IPS 1 (57)

210 23 0
                                    

"mau apa kau mengejar rekan kelas kami?!"
Tanya salah satu teman kelasnya padaku.

"dia tiba-tiba mengejarku dan mau memukulku!"
Kurang ajar sekali Willy!

"hei! Jangan asal bicara!"
Kataku.

"hei!, kau ingat ini kelas siapa?! Jangan sok berkuasa di sini!, Kami IPS 1!, solidaritas di atas segalanya!"

"Betullll!!!!!!!!"
Teriakan teman sekelas Willy itu langsung membangkitkan semangat teman-temannya yang lain.

"kau itu Fahmi dari kelas IPA 1 kan?! Hahaha bagus sekali....., kebetulan kelasmu itu adalah kelas yang paling ingin kami bungkam!"

Tunggu dulu...
Kenapa jadi bawa kelas segala?!

"kalau kau mau menghajar Willy, kau harus menang melawan kelas kami dalam pertandingan!"

"aku tidak punya waktu untuk itu! Serahkan Dia!"

"SUDAH KU BILANG INI KELAS KAMI!, anak IPA 1 memang sombong!, jadi bagaimana? Kau terima?"
Tanya siswa ini padaku.

"kami terima!"
Bukan aku yang menjawab...
Ini suara perempuan!
Dan sosoknya ada di pintu kelas ini, sang ketua kelas kami! Erni!

"Erni?!"

"diam mi, jangan salah paham dulu, ini bukan lagi masalah pribadimu, tapi kelas kita sudah di cap buruk oleh mereka, jadi ini adalah masalah IPA 1!"
Erni memanglah sosok wanita yang tegas, jadi wajar jika dia terpilih jadi ketua kelas kami.
"akan aku sampaikan pada rekanku yang lain!, kalian silahkan tentukan akan bertanding apa"

Siswa yang tadi berjalan ke hadapan Erni.
Lalu saat tepat di hadapan Erni, dia mengatakan....
"sepak bola!, sabtu sore nanti!"

.
.
.
.

Sore harinya di kelasku....

Kami belum pulang karena ingin membahas soal masalah tadi pada yang lain.

"aku setuju! Kelas IPS 1 harus memperbaiki pandangan mereka tentang kita!"
Sahut salah satu teman kelasku.

"ini juga bukan hanya masalah kelas kita! Tapi salah satu teman kelas kita, Fahmi telah di permalukan oleh salah satu dari mereka!"
Sahut Erni.

"kita harus menang!!!!!!!!!!"

"mulai besok kita akan latihan!!!!!!!!"

"cuma masalah foto saja bisa sampai seperti ini..... "
Ucap Jalil.

"kau setuju?"
Tanyaku.

"aku bukannya setuju dengan Kelas kita di permalukan atau masalah foto itu, tapi aku hanya mau mempermalukan orang yang sudah mempermalukan Abri juga"

Jalil....
Entah kenapa Jalil terlihat sedikit berbeda jika membahas Abri.
Seperti dia juga memiliki rasa pada Abri.
"apapun yang terjadi..... Aku akan menolong Abri!"
Ucapnya tegas.

.
.
.
.

Beberapa menit kemudian.....

Beberapa teman kelasku sudah pulang.
Saat aku keluar dari kelas, pandanganku langsung tertuju pada Abri yang sedang mengunci UKS.

"Ab.... "

"ABRI!!!!"
Belum sempat aku menyahut, Jalil sudah memanggil nama Abri duluan dan berlari  ke arahnya.

Aku lalu berjalan menyusul ke arah Abri.

"kalian kenapa belum pulang?"
Tanya Abri saat melihat kami.

"bukan apa-apa, kau sendiri kenapa masih di sini?"
Tanya Jalil.

"tadi habis bersih-bersih UKS dulu, ini sudah mau pulang"
Jawab Abri.

"kau pulangnya sama siapa?"
Tanyaku.
"Biar aku antar.... "
Kataku dan Jalil bersamaan.

"hehe tidak apa-apa, kak Aryo sudah ada di luar kok, terima kasih ya.... "

"lalu pipimu bagaimana?..... "
Tanyaku dan Jalil sekali lagi bersamaan.

"hei, berhenti mengikutiku!"
Kataku.

"apa-apaan?! Kau yang mengikutiku!"

"apa?! Sudah jelas kau yang tadi duluan!"

"hentikan! Jangan seperti anak-anak."
Kata Abri sambil berjalan pergi meninggalkan kami.

Aku dan Jalil saling melempar tatapan sinis.
Benar dugaanku!
Dia juga menyukai Abri dan itu tentu tidak bisa di biarkan.

"dengar, aku mengenal Abri sejak kecil jadi jangan pernah ganggu kami!"
Kata Jalil.

"jadi? Mau kau kenal dia dari kecil, dari rahim atau dari sperma tetap saja! Aku tidak akan berhenti mengejar Abri"

"baiklah kalau begitu bagaimana kalau kita bertanding?!"

"ayo siapa takut!"

"yang mencetak gol terbanyak saat pertandingan antar kelas nanti berhak untuk bersama Abri!"

"baiklah, kau pasti akan menyesal sudah menantangku!"
Aku lalu berbalik dan pergi juga.

.
.

****ABRI POV****

Aku menghampiri mobil kak Aryo yang terparkir di depan gerbang sekolah.

"lama sekali dek"
Ucap kak Aryo.

"hehe maaf kak, tadi aku habis bersih-bersih ruangan"
Jelasku.

"ohh ya sudah..... Eh?!, itu pipi kamu di perban begitu kenapa?!"
Tanya kak Aryo khawatir.

"hehe ini tadi habis kena bola Volly kok kak, bukan apa-apa"

"hmm....., terus lengan seragam kamu robek begitu?! Kamu jangan bohongi kakak bri!"

"ini tadi waktu aku ganti baju olahraga, lengannya tersangkut di paku jadi robek begini hehehe"
Maaf kak aku harus berbohong....
Bisa bahaya kalau kak Aryo tahu aku habis di kasih kepalan tangan.

"mmm ya sudah, kalau begitu kita mampir dulu di toko ibu biar sekalian di jahit lagi"

"siap kak!"

"sudah, ayo naik"

*****

Rebutan sesuatu yang tidak pasti

Jangan lupa vote :)

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang