****FAHMI POV****
Ini aku yang mimpi atau apa?
"sampai rela kena hujan agar adikku bisa pulang?, haha kau ini berani juga, bri masuk ke mobil!"
"tapi kak Aryo..... "
"MASUK KAKAK BILANG!"
Nyaliku ciut seketika mendengar teriakan barusan.
Abri hanya menurut dan masuk kedalam mobil yang terparkir di seberang jalan.
"jadi kau mau apa sekarang?"
Tanya kak Aryo."aku..... Aku hanya tidak ingin Abri jalan ka.... "
"kau menyukai adikku kan?"
Aku terdiam...
Ingin bilang tidak tapi aku sangat menyukai Abri."begini...., melihat keberanianmu ini... Aku sepertinya mulai luluh denganmu"
"eh?"
"ettt!, tapi aku akan mengawasi kalian berdua"
"berarti kak Aryo merestuiki?! Eh maaf kak... "
"Abri baru saja kehilangan, aku tidak bisa menghalangi kesenangan Abri di kondisinya yang sekarang, kau mengerti kan?"
Kak Aryo benar...
Abri telah kehilangan ingatannya..
Sosok Ayah...
Dan orang yang dia cintai."aku hanya tidak ingin Abri sampai menderita lagi, sejak dulu yang Abri inginkan adalah dirimu jadi aku juga tidak bisa melarang lebih dari yang kemarin"
"tapi kak, Abri sudah tidak menyukaiku"
Kataku."itu menurutmu?, menurutku jauh di dalam hatinya dia masih menginginkanmu, baiklah hujannya sudah berhenti, kau pulanglah, terima kasih sudah mau mengantar adikku"
.
.
.Malam harinya...
Aku masih terpikir kejadian siang tadi.
Bagai mimpi saja mendapatkan restu dari kakaknya yang terkenal garang.
Tapi aku tidak yakin apakah Abri masih mengharapkanku?"kakak melamun?"
Tanya Ihsan yang tiba-tiba sudah ada di dalam kamarku."kau ini! Siapa yang menyuruhmu masuk?!"
"habis aku panggil dari luar tidak ada jawaban, pintu tidak di kunci ya aku masuk saja"
"uhhh, memang kau mau apa?"
"aku mau pinjam Gitar kakak"
"ambil di atas lemari, awas kalau senarnya sampai putus!"
"iya iya"
Ihsan segera mengambil gitarku lalu keluar dari kamar.Aku jadi kepikiran untuk chat Abri.
Aku segera meraih hp ku dan mengechat Abri."Assalamualaikum"
.
.****ABRI POV****
Ping!
Aku mengecek Hp ku, ternyata ada pesan masuk di Wa ku dari Fahmi.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Lalu aku ke dapur sejenak untuk mengambil cemilan di kulkas dan kembali ke kamar.
"lagi ngapain?"
Tanya Fahmi."cuma diam di kamar"
"kau?"
Tanyaku balik."ohh sama 😂"
"kakakmu ada di sana?"
Tanya Fahmi lagi."tidak ada, lagi keluar"
"memang kenapa?""tidak apa-apa"
"aku chat begini ganggu?""kan di bilang tadi cuma diam di kamar"
"oh iya hehe 😂"
.
.****FAHMI POV****
"oh iya hehe 😂"
Ya ampun kaku sekali aku!!!!!
Aku harus mengendalikan diriku!
Fokus Fahmi!
Fokus!"minggu besok mau jogging?"
Ajakku."boleh"
"dimana?"
Balas Abri.Ini kesempatanku!
"di Landasan Kampung Bugis""kau suka jogging di situ ya?"
"iya"
"tidak ramai di sana jadi enak joggingnya hehe""ya sudah jam berapa?"
"7 pagi"
"mau aku Jemput?""hmm..... "
"kau baik sekali 😂"
''tidak usah, aku naik sepeda saja 😉""tapi rumahmu jauh"
"tidak apa-apa, biar sehat hehe"
"ya sudah besok aku juga naik sepeda ya 😉"
Malam itu aku kembali gelisah.
Tapi kali ini aku gelisah karena takut dengan hari esok.
Jangan sampai aku canggung di hadapan Abri!
Atau aku melakukan kesalahan!
Semoga saja tidak..
.
.Keesokan harinya.....
Aku menunggu Abri datang di pertigaan lorong rumahku.
Namun bukan Abri yang datang malah.....
"Fahmi! Sepedaan juga?"
Gusti menepikan sepedanya."haha, biasa hari minggu"
"ayo bareng!"
"ahaha maaf gus tapi.... "
Kring
KringAbri Akhirnya datang.
"kau mengajak Gusti juga?, yang lain bagaimana?"
Tanya Abri yang baru saja tiba."hehe sebenarnya aku ketemu Fahmi di sini"
Kata Gusti."oh begitu, ya sudah ayo, lebih banyak orang lebih bagus"
Padahal aku cuma mau berdua dengan Abri saja 😭
.
.
.Landasan Kampung Bugis....
Adalah landasan pacu Bandara Lama Sultan Hasanuddin.
Landasan ini sudah tidak di gunakan lagi dan kini hanya menjadi tempat masyarakat sekitar jogging atau hendak menghabiskan waktu bersama orang yang di sayangi seperti rencanaku sebelumnya.Oh iya...
Sebenarnya tadi aku rencana akan mengutarakan perasaanku pada Abri.
Tapi tidak jadi karen Gusti juga ada.*****
Gusti sih >:v
Jangan lupa vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati (Sejenak#2)
HumorAbri terbangun dari Komanya dan menyadari jika semua yang telah ia alami bersama Fahmi dan teman-temannya hanyalah mimpi belaka. Namun justru itu adalah sebuah awal untuk kisah mereka, bagaimanakah mereka bertemu di kehidupan nyata?