Bayangan di Mimpi itu (08)

421 35 7
                                    

Jdarrr!!!!!!

"uuh.........."
Aku meringis kesakitan.
Seluruh tubuhku rasanya sangat kaku.

Yang dapat aku rasakan hanyalah rasa sakit yang amat sangat di sekujur tubuhku, juga rasa dingin dari air yang membasahi tubuhku.

Jdarrrr!!!!!!!

Petir?
Artinya ini hujan.....

Tapi...
Aku dimana?

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!"

Siapa itu?

"Oi! Bangun! Kumohon bangun! Bangun!!!!!!"

Jdaaaarrrr!!!!!!!!

Siapa orang ini?

"aku..... Membunuh seseorang! Aku telah....... Membunuh seseorang!!!"

Membunuh?
Siapa yang ia bunuh?
Apakah.....

Aku?

Jdaaaarrrr!!!!!!!!!

Kilatan petir barusan memberikan gambaran siluet orang itu.

Sosok dengan helm dan masker yang menutupi mulut dan hidungnya.
Namun.....
Walaupun aku tidak dapat melihat seluruh wajahnya, tapi sorot matanya penuh dengan arti.

Ketakutan.....
Rasa khawatir.....
Amarah.....
Bingung.......
Kesedihan....

Semuanya tercampur dalam sorot matanya yang mengeluarkan air itu.

Apa ia pikir aku meninggal?

Sepertinya begitu.
Caranya berusaha menggoyangkan tubuhku menunjukkan kalau dia sedang berusaha menyadarkanku.

Aku.....
Ingin tahu......
Siapa dia....

.
.
.

"bri? bri? Dek? Bangun?"

Aku langsung bangun dan memeluk kak Aryo.

"sudahlah, tenang.... Ada kakak di sini"

Yap
Aku histeris saat aku tidur.
Kak Aryo berusaha menenangkanku yang sedang menangis tersedu-sedu.

"kakak akan cari orang itu untukmu, kakak janji, tidak ada kata maaf untuknya......, sekarang kamu tenang"
Kak Aryo menyeka air mataku.
"kamu bisa pegang janji kakak!, kakak akan selalu menjaga kamu, jangan khawatir adikku sayang........., sudah jangan menangis lagi... "

"k...kak.... Aryo..... Jangan ikutan nangis.... "
Ucapku melihat air mata kak Aryo juga mengalir.
"uh?"
Dia langsung mengelap air matanya.
"mana? Tidak ada..... Tadi itu cuma kelilipan...... "
Lalu sejenak ia terdiam, dan tiba-tiba memelukku dengan erat.
"maafkan kakak, kamu tidak akan seperti ini kalau seandainya kakak ada di sini waktu itu hiks.... Maafin kakak bri....... Maafin kakak...... "

.
.
.
.
.

4 Bulan kemudian....

Aku sudah lulus SMA.
Saat ini aku tengah berada di gedung sekolah SMA yany akan aku daftari.
Ini adalah SMA terfavorit di sini, sungguh sebuah kebanggaan bila aku bisa lulus di sini.

"SKHU mu sudah lengkap bri?"

"sudah kak!, sisa di setor saja, tapi antriannya banyak"

"itu bukan antrian bri, tapi kumpulan, mana ada antrian kacau terus rebutan begitu"

"kak Aryo, mungkin kita duduk saja dulu di sana sambil nunggu..... Lho?! Kak Aryo!"
Aku memanggil kak Aryo yang tiba-tiba berlari berusaha menerobos memasuki kerumunan pendaftar itu, sembari membawa berkasku.

"kak Aryo semangat sekali...... "

"Bri!!!!!"

"eh?"
Aku berbalik.
Rajab!

"kau juga daftar di sini?!"
Tanya Rajab.

"iya! Kita akan satu sekolah! Semoga kita berdua lulus"

"semoga saja hehe, maaf bri aku pergi dulu ya, aku harus fotocopy berkasku dulu, ada yang kurang"

"sip kalau begitu! Hati-hati ya!"
Rajab pun pergi.
Dan.....
Kak Aryo kembali.

"sudah!, berkasmu sudah di terima bri, tinggal tunggu pengumuman saja"
Kata kak Aryo.

"makasih kak, aku sampai merepotkan kakak..... "

"tidak perlu berterima kasih, kan memang tugas kakak begitu, dengar!"
Kak Aryo memegang pundakku.
"kakak yakin, kamu pasti akan lulus di sini"

"jangan terlalu berharap, di sini itu cuma menerima siswa yang nilainya tinggi, nilaiku kan cuma rata-rata"

"tapi prestasimu tidak, kakak sudah masukkan sertifikat prestasi kamu di map tadi, kakak yakin pihak sekolah akan meluluskan kamu"

"prestasi?"

"iya"

"memang prestasiku apa?"

"Hehehe, nanti juga kamu tahu..., ayo pulang"

"kak! Kita makan di luar dulu bagaimana?!"
Ajakku.

"tidak!"

"yah........ "

"kita makannya di dalam warung, makan di luar begini panas bri.... "

"yeeeeee!!!!!! Sayang kakak......., Ayo!"
Aku menarik tangan kak Aryo.

"iya iya pelan-pelan bri.... "

"uh?"
Tiba-tiba baru saja aku merasa berpapasan dengan seseorang yang tidak asing.
Aku sontak berhenti berjalan dan menoleh kebelakang.

"bri? Ada apa?"
Tanya kak Aryo.

"tadi......., mukanya tidak asing..."

"apanya bri?"

"eh? Hehehe tidak apa-apa kak, ayo!"

.
.
.
.

****FAHMI POV****

"kenapa...... Dia ada di sini?!"

Aku memukul dinding dengan kuat.

"tapi.... Syukurlah aku tidak membunuhnya..... "
Helaku.
Rasanya lega juga melihat orang yang telah aku tabrak masih hidup.

"apa dia tahu kalau aku yang menabraknya?, apa aku...... Harus mendaftar di sekolah ini juga? Sama seperti dia.......... "

.
.
.
.

****ABRI POV****

"kenapa bri? Dari tadi kamu melamun"
Kak Aryo menyadarkanku.

"maaf kak, aku cuma kepikiran saja, tadi di sekolah itu...... Aku merasa melihat orang yang aku kenal..... "

"hm? Siapa?, kenapa tidak di sapa bri?"

"mungkin cuma perasaanku saja kak."

"tapi kan kamu bisa memastikan dulu"

"iya ya....., mungkin tadi tidak sempat kepikiran itu kak"
Atau mungkin aku yang takut menyapanya?

Tidak salah lagi!
Orang yang tadi aku lihat itu tidak lain dan tidak bukan adalah......

Fahmi!

*****

Pandangan pertama....

jangan lupa vote :D

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang