****FAHMI POV****
"Sudah mi"
"Makasih ya wan, sudah mau membantuku menjauhkan Jalil dari Abri untuk sementara"
"Ahh tidak masalah, eh itu Jalil!"
Dari kejauhan Jalil sedang berjalan menuju kemari.
"Ayo cepat cari Abri mi!, aku akan berusaha menahan Jalil di sini"
"Sekali lagi makasih ya wan, nanti ku teraktir coto"
"Ahhh tidak perlu, lagi pula aku juga yang jual....."
"Hehe, oke aku cari Abri dulu ya!"
Akupun pergi mencari Abri.
.
.****JALIL POV****
"Apa?"
Tanyaku pada Wandi sesampainya aku di mimbar."Ehh... Itu.... Apa kau bisa membantuku mencari berkas di ruang osis?, pasti bisalah... Ayo!"
Wandi langsung menarik tanganku, namun segera ku tepis dan bilang..."Aduh... Maaf ya wan, tapi aku sedang sibuk sekarang, aku ada urusan tadi"
Jelasku."Ayolah sebentar saja"
Wandi terus memaksaku."Aduh.... Ah!"
Beruntung sekali, aku langsung menarik April yang kebetulan lewat hendak masuk ke ruang guru."Weeewewhhhhh apaan tarik-tarik?!!! Memang aku teh?!"
Kata April yang kesal."Teh?"
"Teh tarik awokawok... Ih apaan sih aku"
"Dah, nih pril bantu Wandi di ruang osis"
"Ehhh tidak perlu pril!"
Ucap Wandi."Ahhh nih sama April aja"
"Ehhh aku juga sibuk!"
Kata April."Oke paham?, kita semua sibuk!, bye!"
Akupun segera pergi untuk menemui Abri lagi..
.****FAHMI POV****
Abri sebenarnya kemana?!!!!
Dari tadi aku cari kesana-kemari tapi dia tidak ada.
"Sial!"
Ucapku saat melihat Jalil dari kejauhan sudah meninggalkan kantor.
Artinya Wandi gagal!!!!
Arghhhhh!!!Hehe tapi...
Bukan Fahmi namanya jika otaknya tidak encer hahahahahaha.....Kali ini Rajab dan Ikbal pasti bisa menghalanginya hehe.
Baiklah, aku fokus saja mencari Abri.
Soal Jalil ku serahkan sama teman-teman..
.****JALIL POV****
Saat aku tengah terburu-buru...
Tiba-tiba di hadapanku."Eh Jalil! Hehe"
Rajab dan Ikbal lewat di depanku sambil membawa papan tulis putih.
"Ehhh maaf lil, bisa bantu kami ngangkat ini ke ruang osis?"
Tanya Ikbal."Ehhh tapi aku...."
"Hehe tolong ya lil, bentar saja"
Kata Rajab.Mereka semakin mendekatiku dan anehnya kenapa aku juga langsung mengangkat papan tulis itu?
.
.****FAHMI POV****
Allahu Akbar!!!!!
Abri kemana sih?!
Aku harus fokus mencari Abri!
Namun di sisi lain aku juga masih harus waspada jika Jalil berhasil lolos dari semua antek-antekku!Ini juga...
Sekolah tidak terlalu luas tapi kenapa Abri susah sekali di temukan?!
Di kantin tidak ada!
Di belakang perpus, belakang gereja, belakang gudang!, mushollah!, di kelasnya!, di kelas lain! Bahkan di UKS tempatnya sering nongki juga tidak ada!"Kemana lagi ya?, di belakang gudang ini juga tidak ada..."
Akupun pergi meninggalkan bagian belakang gudang itu..
.Sementara itu....
****ABRI POV****
Eh? Jalil belum datang?
Ucapku saat baru saja kembali ke belakang gudang.
Hehe habis buang air kecil tadi."Jalil lama sekali...., orang itu juga belum pernah muncul dari tadi.."
.
.
.****JALIL POV****
"Eh Jalil?, anu bisa aku minta tolong?"
Gusti menghampiriku."Apa?, aku tidak punya waktu lagi! Aku harus buru-buru minggir!!!!"
"Ehh sebentar saja kumohon!"
Gusti mencoba menahanku."Hufff.... Kau mau apa?!"
"Hehehe, bisa tolong bantu aku mencari dompetku?, tadi jatuh di sekitar sini..."
"Hmmm.... Dompet seperti yang ada di sakumu itu?"
Aku melihat dompet tersimpan di saku seragam Gusti."Gawat...."
Ucap Gusti.Seketika aku menyadari sesuatu...
"Wandi...., Rajab.... Ikbal... Kau..... Kalian semua bukannya teman-teman Fahmi?!"
Tanyaku."Ehh.... Apa maksudmu?"
Tanya Gusti."Jangan-jangan Fahmi menyuruh kalian untuk menghalangiku menemui Abri!"
"Hehehe ayolah itu konyol sekali...., ini kam wattpad romansa, bukannya film petualangan"
"TAPI INI TENTANG PETUALANGAN CINTAKU!!!!! Sudah kuduga! Pasti Fahmi yang menyuruh kalian"
"b..bukan! Fahmi tidak ada hubungannya dengan ini semua!"
Gusti masih bersikeras."Benarkah?, habis di sini paling nanti aku di halau sama Ivan dan Erni di depan sana"
"Hehehe, ketahuan ya?"
"WOYYY KENAPA KAU BILANG?!!!!"
Teriak Ivan dari kejauhan."Ahhh minggir kau kepala peniti!"
Aku mendorong Gusti dan berusaha kembali menemui Abri.*****
Rebutan lagi
Jangan lupa Vote :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati (Sejenak#2)
HumorAbri terbangun dari Komanya dan menyadari jika semua yang telah ia alami bersama Fahmi dan teman-temannya hanyalah mimpi belaka. Namun justru itu adalah sebuah awal untuk kisah mereka, bagaimanakah mereka bertemu di kehidupan nyata?