telponnya tanpa denger balesan Flo, dia dah kebelet!

"Wa'alaikumsalam." Habis itu Flo juga langsung rebahan di kasurnya, sampai akhirnya ketiduran. Dia capek, ya capek badan, ya capek pikiran. Ditambah lagi, sebenarnya dia juga capek hati. Dan gara-gara ketidurannya itu juga, dia jadi nggak dengar dering ponselnya dari telpon Izza.

Untungnya Flo nggak kelamaan ketidurannya. 1 jam ketiduran tu nggak kelamaan kan?

Flo langsung membuka chat dari Izza itu. Ada rasa sesal baginya gara-gara ketiduran itu. "Ish, goblok banget sih gue! Bisa-bisanya ketiduran!" Dumel Flo yang mendapati notifikasi miss-call dari Izza.

Pak Fahri
Floressa, nanti jam 10 kita ke lokasi ya?

Flo yang membaca pesan itu langsung panik lihat jam di ponselnya.

9.40

"Hah?!" Flo melotot nggak percaya. 20 menit lagi dia harus udah siap, dia segera membalas pesan itu.

Flo
Iya Pak.

Flo langsung bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. "Gila sih Pak Izza, nggak capek apa dia?"

Mandi bebek aja, 5 menit cukup. Yang penting dia nggak bau, nggak malu-maluin (lagi) ntar kalo deketan sama Izza. Yang pasti dan nggak boleh lupa juga, semprot parfum sana sini biar wangi, tapi ya nggak usah banyak-banyak juga. Ntar Izza bisa pingsan lagi nyium parfum yang nyengat kayak kemenyan. Mau poles-poles dempul juga dah nggak sempet, cuma olesin lipstik sekali doang.

Flo langsung meraih sling bag nya dan segera keluar dari kamarnya. Flo bener-bener kaget mendapati Izza yang udah berdiri di depan kamarnya. "Eh, Pak Izza?" Flo langsung menilik jam di tangan kanannya.

10.04

Flo telat, 4 menit. Dia merasa makin nggak enak hati dengan Izza yang udah nungguinnya. "Maaf Pak."

Izza cuma senyumin doang. "Nggak papa. Ayo, Floressa!" Izza langsung berjalan mendahului Flo.

"Iya Pak." Flo berjalan di belakang Izza.

Lokasi pembangunan proyek ditempuh cuma dalam 15 menitan doang dari hotel. Sesampainya di lokasi, Flo langsung perhatiin sekitarnya. Dia kaget tau lokasinya itu deket sama pos polisi, cuma bersebrangan sama lokasi proyeknya. Izza yang beberapa kali memperhatikan Flo menyadari kekagetan Flo itu. "Kenapa Floressa?" Izza melihat ke arah yang dilihat Flo.

Flo yang dengar itu langsung tersadar dan menoleh pada Izza. "Eh?" Flo bingung mau jawab apa. "Nggak kok Pak, nggak kenapa-napa."

Izza hanya ber-oh ria. Dia kemudian berjalan menuju lokasi pembangunan. Sementara Flo nggak langsung mengikutinya. Sekilas Flo perhatiin pos polisi itu dengan 5 polisi yang ada di sana. Para polisi itu terlihat masih muda, bikin Flo langsung teringat dengan seseorang yang juga berprofesi sebagai polisi. Siapa lagi kalo bukan Chandra?

Tepat saat adzan dluhur berkumandang, Izza langsung ngajak Flo buat shalat dulu. Sebelum mereka makan siang dan akhirnya lanjutin pekerjaan. Tapi saat Flo selesai shalat dan lagi jalan di serambi masjid, the drama begins.

Mata Flo liat seseorang yang pernah sangat dikenalinya duduk bersandar di pilar serambi masjid. What the head?! Mau Flo ngucek matanya berkali-kali sampai berair pun, objek pandangannya tu tetap aja nggak berubah. Orang itu, orang yang selama tiga tahun ini terus Flo hindari, keliatan lagi asyik banget ngobrol dan tertawa sama temennya.

Flo menggelengkan kepalanya. "Nggak, nggak mungkin!" Lirih Flo. Dia langsung berjalan cepat ke tempat sepatunya berada.

Sialnya lagi bagi Flo hari ini, sepatunya kan ada di dekat orang yang dilihatnya itu. Flo langsung berhenti. Ini gimana caranya dia ambil sepatu tanpa berdekatan sama orang itu?

Diam dan berpikir dalam keadaan panik. Flo cuma punya solusi nungguin Izza aja. Tadi kan sepatu dia sebelahan sama punya Izza. Tapi sampai sekarang Flo nggak lihat tanda-tanda keberadaan Izza. Balik lagi ke dalam masjid, dia liat Izza yang baru aja bangun dari tempatnya. Flo sangat bersyukur, akhirnya Izza keluar juga.

"Loh, Floressa?"

Flo cuma senyumin doang. "Pak,"

"Kamu..." Izza perhatiin sekitarnya. "Ada yang ketinggalan?"

"Bukan. Saya nungguin Bapak."

Jelas Izza langsung mengerutkan keningnya. Kenapa?

"Itu." Flo menoleh ke tempat orang yang dilihatnya tadi, yang memakai seragam polisi. Masih tetap sama, asyik ngobrol dan bercanda sama temannya, dan sepatunya yang berada di dekat orang itu. "Saya takut sama polisi, dan sepatu kita ada di dekat polisi itu. Jadi saya nunggu bapak aja, biar ada temannya." Flo kikuk sendiri ngomong kayak gitu.

Sebenernya dia bukan takut, tapi cuma nggak mau aja sampai ketemu orang itu. Iya, orang yang dikenalnya dan pernah dekat banget sama dia, yang polisi itu, alias Chandra.

Izza yang denger pengakuan Flo itu cuma terkekeh. Izza paham, wajar sih ada orang yang takut polisi. "Oh, ya udah kalo gitu." Izza jalan duluan. "Kamu duduk di sana aja, saya ambilin sepatu kamu."

Bukan itu yang Flo maksud! "Eh, nggak usah Pak! Pake disitu aja nggak papa, yang penting ada temennya." Jujur, Flo kikuk banget.

Jelas aja Izza terkekeh lagi denger itu. "Ya udah kalo gitu."

Akhirnya mereka tetap pake sepatu di tempat sepatunya berada. Dan yang sangat disyukuri Flo, dia nggak perlu liat dan keliatan Chandra. Dia langsung jalan ngacir di depan Izza. Iya tau, dia nggak sopan banget jalan dahuluin seniornya. Tapi bodo amat juga, Izza nggak permasalahin itu dan ngerti keadaan Flo.

♡♡♡

There's My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang