Aku diam...
Menahan emosiku yang begitu meluap sekarang.Aku mengepalkan tangan ingin menghajar orang di hadapanku ini, yang dia sebut dirinya sepupu.
"Kau marah?, silahkan!, coba pukul aku... Kalau kau memang laki-laki"
Aku langsung melepaskan pukulanku.
Sayangnya Fian berhasil menangkap tanganku dan...
Bugh!
Tubuhku terjatuh setelah perutku ia tinju."Uhuk... Uhuk......."
"Lemah!, dan kau mau melindungi orang yang kau sayang?"
Aku menoleh ke atas, kembali menatapnya dengan sinis.
"Kau hanya akan menyusahkan orang itu, sepertinya tidak sia-sia aku pulang untuk melatihmu"
Fianpun berbalik dan hendak keluar dari kamarku.
"Siap-siap, kita akan Jogging, aku ingin kau turun dalam 15 menit"
Dan diapun pergi.Aku berusaha merangkak mendekati hpku yang sudah hancur.
Aku menggigit bibirku menahan tangis akan nasibku yang malang ini.
"Abri.... Maafkan aku...."
Aku mengambil serpihan hpku dan menyimpannya dengan baik di dalam laci mejaku.Untuk sekarang...
Aku ikuti saja dulu permainannya..
.Sementara itu....
****ABRI POV****
Fahmi kenapa?
Siapa orang tadi?
Kenapa dia menyuruhku menjauh dari Fahmi?Apa jangan-jangan....
Fahmi selingkuh?!Ah tidak!
Pasti itu hanya teman nongkrong Fahmi yang iseng.Tapi....
Kenapa nomor Fahmi sekarang tidak bisa di hubungi?"Hmm...."
Aku terus mencoba menghubungi nomor Fahmi, namun tetap gagal."Abri!!!!!!!"
Seseorang memanggilku dari luar rumah.
Aku segera berlari ke arah pintu dan membukanya.
"Oi, Jogging!"
Ajak Andi."Jogging?, boleh!, sebentar ya"
Aku kembali masuk ke rumah dan mengambil sepatuku..
.
.Kemudian di Landasan lama....
Sore hari di sini begitu ramai.
Aku dan Andi berlari berdua, namun fikiran akan orang yang tadi bersama Fahmi terus menggangguku."Kau kenapa bri?, sejak tadi kau cuma diam"
Andi membuyarkan lamunanku."Eh?, hehe tidak apa-apa ndi..."
"Hmm, ya sudah kita jalan santai saja dulu"
Andi langsung berhenti lari dan jalan.
Aku juga.
Kami akhirnya cuma berjalan dan aku kembali diam memikirkan kejadian tadi."Sepertinya kau ada masalah?"
"Uh?, hehe bukan apa-apa kok, cuma ada tugas saja"
Ucapku berbohong.Pandanganku langsung teralihkan oleh sosok yang berjalan dari kejauhan sana.
Itu Fahmi!
Dia bersama seseorang yang sangat tinggi tapi entah siapa aku tidak kenal."Lihat siapa bri?"
Tanya Andi namun tidak aku pedulikan.Aku tetap fokus pada Fahmi yang semakin dekat berjalan berlawanan denganku.
****FAHMI POV****
Itu Abri!
Tidak salah lagi...
Akhirnya aku bisa meminta pertolongan Abri."Kenapa?, sepertinya yang di depan itu temanmu....., apakah dia.... Abri?"
"Bukan!"
"Jangan bohong...., aku bertanya pada ibumu soal Abri, tante bahkan memberikan fotonya padaku"
"Jangan lakukan apapun!"
Bentakku."Harusnya kau yang tidak melakukan apapun"
Fian mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
Sebuah pisau lipat.
"Atau kau akan melihat Abrimu itu berdarah"Sialan!
Sialan!!!!
SIALAN!!!!!!!!Abri semakin dekat...
Dia menatapku."Tetap jalan"
Bisik Fian.Dan akhirnya aku berpapasan dengan Abri.
Namun....
Aku tidak melakukan apa-apa dan hanya terus berjalan kedepan menuruti kemauan Fian.****ABRI POV****
Ada apa dengan Fahmi?!
Dia seperti tidak mempedulikan aku!
Dan lagi...
Siapa pria itu?!Apa benar Fahmi selingkuh?!
"Abri, tadi siapa?"
Tanya Andi lagi."Bukan Siapa-siapa ndi, ayo kita lari saja"
Aku langsung berlari."Eh?, tunggu aku!"
Andi menyusul di belakangku..
.****FAHMI POV****
"Kerja bagus...."
Ucap Fian."Jangan pernah menyentuh Abri!!!"
"Selama kau tidak bertemu dengannya, akan aku turuti, ayo pulang, besok kita tidak perlu Jogging lagi di sini"
.
.
.Keesokan harinya....
Aku memasuki halaman sekolah...
"FAHMI!!!!!!!"
itu suara Abri tengah memanggilku.
Aku sontak berhenti, namun..."Harusnya kau yang tidak melakukan apapun, atau kau akan melihat Abrimu itu berdarah"
Aku akhirnya kembali berjalan tanpa menghiraukan Abri yang terus memanggil-manggilku dari belakang.
****ABRI POV****
Aku juga masih punya hati...
Kenapa Fahmi tega sekali melakukan ini padaku?!Setidaknya....
Kumohon berbaliklah untukku!
Aku ingin meminta kejelasanmu atas yang kemarin itu!"Abri?, kau menangis?"
Jalil datang dan menghampiriku.
"Ada apa?"
Tanyanya khawatir.Aku tidak menghiraukannya dan langsung pergi ke kelasku dengan hati yang begitu sakit.
*****
Beberapa episode lagi
Jangan lupa vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati (Sejenak#2)
HumorAbri terbangun dari Komanya dan menyadari jika semua yang telah ia alami bersama Fahmi dan teman-temannya hanyalah mimpi belaka. Namun justru itu adalah sebuah awal untuk kisah mereka, bagaimanakah mereka bertemu di kehidupan nyata?