Seminggu kemudian....
****ABRI POV****
Seluruh siswa dari masing-masing kelas berbaris di tengah lapangan...
Semuanya riuh dan bersemangat menyambut porseka tahun ini.Aku dengan membawa bendera persatuan kelasku bersama ketua kelas yang lain maju dan berbaris dengan rapih di hadapan sang merah putih.
Dengan ini...
Porseka pun dimulai!.
.
.
.Sehabis upacara pembukaan, aku dan anak PMR yang lain langsung mengambil tempat di stand jualan kami.
Hehe lumayan bisa sekalian berwirausaha untuk menambah kas organisasi.Dalam waktu 3 jam sudah ada beberapa mata lomba yang selesai di menangkan.
Kebetulan lomba yang ku ikuti jadwalnya ada di hari-hari akhir porseka jadi di awal begini aku bisa santai mengatur adik-adik PMR dan mengawasi juga mengabsen semua teman kelasku sesuai perintah dari wali kelas kami."Aduh capek....."
Keluh Fahmi.Fahmi baru saja datang terlihat kelelahan, dengan pakaian futsalnya menandakan sepertinya dia baru saja habis main futsal mewakili kelasnya.
"Bagaimana?, kelasku lolos ke babak selanjutnya?"
Tanyaku sembari membereskan meja stan kami."Alhamdulillah... Lolos bri! Skor 7 - 4 hehe"
"Hebat!, ini"
Aku memberikan sebotol air padanya."Makasih ya bri"
"Sama-sama"
Fahmi langsung membuka botol itu dan meminum airnya.
"Oh iya...., kalian jualan apa?"
Tanya Fahmi."Hari ini anak-anak bikin es cendol, donat, Jalangkote, Bakwan sama Thai tea"
"Rame tidak?"
"Alhamdulillah ramai kok mi, dari hasil hitunganku modal yang di keluarkan sudah kembali hehe"
"Hehe syukurlah.... Eh sini biar aku bantu bersih-bersih"
Fahmi langsung masuk ke stan ini dan membantuku merapikan meja."Ehh tidak perlu! Kau masih lelah habis main"
Tegurku."Tidak apa-apa bri, aku kan juga anak PMR! Hehe"
"Beli!"
Sahut Rajab."Mau apa jab?"
Tanyaku."Thai tea bri dua, untukku dan Gusti hehe"
"Uhh.... Pamer!"
Kata Fahmi kesal."Memang kenapa mi?, makanya jangan di pendam!, ungkapkan!"
"Ehhh sudah!"
Tegurku."Lagian bri... Rajab duluan"
Kata Fahmi."Sudahlah, ah! Karena kau kesal, hancurkan es batu ini!"
Aku memberikan dua es batu untuk Fahmi pecahkan.
"Maaf ya jab, kau bisa menunggu kan?, aku mau keluar sebentar cari susu hehe""Iya bri tidak apa-apa kok, aku di sini saja"
Jawab Rajab.Akupun pergi keluar dari sekolah untuk membeli susu.
****FAHMI POV****
Tak!
Tak!
Tak!
Tak!"Hehe maaf mi..."
Ucap Rajab."Heh! Tidak semudah itu Rosalinda!"
"Hehe Iguananya Ivan itu hehe, lagian mi apa kau tidak mau mengungkapkan petasaanmu pada Abri?"
Malah bahas itu lagi!"Bukannya aku tidak mau jab, tapi aku tidak punya waktu yang tepat"
Jawabku seadanya.
"Yahh walaupun sebenarnya aku sudah berkali-kali mengungkapkannya, tapi alam membuat Abri tuli!""Ehhh aku tidak mengerti....."
"Kau sendiri?, bagaimana Gusti menembakmu?"
Iya juga....
Aku jadi penasaran, kapan dan bagaimana cara Gusti mengungkapkan perasaannya pada Abri."Ehehehe, tidak ah.... Nanti pembaca malah baper sama kisah kami bukannya kisahmu dan Abri"
"Hussst!, ayo cerita saja"
Aku terus memaksa."Waktu itu...."
***Flashback....
****RAJAB POV****
Waktu itu di perpus....
Aku berjalan hendak ke meja dengan membawa tumpukan buku.Tiba-tiba!
Bugh!
Semua buku yang ku bawa berhamburan di lantai.
"Maaf jab! Maaf!"
Gusti yang menabrakku segera meminta maaf."Iya gus... Tidak apa-apa..."
Saat aku hendak mengambil buku di lantai..
Tanpa sengaja tanganku dan tangan Gusti bersentuhan karena dia juga hendak membantuku."te...rima kasih gus..."
Ucapku gugup..
.Saat itu di kolam renang...
Aku tenggelam karena tanpa sengaja aku masuk ke area kolam yang paling dalam.
Kebetulan Gusti juga ada di sana saat itu dan langsung masuk ke kolam untuk menolongku.
Dia berhasil membawaku naik namun aku masih dalam kondisi setengah sadar.Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat dan lembut di bibirku.
Lalu saat aku membuka mata, ternyata Gusti sedang memberikan nafas buatan untukku.Melihat aku sudah sadar saat itu, Gustu seketika memelukku dengan erat.
Dia sangat senang dan berbisik di telingaku."Jangan buat aku khawatir! Mencintaimu"
****
****FAHMI POV****
"Begitu mi"
Jelas Rajab."Chie"
"Ihhh apaan sih"
"Hehe tapi apa Abri akan menerimaku jab...? Jika aku melakukan hal yang sama dengan Gusti?"
Tanyaku serius."Itu tergantung dari Abri sih mi...., tapi bukan berarti aku menyuruhmu untuk menenggelamkan Abri dulu!"
"Masa aku tega melakukan itu jab?"
"Yahhhh mungkin saja kau sudah di butakan hehehe"
"Nah begitu.... Akur hehe"
Abri akhirnya kembali.*****
Jangan lupa vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati (Sejenak#2)
HumorAbri terbangun dari Komanya dan menyadari jika semua yang telah ia alami bersama Fahmi dan teman-temannya hanyalah mimpi belaka. Namun justru itu adalah sebuah awal untuk kisah mereka, bagaimanakah mereka bertemu di kehidupan nyata?