Sebutir obat (38)

260 34 6
                                    

Kepindahan Abri membuatku merasa ada yang hilang dalam hidupku.
Apalagi saat melihat dia sangat akrab dengan beberapa siswa lain di kelas sebelah.

Aku jadi frustasi...
Hingga seorang perempuan bernama Rita mengungkapkan perasaannya padaku.

"dengan begini mungkin aku bisa melupakan Abri... "
Pikirku dalam hati.

Akhirnya aku dan Rita menjalin hubungan selama 3 minggu.
Sayangnya harus berakhir saat aku melihat Rita bersama siswa lain.

Sejak saat itu aku sudah tidak pernah lagi bicara dengannya, dia juga tidak pernah menemuiku lagi.

Aku kembali menjadi Faizal yang penyendiri dan cuek.
Tiap malam aku hanya bisa meringkuk dalam kesedihanku sambil berpikir....

"seandainya Abri ada di sini..... "

Lalu suatu hari aku berniat menemui Abri untuk mengungkapkan semuanya saat jam pulang sekolah.

Tanpa di duga ternyata Abri menungguku.
Dia melihatku keluar dari dalam kelas dan menyuruhku mengikutinya.

Aku berjalan di belakangnya.
Kami pergi berdua ke belakang kelas, tempat yang sangat sepi dan hanya ada suara Burung-burung yang berkicau.

"Abri aku..... "

"kau pasti sangat terpukul"
Katanya memotong pembicaraanku.
"maaf aku baru tahu soal masalahmu, tapi jika kau mau aku bisa menghajar laki-laki itu untukmu!"
Kata Abri serius.

"t..tidak perlu!, aku juga lagipula sudah tidak ada perasaan apapun dengan Rita"

"benarkah?, ahhh syukurlah, kau tahu dia bukan perempuan yang baik"

Aku lalu tersenyum dan bilang...
"terima kasih sudah peduli"
Aku sangat terharu dengan sikap Abri padaku.

Aku melihatnya, dia juga tersenyum.
"tentu saja, sebagai teman aku tidak akan pernah melupakanmu, jika ada masalah silahkan temui saja aku, baiklah aku duluan ya!"
Abri berbalik hendak pergi.
Tanpa sadar tanganku menggenggam tangannya untuk menghalau ia pergi.

Dia memalingkan wajahnya padaku dan berkata..
"zal, aku mau pulang"

"maaf bri"
Ucapku sembari melepaskan genggamanku.
"t...tapi apa aku boleh melakukan sesuatu?"
Tanyaku.

"hm.... Boleh, mau apa?"
Tanyanya.

"a..aku.........aku... Aku punya tugas, maukah kau membantuku mengerjakannya?!"

"tugas?, ah tentu!, kita juga sudah lama tidak mengerjakan tugas bersama"
Katanya.

"b..baiklah!, nanti malam di rumahku ya!, kalau bisa nginap saja kan besok libur"
Aku semakin antusias.

"siap, baiklah aku pulang dulu"

.
.
.
.

Malam harinya di rumahku semua sudah aku siapkan.

Sebutir obat sudah aku kantongi...
Obat apa?
Bisa di katakan sejenis obat peransang...
Darimana anak SMP kelas 2 mendapatkan obat seperti ini?
Kalian tahu?, di SMP kami ada siswa yang mengedarkan obat-obatan terlarang, jago juga dia sampai tidak terendus oleh guru.

Aku membeli obat ini untuk mengelabuhi Abri.
Mungkin terdengar licik tapi pikiranku sudah di butakan oleh rasa suka yang sangat dalam.

"Faizal Abri sudah datang"
Teriak Ayahku dari luar.

"suruh saja masuk ke kamar"
Balasku.

Dan tak lama kemudian Abri masuk kedalam kamarku.
"wahh sudah lama sekali tidak kesini"
Katanya.

"hehe, duduk dulu bri, aku ambilkan minum dulu ya"
Aku keluar dari kamar dan pergi ke dapur untuk membuatkan Abri teh.
Setelah selesai menyeduh teh itu, tak lupa aku mencampurkan Obat maksiat itu ke dalam gelas teh milik Abri dan membawanya ke kamar.

"lama sekali.... "
Ucap Abri.

"hehe maaf, ini di minum"
Aku memberikan Abri teh spesial buatanku.

"hmm mencurigakan... "
Kata Abri.

"me...mencuri..gakan........?"

"haha bercanda, terima kasih ya"
Abri meniup teh itu lalu meminumnya perlahan.

Setelah itu kami lanjutkan dengan mengerjakan tugas bersama.

Selagi mengerjakan tugas, Abri juga terus meminum teh itu hingga tehnya habis.

Sudah larut malam dan tugas kami juga sudah selesai.
Aku melihat mata Abri mulai terpejam karena mengantuk.

Apa ini?
Efek obatnya mana?

"bri, naik saja ke ranjang kalau sudah ngantuk"

"iya zal, aku duluan ya"
Abri segera naik ke atas ranjang dan matanya pun terpejam.

Aku keluar sebentar dari kamarku untuk gosok gigi dan cuci muka di kamar mandi.
Lalu saat aku kembali, terlihat Abri sudah bertelanjang dada, keringatnya mengucur sangat deras.

Apakah ini efek obatnya?

Aku menghampirinya...
Nafasnya terdengar berat seperti sedang menahan sesuatu.

Aku segera naik dan berbaring di sebelah Abri.
Dengan pelan aku menyentuh tubuhnya dan sontak matanya langsung melotot ke arahku.

"k...kau..... Apakan aku zal?!"
Tanyanya.
Tangannya mencengkeram tangan dan bahuku sangat kuat.

"A...Ab..ri.... Maafkan aku...., aku sangat mencintaimu jadi aku melakukan ini!"
Aku mengungkapkan apa yang telah aku lakukan.

Wajah Abri terlihat sangat marah menatapku, namun semakin lama cengkeramannya terasa semakin melemah dan ia semakin gelisah.

"maafkan Aku bri.... "
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan ini, aku langsung melumat bibir Abri.

Awalnya ia menolak dan tidak mau membuka mulutnya, tapi tanganku mengelus pelan dadanya yang bidang itu hingga mulutnya pun terbuka dan lidahnya juga sudah ikut berdansa di dalam mulutku.

*****

Sebenarnya waktu Author kelas 1 SMA itu pernah coba buat Wattpad antara seorang anak bernama Syam juga Faizal, nah ini itu adalah sedikit penggalan dari cerita itu.
Sayangnya cerita itu sempat publish tapi tidak ada pembaca sama sekali :'(

Jangan lupa vote :D

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang