Flu (113)

135 22 0
                                    

Hachu!!!
Aku terduduk di atas ranjang sambil membungkus diriku dengan 2 lapis selimut.

Area sekitar mataku menghitam, mataku memerah, hidungku sudah becek, belum lagi di mulutku ada termometer.

"Makanya mantelnya di bawa, kan pulangnya jadi hujan-hujanan!"
Tegur kak Nima yang sepertinya mulai kesal merawatku selama 2 hari ini.

"s...sa...santai..... u...ud..udah hachu! Udah 2 hari kalimat itu aku... aku dengar hachu!"

"Huffff ini kak Aryo lama banget balik dari luar kotanya?!, aku ada jadwal kuliah besok"
Gerutu kak Nima seorang diri.

"y..ya...ya pergi saja hachu!!! Ughhh..... Slrrrrppp...., a...aku baik-baik saja...... k..kak..kak...kahachu!!! kak..kak Aryo kan pu...pulang...nya malam ini... "

"Baik-baik saja dari sisi mana?! Kamu lebih sakit daripada sapi kena cacingan!"

"ma...masih....masih bisa bercanda..."

"Uhhhhh!!!!!!! Ibu juga sudah malam kok belum pulang dari toko?!"

"k..kan... i..ibu... Lagi... Be..Belanja...peralatan.... Hachu!"

Jdar!!!!!!!
Badai yang terus mengguyur membuat udara jadi terasa sangat dingin.
Itu rasanya hanya akan membuat kondisiku semakin parah.

"Aku ambilkan sayur sop dulu ya, habis itu minum obat lagi"
Kak Nima pamit dulu untuk ke dapur.

Drrrrrt!!!
Di saat bersamaan ada panggilan masuk dari Pammi Bucin (nama kontak Fahmi).
"h..ha..halo mi..."
Aku menjawab telponnya.

"Sayang belum sembuh ya?"
Tanya Fahmi dengan suara khawatir.

"d...da..dari suaraku...HACHU!!!!!,, uhhhh kau pikir...a...aku baik-baik s..saja..."

"Hehe maaf bri, udah minum obat kan?"
Ahhh perhatian kali anak pak Darwis ini.

"ba..baru mau ma...ma...hachu! makan malam..."

"Hmm ya sudah, makan saja dulu, aku telpon lagi habis kau makan ya sayang, love u babe"

"ra..rasanya.... Kondisiku... Malah makin parah"

.
.
.

Keesokan harinya di sekolah...
****FAHMI POV****

"PERHATIAN!"
Sahut leader (pemimpin) tim pp (Pertolongan Pertama).

"SIAP!!!"
Di balas langsung oleh 5 orang yang lain.

"FORMASI REGU TANDU 4 ORANG, LAKSANAKAN!!!!!"
Sahut Leader itu lagi.

"SIAP LAKSANAKAN!"
Para anggota tim PP langsung mengambil posisi di tiap pegangan tandu.

"POSISI TANDU DI JINJING! LAKSANAKAN!!!"

"SIAP! LAKSANAKAN!"
Mereka langsung mengangkat tandu sesuai dengan aba-aba dari leader mereka.

"Maju!!!! Jalan!"
Dan merekapun berjalan sambil menenteng tandu.

Sementara aku hanya menyaksikan para junior PMRku latihan.
"Bri.... Kau kenapa belum sembuh..... Latihan rasanya tidak asik..."
Keluhku.

"Woy!"
Ivan menghampiriku.
"Murung terus dari kemarin-kemarin, gara-gara Abri sakit?"

Aku berbalik ke arah Ivan dan mengangguk dengan mimik wajah sedih.
"Mukamu santai saja bisa?"

"Aku rindu Abri van!!!!!! ARGHHHHH ABRIKU!!!!!!!!!"

Kak Zul (senior kami) langsung menghampiriku dan Ivan saat melihat kami hanya duduk dan tidak ikut latihan seperti yang lain.
"Heiii kenapa kalian cuma duduk?! Ayo sana main Tandu!"
Kak Zul menyuruh aku dan Ivan untuk merakit tandu.

"Ehhh aku baru saja selesai merakit kak!"
Kata Ivan.

"Hatiku terlalu sakit kak...."
Kataku.

"Sakit apa lagi hatimu Fahmi?!!!, anak PMR tidak boleh bucin! Mau dapat SP (surat peringatan)?!"
Ancam kak Zul.

"Setidaknya aku tidak pacaran dengan cewek kak...."

"Menjawab terus kalau saya bicara!"
Kak Zul terdengar makin emosi.
"Memangnya kenapa hatimu sakit?"
Tiba-tiba kak Zul bertanya soal sakit hatiku.

"Abri.... Kena Flu.... Hiks...."
Jawabku sedih.

"Astaga cuma itu?, hentikan itu! Kau anak PMR!"

"Lho, bukannya tidak apa-apa kak kalau pacaran asalkan sesama pria?"
Sanggah Ivan, soalnya peraturab nomor 1 anak PMR di sekolah adalah di larang pacaran.

"Hadeeuh....  Itu cuma candaan, jangan di anggap serius...."

"Tapi dah terlanjur kak"
Ucapku.

"Uhh, ya sudah... Lagipula 3 bulan lagi kita akan ada lomba"

"LOMBA?!!!!!"
Ucapku dan Ivan bersamaan.
"Lomba apa kak?!, kapan?!"
Tanyaku antusias.

.
.
.
.

Malam harinya...

****ABRI POV****

Kriiik...
Pintu kamarku terbuka, ibu masuk membawakanku secangkir teh.
"Bagaimana perasaannya?"

"Masih pusing bu...."
Jawabku lemas.

Ibu lalu menghampiriku dan memegang dahiku.
"Panasmu belum turun juga...."

"Tapi kok rasanya aku dingin ya bu?"

"Rammusu' (panas dingin), obatnya sudah di minum kan?"
Tanya ibu risau.

Aku mengangguk.
"Tadi sudah sama kak Aryo...."

Kak Aryo memasuki kamar juga dan menghampiri kami di ranjang.
"Ibu istirahat saja, biar aku yang jaga Abri"
Kak Aryo duduk di pinggir ranjang sambil merangkulku.

"Ya sudah, jangan sampai Abri begadang ya yo"
Ibupun pergi, keluar dari kamar.

"Cepat sembuh dek"
Ucap kak Aku cemas.

"Iya...."
Jawabku seadanya.

"Fahmi tidak ngapa-ngapain kamu kan?"

"Tidak kok kak..."

"Takutnya kamu sakit gara-gara dia"

"Tidak kok kak..., Fahmi baik..."

Kak Aryo memelukku dengan erat.
"Maaf ya bri kalau kakak over protektif ke kamu, kakak cuma tidak mau kamu dewasa terlalu cepat"

*****

Kak Aryo :')

Jangan lupa vote ;)

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang