Monokrom (56)

183 24 0
                                    

Sementara itu di sisi lain sekolah.....

****JALIL POV****

"dengan begini Fahmi pasti akan mendapatkan pelajaran hahaha"

Aku tidak sengaja mendengar seseorang tertawa di belakang perpustakaan.
Aku kemudian mengintip dan mendapati salah seorang siswa seangkatanku sedang melihat kameranya.

"habislah kau Fahmi.... Rasakan malu itu hahaha, aku jadi penasaran bagaimana reaksi Abri juga hahaha"

Abri?!
Jangan-jangan orang itu yang menyebarkan foto Abri dan Fahmi!
Ini tidak bisa di biarkan!
Karena Foto itu hatiku jadi panas!

Aku langsung keluar dan menghampiri orang itu.
"oi!"
Aku memegangi pundaknya.
Dia nampak kaget dengan keberadaanku.

"m..mau apa kau?!"

"mau apa kau?, kau sendiri?! Jadi kau yang menyebarkan foto Abri dan Fahmi itu?!"

"a...aku.....aku bisa jelaskan......."

"ASAL KAU TAHU AKU CEMBURU KARENA KAU!!!!!!!!!!!"

"cemburu?"

"aku sudah lama menyukai Abri dan kau pakai menyebarkan foto seperti itu......, kau tidak mengerti perasaanku seperti apa..... Hiks.... "

"kau menyukai Abri?, hmm..... Tapi bukannya Abri menyukai Fahmi?"

"itu dia..... Dan Foto itu benar-benar membuatku langsung drop"

"haha kalau begitu bukannya kita satu jalan?"

Eh?

"dengar, aku bisa membantumu menjauhkan Abri dan Fahmi, itu kalau kau mau"

Hmm...

"begini, saat ini Abri pasti sedang tidak ingin bertemu Fahmi karena desas desus itu, bukannya ini kesempatanmu?"

Benar juga....
Ini kesempatanku!
Tapi....
Apa ini akan baik untuk Abri?

"kau lama sekali berpikir!, jadi kau mau bekerja sama atau tidak?!"

Aku mengangguk.
Kemudian dia mencoba berjabat tangan denganku.

"aku Willy"

"aku Jalil, anu.... Bisa aku lihat foto tadi?"
Tanyaku.

"tentu saja, ini"
Willy lalu memberikan kameranya padaku.

Aku melihat foto Abri yang sedang mengobati luka di tangan Fahmi kemudian aku menekan tombol hapus.

"OIIII APA YANG KAU LAKUKAN?!"

"aku memang mencintai Abri, tapi bukan berarti aku setuju melihat seseorang di permalukan seperti itu"
Aku mengembalikan kamera itu dan pergi.

.
.
.
.

****FAHMI POV****

"bagaimana ini?, bahkan tidak ada yang melihat orang itu menempelkan foto di mading"

"tenang mi, pasti ada petunjuk"
Kata Gusti.

"entahlah, saat ini aku hanya khawatir dengan Abri saja, aku tidak peduli orang memanggil aku homo, gay, banci atau apapun, yang jelas aku sangat khawatir dengan Abri sekarang"

"tenang Fahmi, Rajab kan ada"
Ucap Ikbal.

"tapi aku ingin melihat Abri sendi....."
Baru saja aku hendak bangkit, dari kejauhan terlihat Abri dan Rajab mendekar ke arah kami.

"aku minta maaf soal yang tadi.... "
Ucap Abri.

"jangan itu!, bagaimana kondisimu?"
Tanyaku penasaran.

"aku baik-baik saja, terima kasih, tapi jangan terlalu khawatir padaku mi, aku mohon"

"hei! Sebagai temanmu bukannya wajar aku khawatir?!"

"itu yang kita rasakan, tapi di mata orang lain itu hal yang lain..... "
Abri memalingkan wajahnya.

"Abri tenang saja, kami akan cari tahu siapa orang yang memotret kejadian itu"
Kata Ikbal.

"tidak!, katakan siapa yang memukulmu!"

"tidak apa-apa mi, aku tidak mau masalah ini semakin panjang, aku ikhlas..... "

"SEISI SEKOLAH MENERTAWAIMU BAHKAN MELEMPARIMI DENGAN SAMPAH! DAN KAU HANYA DIAM BEGITU?!"
Tanpa di rasa emosiku semakin meluap.

"tenang saja, aku sudah terbiasa hehe"
Bahkan saat seperti ini dia masih saja bisa tertawa...
Aku tahu isi hatimu bri...
Pasti sangat sakit.

"Abri, kau ingin atau tidak, setuju atau tidak, aku akan tetap mencari orang-orang yang sudah mempermalukan kita!, ini masalah harga diri!"

"terserah kau saja, yang penting sekarang aku butuh jarum jahit untuk menjahit kembali lengan seragamku.."

"cieeee di bela hahahaha"
Tawa seorang siswa saat melihat kami.

"MEMANGNYA KENAPA?!"

"Fahmi hentikan, kau malah memperburuk keadaan"
Kata Ivan.

Pandanganku tiba-tiba teralihkan pada sosok yang berjalan di pinggir lapangan sambik membawa kamera.

"orang itu...... Pasti dia!"
Aku berlari mengejar orang itu.

Saat semakin dekat dia berbalik.
Saat melihatku dia sangat terkejut dan langsung berlari.
Ternyata dia adalah Willy!
Emosiku kian tak terbendung.

Aku terus mengejarnya hingga dia masuk kedalam kelasnya.

Aku turut masuk ke dalam kelasnya, sontak seluruh teman kelasnya langsung bangkit dan dengan tatapan menusuk ke arahku.

*****

Willy come back >:v

Jangan sampai kalian lupa menekan tombol bintang :)

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang