Kenapa Gelisah? (25)

291 26 6
                                    

Pagi harinya aku terbangun, tentu saja dalam kondisi telanjang bulat.

Bercak sperma terlihat di selimutku, inilah yang terjadi jika aku menghayalkan Abri sebelum tidur.

"aku ingin punya Anak dari Abri..... "
Ngaco memang haha
Tapi ngehalu dulu gapapa kan?

Aku mengambil selembar handuk di dalam lemariku dan melikitkannya di pinggangku.
Kemudian aku berjalan keluar dari kamar hendak mandi wajib.

.
.
.
.

Pukul 08:12
Sekolah........

Seperti hari-hari biasanya, sekolah ini akan mengadakan apel pagi dulu sebelum memulai jam pelajaran tiap hari selasa hingga kamis, di hari Jum'at akan ada pengajian besar-besaran di lapangan sekolah dan di hari sabtu pula di adakan senam pagi.

Di tengah kerubunan siswa siswi yang tengah berbaris ada aku yang hanya diam berdiri dan menyimak basa basi dari pak kepala sekolah.
Pandanganku teralihkan saat melihat Abri yang ternyata saat ini menjadi pemimpin apel pagi.

.
.

Seusai apel pagi, aku langsung berlari berusaha mengejar Abri yang tengah berjalan kembali ke kelasnya.

"Abri! Abri!!!!"

"lil?"
Abripun berbalik.

"hei!"
Sapaku.

"hei!, ada apa?"
Tanya Abri.

"hehe tidak ada apa-apa, aku cuma mau...... "

"Abri, kak Waldi memanggil kita semua calon anggota osis untuk ke ruang rapat! Jalil, kau juga"
April malah datang dan menarik Abri.

"cih!"

"Lil ayo.... "
Panggil Abri.

"iya Abri!!!!!!!"

.
.
.
.
.

"kerja bagus untuk Abri, walaupun tiba-tiba di suruh kamu juga bisa menjalankan amanah dengan baik"
Puji kak Waldi pada Abri.

"hehe terima kasih kak"

"erghhhhhhhhhhh"

"kau kenapa?"
Tanya April padaku.

AKU CEMBURU!!!!!!!!!!!!!!!!

Melihat kedekatan mereka berdua membuatku jadi merasa punya saingan!
Walaupun mungkin mereka memang hanya sebatas senior dan junior, tapi Waldi itu rasanya selalu mengikutsertakan Abri dalam setiap kegiatannya.

Dan yang membuatku semakin curiga.....
Waldi adalah senior yang keras, kenapa hanya pada Abri saja dia terlihat ramah?
Pasti ada konspirasi di sini dan aku harus mengungkapkannya!
Tapi untuk itu aku butuh bantuan....

"April kau harus membantuku!"

"heeeeh?!!!! Aku?!"

"nanti ku teraktir makan di kantin!"

"deal!"

Gampangan sekali wanita ini.....

.
.
.
.

Jam Istirahat..
Kantin...

"JADI KAU MENYUKAI ABRI?!!!!!!!!!!"
April sangat terkejut mendengar penjelasanku.

"kau maukan membantuku?"

"entahlah......., tapi bukannya kalian berdua itu... "

"iya iya kami berdua sama-sama laki-laki, aku belum ingin memulai hubungan dengan Abri, tapi aku cemburu saja dengan kedekatannya bersama Waldi itu, aku hanya memerlukan bantuanmu untuk menjauhkan mereka berdua"

"kau yakin?, tatapan kak Waldi saja membuat lututku gemetar, bagaimana jika sampai di bentak olehnya semua tulang di tubuhku Bisa-bisa jadi keropos"

"kumohon April, hanya kau yang bisa membantuku sekarang!!!!!"

"memangnya......., sebegitu cintanya kau dengan Abri?"

"aku..., sudah mencintainya sejak kecil, saat SMP aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya, tapi yang ada dia malah menjauh dariku!, jadi ini kesempatan yang tepat mumpung dia hilang ingatan!"

"kau licik juga"

"hehehe"

"tapi aku akan membantumu sebisaku"

"benarkah?! Terima ka...... "

"oi, teman kalian pingsan karena terkena bola volly di lapangan"
Kata seorang siswa yang melintas di dekat kami.

"siapa?"
Tanya kami berdua.

.
.

Aku dan April bergegas menuju ke lapangan, di sana nampak ramai dan kami melihat seseorang yang tidak sadarkan diri tengah di gendong oleh seseorang.

"itu...... Kak Waldi kan?"
Kata April.

"iya itu si Waldi gendong siapa?"
Tanyaku.

"sepertinya...... "

"oh sial!"

Dan benar saja, Waldi menggendong Abri yang sedang tidak sadarkan diri menuju UKS.

"KAU HARUS MEMBANTUKU SEKARANG!!!!!!!"

"iya iya tapi sabar dulu!, kita susun rencana!"

.
.
.
.

Setelah beberapa menit yang cukup panjang menyusun rencana, aku dan April segera memulai aksi kami.

"Kak Waldi gawat!"
Ucap April yang berpura-pura khawatir saat memasuki UKS.

"ada apa?"
Tanya Waldi.

"keran air di taman rusak kak!"

Aku dan April sudah menyabotase keran air itu sebelumnya, sehingga airnya terus mengalir.
Jika pihak sekolah sampai tahu Bisa-bisa kami kena masalah sebenarnya.

"suruh Irwan saja, Abri masih belum sadar"

"kak Waldi kesana saja biar aku yang menjaga Abri di sini"
Kataku memasuki UKS.

"hmm, baiklah, tapi kabari jika Abri sudah siuman"

"siap kak"
Kataku.

Waldipun pergi bersama April.
Aku merasa sangat senang, kini aku bisa mendapatkan waktu berdua bersama Abri.

Apa yang harus ku lakukan?

Mumpung Abri tidak sadarkan diri.....

Apa aku cium saja?

.
.
.
.

****FAHMI POV****

"oi, melamun sendirian begitu, Hati-hati di perpustakaan ini katanya angker lho!"
Ivan datang dan mengagetkanku.

"kau ini"

"dari tadi aku melihatmu hanya diam saja menatap keluar jendela, ada apa?"
Tanya Ivan.

"entahlah....., aku juga bingung"

"hehhh?, apa yang kau bicarakan?"
Tanya Ivan lagi.

Aku menatap kembali keluar jendela perpustakaan yang berdebu, lalu berkata....

"akhir-akhir ini aku merasa kosong"

*****

Di Cerita kedua ini memang kebanyakan akan di ambil dari pengalaman dari author sendiri.
Apa yang author alami sejak bertemu Fahmi akan author masukkan di sini, tapi dengan sedikit tambahan bumbu-bumbu biar ceritanya jadi makin bagus hehe :D

Jangan lupa Vote ;D

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang