Lika Liku Fahmi (26)

320 26 4
                                    

Aku dan Ivan berjalan menuju parkiran motor saat jam pulang....

"mmm jadi begitu......., jadi sekarang kau dan Abri tidak saling berbicara"

"benar"

"memangnya kenapa?"
Tanya Ivan.

"itu bukan apa-apa"

"hufff....., aku tidak akan mencaritahu penyebab kalian bisa saling bermusuhan begini, tapi ku harap kalian bisa cepat berdamai karena masalah kalian bisa berdampak buruk pada PMR kita, aku duluan ya!"
Ivanpun pergi mengambil motornya.

Aku merogoh saku celanaku untuk mengambil kunci motorku, namun tidak ada di sana.

"sial, ketinggalan di meja kelas"
Sadarku.
Aku segera berbalik untuk kembali ke kelas.

Tapi belum sempat melangkah, aku sudah berpapasan dengan Abri.
Dia melihatku tapi langsung mengalihkan pandangannya dan terus berjalan melewatiku.

Sebuah perban melekat di dahi Abri, apa yang terjadi padanya?
Abri!, kau baik-baik saja?
Tanyaku dalam hati.

Tapi aku sadar, aku tidak boleh mendekati Abri!

Namun apa alasanku untuk melakukan itu?
Apa karena dia menyukaiku?
Apa hanya karena itu aku menjauhinya?!
Hanya karena Abri menyukaiku yang notabenenya kami sama-sama laki-laki aku jadi bertindak egois!

Kini aku sadar....
Yang kulakukan itu salah!
Aku hanya menyakiti perasaan seseorang saja.

Ah!
Bukan!
Aku menjauhinya karena aku ingin dia bisa melupakan perasaannya padaku agar dia bisa berubah!
Itu yang terbaik!

Sepertinya memang harus seperti itu.
Maaf Abri....
Ini demi kebaikan kita semua.

"Fahmi!"

"ah!"
Aku tersentak kaget.

"kau kenapa melamun sendirian di pinggir jalan?"
Tanya Jalil.

"bukan apa-apa, kau sendiri seharian ini kemana saja?, kau sampai tidak masuk jam pelajaran terakhir!"
Tanyaku penasaran.

"aku menjaga Abri di UKS"

"menjaga Abri......, UKS?, memangnya.. Abri kenapa?"
Tanyaku lagi.

"habis kena bola Volly, oh iya kau sepertinya penasaran soal Abri?, bukannya kalian sedang tidak saling bicara begitu?"

"Memangnya aku tidak boleh tahu keadaan orang lain bagaimana?"
Kataku.

"boleh sih....., tapi aneh saja jika kau menanyakan hal seperti tadi itu, jadinya kan terkesan...... "
Jalil tersenyum.
"kau khawatir padanya"
Sambungnya.

"apa maksudmu hah?!"

"ahahaha, maaf mi, yang tadi itu bercanda, oh iya hari ini aku sangat senang jadi aku ingin membagi kesenanganku padamu!"

"senang?, paling habis nemu uang jatuh di lapangan"

"salah besar!, ini lebih berharga dari pada uang! Akhirnya aku bisa merasakan betapa dekatnya aku dengan pujaan hatiku setelah sekian lama........ "

"aneh.... "

"terserah kau mau bilang apa!, aku akan meneraktirmu sebagai ungkapan kebahagiaanku!, kau ingin apa hari ini?"

"aku ingin pulang dan mengerjakan tugas rumah, jadi jangan ganggu aku!"
Aku berjalan kembali menuju kelasku untuk mengambik kunciku yang tadi ketinggalan.

"oke!!!!! Akan ku kabulkan!!!!!"
Teriak Jalil dari jauh.

Dari awal aku dan dia saling mengenal juga rasanya ada yang aneh dengan sikap Jalil itu.

.
.
.
.
.

****ABRI POV****

Pagi hari Besoknya.....

Di parkiran sekolah.

"Abri, pantau parkiran pagi ini, jika ada yang parkir tidak rapi langsung catat nama dan kelas dari pemilik kendaraan itu"

Pinta kak Waldi padaku.

Entah kenapa ketua osis itu selalu saja menyuruhku.
Sangat beda dengan kak Waldi yang ada di dalam mimpiku......
Tapi syukurlah dia masih hidup!

Piip!!!!

Piip!!!

"silahkan parkir di sebelah sana"
Aku terus mengatur kendaraan yang baru saja masuk ke area sekolah sesuai dengan arahan dari kak Waldi.

"stop!"
Aku menghentikan seorang siswa yang tidak mengenakan helm.

"aduhhh dapat poin lagi..."
Ucapnya.

"lain kali pakai helm, ini peringatan terakhir dariku, jika aku masih melihatmu tidak mengenakan helm maka ban motormu akan di kempeskan"

"iya iya aku sudah tahu, maaf ya Abri kalau merepotkan"

"tidak apa-apa, aku juga kasihan jika kau harus pulang sambil mendorong motor, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membantumu"

"sekali lagi terima kasih ya untuk keringanan yang selama ini kau berikan!, kau itu anak Osis yang paling baik"

"haha biasa saja Rafli, lagi pula kita juga teman kelas, silahkan parkir di sebelah sana"

"siap bos"
Raflipun memarkirkan motornya ke tempat yang aku tunjukkan padanya tadi.

PIIIIP!!!!!!!

"ALLAHU AKBAR!!!!!!!!, bikin kaget saja"

"MINGGIR DARI SANA!"
Teriak seorang pengendara motor yang baru memasuki lingkungan sekolah.

"parkir di sebelah kiri sana! Jangan di sini!"
Kataku.

"bodo! Aku juga anggota Osis, cepat menyingkir dari sana! Aku ingin parkir di situ!"

"tidak!, jika kau anggota osis juga maka kau pasti tahu kalau area ini khusus untuk guru dan tamu sekolah jadi jangan parkir di sini!"

Dia turun dari motornya lalu membuka helm yang ia kenakan.
Diapun mendekatiku dengan tatapan marah yang di tunjukkan padaku.

"dengar baik-baik, kau yang memulai!, dan sepertinya kau belum tahu siapa aku?"

"Zudy...... "
Sama seperti yang ada di mimpiku.
Orang ini sama menyebalkannya.

"itu kenal!, tapi sepertinya aku harus memberitahumu sesuatu biar bisa menurut padaku"
Katanya sambil merangkul pundakku.

"aku ini perwakilan sekolah untuk turnamen beladiri Taekwondo beberapa hari lagi, jadi jika kau menghalangiku makaaaaaaaaaaaa"

Aku mencubit area bahunya.

"jika kau yang menghalangiku menjalankan tugas osis, maka aku pastikan kau tidak akan bisa melancarkan satu pukulanpun dalam turnamenmu nanti!"
Ucapku.

"kau......, juga punya beladiri..... "

Aku semakin menguatkan cubitanku.

"ARGHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!"

"aku hanya menggunakan beladiriku untuk kepentingan umun, bukan untuk hal pribadi yang sepele sepertimu"
Akupun melepaskan cubitanku di bahunya.

"awas saja nanti!, aku akan membalasmu!"

*****

Sampai luluspun dia sangat mengesalkan.....

Jangan lupa vote :D

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang