Aku balik ke tenda sehabis mandi di masjid yang dekat dengan lokasi lomba.
Aku masuk ke tenda dan menyimpan pakaian kotorku di dalam tas.
"Mhhh wangi...."
Fahmi datang dan memelukku dari belakang."Jangan peluk aku! Kau pasti belum mandi!"
"Tapi kau suka kan sama keringatku?"
"Lepaskan!!!!!!!!!!!"
"Iya iya...."
Fahmi segera melepaskan pelukannya.
"Uhh..., aku cium nanti baru tahu rasa""Coba!"
Tantangku.
Bodohnya aku, itu malah di anggap Fahmi sebagai persetujuan, dan kalian tahulah berikutnya apa yang terjadi."Ehhh, bukannya siap-siap mandi mau lomba, malah ciuman di dalam tenda berdua"
Jleb!
Kak Isman menangkap basah kami sedang berciuman.
Fahmi langsung melepaskan ciumannya itu, tapi bukannya malu atau takut...."Hehe, katanya kalau orang lagi berduaan memang suka datang setan"
"FAHMI!"
Aku menutup mulut Fahmi.
"Hehe maaf kak..., Fahmi memang suka bercanda, ehhh tadi itu bukan ciuman, kita tidak sengaja saling hadapan dan bibir kami ketemu"Kak Isman hanya menatap kami sambil melipat tangan di dadanya.
"Tidak sengaja kok sangat menikmati?""Karena ini memang di sengaja!"
Sahut Fahmi, aku segera kembali menutup mulut Fahmi.
Sementara kak Isman pergi meninggalkan kami."Fahmi hati-hati!, ini lomba!, kalau anggota kita yang lain mungkin aku bisa maklumi, tapi jangan sampai anak PMR dari sekolah lain melihat sikapmu yang seperti ini!, kau bisa mempermalukan kita!, ingat! Kita dilarang pacaran!"
Aku menegur Fahmi habis-habisan."Jadi aku bikin malu begitu?"
Fahmi tiba-tiba mengambil tasnya dan hendak berdiri.
"Lebih baik aku pulang saja daripada di sini!"
Aku langsung menahannya agar tidak pergi."Bukan begitu!"
"Kenapa?, bukannya aku bikin malu?, tadi pagi kau juga senyum-senyum di peluk sama Isman itu!, jadi rasanya aku sudah tidak di perlukan lagi di lomba ini!"
"Mi bukan begitu....."
"Terus?"
"Jangab egois beginilah mi, kau tahu aku jadi koordinator tenda di sini, aku cuma mau yang terbaik untuk kita, jadi kumohon cuma selama lomba saja, jaga sikapmu"
Fahmi tertunduk lalu kembali menatapku.
"Maaf sayang... "
Fahmi memelukku dan aku juga membalas pelukannya.
"Aku terlalu egois""Tidak apa-apa, aku mengerti kau cemburu"
"Cemburu?, siapa yang cemburu?"
Kebiasaan, selalu tidak mau mengakui dirinya sedang cemburu."Uhhh, itu tadi sampai pake adegan sok sok an mau pulang?"
"Itu gymik sayang!!!!"
"Iya sayang....., kalau mau manja begini masuk saja ke tenda, di luar nanti di liat orang"
"Nah kan mau juga di manja"
"Habis kau ngangenin...."
"Uhh sayang...."
"EKHEM EKHEM!"
Suara kak Isman terbatuk di luar tenda."u..udah dulu mi, sana mandi, jam 9 nanti kita ada lomba tarik tambang"
"Iya"
.
.****ISMAN POV****
Memangnya Abri liat apa dari Fahmi?
Tinggi?, aku masih lebih tinggi.
Otot?, besaran punyakulah.
Apa aku kurang bucin seperti mereka?Ahhh jangan pikirkan perasaanmu Isman!
Aku harus Fokus menjadi bindap selama 8 hari ini.
Tapi bagaimana mau fokus jika selama 8 hari aku harus menelan kenyataan pahit jika juniorku yang dulu aku incar kini bahagia bersama teman seangkatannya.F-U-F
Fuck U Fahmi!!!!!!
Ucapku dalam hati sambil mengacungkan kedua jari tengahku pada Fahmi yang baru saja keluar dari tenda."Kak Isman kenapa?"
Tanya Abri yang keluar dari tenda."Ehh tidak ada apa-apa...., cuma peregangab sedikit...., kamu sudah mandi?"
Tanyaku basa-basi."Kan tadi perginya bareng kak Isman sama Ivan?, hehe masa kak Isman lupa"
"Ahh iya....."
Jadi salting.
"y..ya....yasudah, saya cek yang lain dulu ya, kamu sekarang mau ngapain?"
Jiahhhh kamu....
Fahmi saja manggil Abri aku-kau."Sekarang aku mau ke tenda panitia kak, katanya tadi setiap koordinator tenda di panggil kesana"
Ahhh di panggil kak....
Makasih dek."Oh begitu..., semangat ya dek!"
"Siap kak!, kak salam..."
Abri menjabat tanganku dan langsung lari pergi dari tenda.Aku senyum senyum sendiri, ceritanya bahagia baru dapat suntikan vitamin.
"Oke semangat Isman! Selagi janur belum melengkung!"
Aku menyemangati diriku sendiri.*****
Jangan lupa grepe-grepe tombol bintangnya ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati (Sejenak#2)
HumorAbri terbangun dari Komanya dan menyadari jika semua yang telah ia alami bersama Fahmi dan teman-temannya hanyalah mimpi belaka. Namun justru itu adalah sebuah awal untuk kisah mereka, bagaimanakah mereka bertemu di kehidupan nyata?