Sumur (67)

159 19 0
                                    

****ABRI POV****

Sudah satu jam berlalu sejak aku menggali...
Lubang yang aku gali sekarang sudah ada di kedalaman lebih dari satu meter.
Untung saja aku tidak salah pilih tempat, tanah di sini lebih lunak dan mudah di gali, selain itu baru di kedalaman satu meter aku sudah menemukan tanah yang lumayan basah, yang artinya airnya sudah lumayan dekat!

"Abri kami sudah selesai membersihkan Musollahnya!"
Teriak Cindy dari atas lubang.

"istirahat saja dulu, habis itu kalian lanjut bersihkam gudang lama dan ruang kelas yang tidak terpakai di dekat kantin!"

"oke bri, kau tidak istirahat dulu?"
Tanya Cindy.

"nanti saja, aku masih kuat!!!"

"ya sudah, tapi jangan di paksakan, aku pergi dulu kalau begitu"
Cindypun pergi.

Aku lanjut menggali....

Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
Matahari mulai memanasi bumi dengan sinarnya.
Untung saja sebelumnya aku sudah mendirikan tenda di atas sana, jadi sinar matahari tidak akan mengenaiku.

"Psst.... Abri!"

Aku kembali menoleh ke atas.

"Fahmi! Wandi juga?!, kalian sedang apa di sini?"
Tanyaku pada mereka berdua yang memandangiku dari atas sana.

"kami datang untuk membantumu!, lagi pula kau melakukan ini demi sekolah kita jadi mana mungkin kami melakukan hal lain saat kau melakukan hal seperti ini"
Jelas Wandi.

Lalu aku bisa melihat Fahmi membuka seragamnya juga dan lompat masuk kedalam lubang.

"ehhh jadi sempit kalau kau juga masuk"
Tegurku.

"tidak apa-apa, Wandi di atas kau tarik tanah yang habis kami gali ya!"

"siap mi!, yang lain bantu tim Abri membersihkan"
Wandi di atas berteriak, sepertinya kepada tim suksesnya.

Aku dan Fahmi mulai menggali.
Kami saling membelakangi agar kami tidak saling menabrak.

"tapi kenapa kau tahu aku menggali sumur ini?"
Tanyaku pada Fahmi.

"tadi Wandi yang panggil, aku dan timku juga masih bingung harus apa jadi kami memutuskan untuk membantumu"
Jelas Fahmi.

"oh begitu..."

"eh bri, aku buka kaos ya, rasannya gerah di sini"

"iya buka saja"

Fahmi membuka kaosnya dan mencoba melemparnya ke atas, tapi sialnya tidak berhasil dan kaosnya itu malah mendarat tepat menutupi wajahku.

Seketika aroma keringat Fahmi langsung tercium di hidungku...
Kalian tahu lah bagaimana reaksiku...

"BANGSAT!!!!!"
Aku langsung melempar kaos itu ke wajah Fahmi.

"ehehehe maaf bri, tadi salah sasaran"
Ucap Fahmi.

"bau! Kau pake reksona kan kesekolah?!"

"hehe, kebetulan kemarin habis jadi hari ini tidak pakai"

"hoek.... y..yasudah lanjut lagi galinya"

30 menit kemudian.......

Entah ini sudah kedalaman berapa, tapi sejak Fahmi dan Wandi membantuku pekerjaan ini langsung jadi lebih cepat.

"sepertinya ini sudah 5 meter bri, tapi kita belum menemukan mata air"
Kata Fahmi.

"tenang, pasti kita bisa! Ayo terus gali"
Kami terus menggali...
Sampai sekop yang ku gunakan mengenai sesuatu yang keras.

Teng!!!!

"apa itu?"
Tanya Fahmi.

"batu..., sebentar, biar ku singkirkan dulu"
Aku mencoba menyingkirkan batu yang lumayan besar itu.
Saat aku berhasil, seketika air perlahan mulai mengalir keluar dan semakin lama semakin deras.

"Mi berhasil! Airnya sudah keluar!!!!"
Sahutku gembira.

"kalian berhasil?!"
Tanya Wandi di atas.

"iya wan!, cepat lemparkan talinya!"
Teriakku.

Wandi segera melemparkan tali agar kami bisa naik.

"aku naik duluan ya bri, sekalian aku yang bawa cangkul sama sekop ini"
Kata Fahmi.

"biar aku saja, kau naik saja sekarang"

"tidak, sini biar aku yang bawa"
Fahmi langsung mengambil cangkul dan juga sekop yang tadi kami gunakan.

Fahmi lalu mengikat tali itu pada pinggangnya dan di atas sana Wandi juga beberapa orang lain menarik Fahmi naik.

Setelah beberapa saat Fahmi sudah naik, Tali kembali di lemparkan turun.
Aku segera melakukan hal yang sama, aku mengikat tali itu pada pinggangku.

"tarik!"
Sahutku.

Kemudian tali mulai di tarik naik...

Sementara itu di atas....

****FAHMI POV****

Aku membantu Wandi, Ivan dan Ikbal menarik tali itu.

Kami berempat berusaha menarik Abri keluar.

Bum!

Sebuah petasan meledak di hadapan kami, sontak Wandi yang ada di bagian depak terkejut hingga melepaskan pegangannya pada tali.

Karena kehilangan satu tumpuan, kami juga langsung kehilangan fokus pada tali dan terpaksa tali itu terlepas dari pegangan kami.

"INI SIAPA YANG BAKAR PETASAN BEGINI?!"
Wandi berteriak emosi.

"oh tidak.... "
Aku sadar.
"ABRI!!!!!!!!!"

Aku segera berlari mendekati sumur itu.
Saat aku menoleh kebawah, terlihat Abri sudah terbaring tidak sadarkan diri di dasar sumur.

"ABRI!!!!!!!!!!!!!!"

*****

main petasan siang-siang >:(

Jangan lupa vote :)

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang