semudah itu (42)

254 23 8
                                    

Kami bertiga duduk bersila di hadapan bapak sandro ini.

Bau menyan menyeruak di seluruh ruangan.

"pak maaf, ini bau apa?"
Tanya Rajab.

"maaf, kamar mandinya lagi mampet"
Jawan bapak itu.

"hoek.... "

"oke, jadi kau pasti Fahmi!"

"wahhhh!!! Lihat mi!, dia bahkan sampai tahu namamu!"
Ivan begitu terkesima dengan kemampuan sandro ini.

"ya tentu tahu van, kan ada papan nama di seragamku!"

"hehehe"
Sandro itu malah ketawa.
"kau pasti ingin melupakan seseorang yang selalu mengganggu hidupmu!"

"betul pak!"

"itu mudah!, Sebentar, siapa nama orang itu?"

"Abri pak"

"hmm Abri.... Hmmm..... "
Sandro itu mengambil sebotol air.
Mulutnya komat kamit lalu ia meniup air di dalam botol itu.

Kemudian beliau meminumnya dan...

Swursshhhh!!!!!!

Seragamkupun basah (tahulah dia ngapain).

"minum air ini"
Beliau menyodorkan air di botol tadi.
Akupun segera meminumnya.

"segitu saja pak?"
Tanya Ivan.

"iya! Hahahaha, temanmu ini sudah lupa dengan orang itu!"

"wahhh hebat... "
Puji Rajab.

"mi, Abri itu siapa?"

"jab, van, pulang yuk"

.
.
.

"LUPA ABRI TIDAK! AKU JADI BAU JIGONG KARENA KALIAN!!!!!!!!!"

"maaf mi, t...tapi Ivan masih punya cara lain!"

"be..benar mi!, ini adalah cara paling jitu!"

"awas saja jika sampai cara yang aneh aneh lagi!"

"tapi kita pulang dulu, besok saja di sekolah"
Kata Ivan.

.
.
.
.

Keesokan harinya di sekolah....

Perpustakaan....

"Ik....bal.....?"
Ucapku heran saat melihat Ivan dan Rajab membawa Ikbal.

Ikbal adalah salah satu anggota PMR seangkatanku.

"kalian akan melakukan hal apa lagi?"
Tanyaku.

"tenang mi!, kau tahu kan, di antara angkatan kita ini, Ikbal yang paling ahli dalam dunia komputer"
Jelas Ivan.

"iya tahu, jadi......"

"kami akan minta Ikbal untuk menghack akun milik Abri dan menerornya!"
Sambung Rajab.

"aku tidak bisa melakukan itu"
Ucap Ikbal.

"HAHHH KENAPA?!!!"
Tanya Ivan dan Rajab.

"tapi kau bilang ingin melupakan Abri kan?, mungkin aku bisa melakukan sesuatu, bisa pinjam hp mu mi?"

"uh.... b..boleh..... "
Aku menyerahkan hpku pada Ikbal.

Tidak sanyai dua menit, diapun mengembalikannya lagi padaku.
"selesai!"

"apa yang kau lakukan?"
Tanyaku.

"tunggu saja sampai besok, aku yakin kau tidak akan bisa mengingat Abri lagi"
Kata Ikbal.

Akhinya aku mengikuti kata-kata Ikbal dan.....

Keesokan harinya....

Di Kantin...

dari kejauhan Ikbal, Ivan dan Rajab tengah duduk bertiga sambil ngobrol.

"Kira-kira apa Fahmi bisa?"
Tanya Rajab.

"ya tergantung dari dirinya sendiri"
Kata Ikbal.

Aku segera menghampiri mereka bertiga sengan wajah senang!.

"mi?"

"bagaimana mi?"
Tanya Ivan.

"tidurku sangat nyenyak!, aku bahkan sampai ingin lanjut tidur!, tidak ada kilasan wajah Abri.... Suaranya! Atau bahkan baunya!, kini aku bebas darinya!!!!!!!!!!"

"wah!!!!!!! Ikbal hebat!"
Puji Rajab.

"oh iya, Omong-omong apa yang kau lakukan?"
Tanyaku penasaran.

"aku cuma memblokir akun Ig Abri yang kau Follow, juga akun Fb Abri"

Eh?

Kami semua kebingungan.

"hah?, jangan sampai kau tidak sadar?!, saat aku cek itu.... Hasil pencarian terakhir sosial mediamu adalah akun milik Abri, jadi artinya kau habis membuka akun itu"

"a..aku....... "

"kau terbawa mimpi mungkin karena setiap malam sebelum tidur kau selalu mengecek keseharian Abri di sosial media, jadi aku memblokirnya agar kau bisa tenang"

"j..jadi...... Aku....... "

"mi...., apa benar kau tidak sadar melakukan itu?"
Tanya Rajab.

"huffff......, bucin"
Ucap Ivan.

.
.
.
.

****ABRI POV****

Ruang osis.....

"kamu lagi apa?"
Tanya kak Waldi yang duduk di sebelahku.

"lagi nulis kak"

"hmm...., nulis apa dek?, coba sini aku lihat!"
Kak Waldi langsung merebut buku catatan pribadi milikku.

"kak Waldi kembalikan!!!!!"

"ett tidak, kakak harus liat dulu sayang"
Dan diapun membaca catatanku.

"Waldi, mendaki hari sabtu nanti jadi kan?"
Tanya kak Irwan.

"jadilah, semua perlengkapanku sudah siap"
Jawab kak Waldi.

"mendaki? Aku ikut!"
Sahutku.

"tidak!, kalau kamu kenapa-napa kakak juga yang harus tanggung jawab sayang"
Bentak kak Waldi.

"uhhh pelit"

"bukannya pelit bri...., Waldi benar, ini bukan pasar malam, mendaki itu hal yang berbahaya, aku harap kamu mengerti"

"I K U T! IKUT!, aku bisa jaga diri kak!, kumohon... "

"TIDAK! KAKAK BILANG TIDAK YA TIDAK!"
Kak Waldi membentakku lagi.
Aku terdiam menunduk.
"m..maafkan kakak, kakak cuma khawatir kamu sampai kenapa-napa"

Aku menggelengkan kepala...
"tidak apa-apa kak...., aku mengerti"

*****

Fahmi stalking >:(

Jangan lupa vote :)

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang