"aku lanjut... "
Bisik Abri.Aku tetap dalam posisi diam.
"selanjutnya saya akan memeriksa bagian kepala korban"
Abri lalu memijat pelan dahiku.Rasanya?
Enak sekali......
Tangannya begitu lihai memijat dahiku, yang sekarang perlahan tangannya mulai bergerak ke bagian belakang kepalaku hingga sampai di belakang telingaku."selanjutnya saya akan memeriksa tujuh ruas tulang leher dan tenggorokan korban.
Abri kembali melanjutkan.
Dia meraba bagian leherku sambil sedikit memijatnya.
Aku menggigit bibir bawahku.
Rasanya begitu nikmat....
Sentuhan ini....
Penuh perasaan."saya akan memeriksa tulang selangka dan tulang belikat pada korban!"
Tulang selangka?
Tulang belikat?
t...tunggu dulu!!!!!Abri lalu menaruh tangannya di bahuku.
Dia kembali memijatnya hingga ke bagian belakang punggungku.
Lalu perhalan tangannya kembali naik ke atas dan memijat bahuku lagi namun kini bergerak turun....
Turun....
Turun....
Turun...."maaf mi..... "
Bisik Abri bersamaan dengan Tangannya yang memijat tepat di bagian dadaku.Uhhh....
Mhhh.......
Desahanku tertahan.
Mau bagaimanapun aku harus tetap menjaga sikapku...Dan akhirnya Abri selesai memijat bagian sensitif itu.
Syukurlah...
Helaku dalam hati."saya akan memeriksa abdomen korban"
Abri menusuk pelan perutku empat kali di titik berbeda, rasanya sangat geli, aku jadi kesulitan menahan tawa.
"jangan ketawa"
Bisik Abri lagi."m..maaf"
Ucapku pelan."selanjutnya saya akan memeriksa bagian gerak atas korban"
Abri lalu memijat tanganku dari atas sampai ke telapak tanganku, kemudian dia memeriksa dan mencatat denyut nadiku, begitu juga dengan tanganku yang satunya."saya akan memeriksa anggota gerak bawah korban"
Anggota gerak bawah.....
Kaki?
Tunggu tapi dari mana?!!!!!!Aku mengintip dan melihat Abri menatapku sambil menggigit bibirnya.
"maaf mi"
Ucapnya lagi.Dan Abripun melanjutkannya.
Abri menaruh kedua tangannya tepat di belahan pahaku.
Tepat! Di! Bagian! Itu!Gawat!
Mulai terasa...
Ada yang tegang tapi bukan sikap!!!!Abri kumohon cepat sebelum ada yang lihat!
Kalau perlu KAU JUGA JANGAN LIHAT!!!!!!Abri mulai memijat, dari pahan hingga turun ke telapak kaki.
Fyuh....
Syukurlah....Prak!
Kembali Abri meletakkan kedua tangannya di tempat yang sama pada kaki sebelahku.Sumpah keringat dinginku sudah sangat deras mengucur.
"kak Abri, Kak Fahmi kenapa keringatan begitu?"
Tanya Rama."ehehe diam dan perhatikan saja ya Rama"
Jawab Abri ragu.Dan akhirnya Abri selesai.
"Saya akan memeriksa tulang belakang pada korban"
Eh masih ada?Abri meraih tangan kiriku dan menaruhnya di bahuku.
Lalu tangan kananku yang lalu ia taruh di perutku.
Abri kemudian membalikkan tubuhku berlahan menghadap ke arahnya.Dengan tetap berhati-hati Abri mengusap punggungku, seluruhnya, di lanjutkan dengan pijatan tepat pada tulang belakangku dari atas sampai bawah dan....
"Tahan ya mi?"
"eh? Tahan apa BRI!!!!!!!!!!!!!!!"
Belum selesai aku bertanya, Abri langsung menusuk tulang ekorku cukup keras dengan jarinya."Kak Fahmi kenapa?!!!"
Tanya Rama panik.Aku langsung bangkit sambil mengusap tulang ekorku.
"aduh..... ""maaf mi, aku memang terlalu memakai tenaga"
Ucap Abri."i..iya tidak apa-apa bri, kalau begitu aku keluar lagi ya"
Aku langsung bangkit dan segera keluar dari ruangan."fyuhhh untung sudah selesai..... "
Aku bersandar pada tembok.Ivan lewat dan berkata...
"pffft!!!!! Hahahaha ada yang tegak tapi bukan keadilan...."
Ivan menertawaiku.Lalu aku melihat ke bawah, ternyata si dedek masih tegang!
"WOY LIHAT APA KAU?!"
Aku mengejar Ivan yang masih menertawaiku.Sementara itu di dalam ruangan...
****ABRI POV****
"jadi apa kau sudah mengerti?"
Tanyaku pada Rama."tentu kak Abri!, tapi Kak Fahmi sudah pergi, aku melakukannya sama siapa?"
"iya juga ya... Hmm.... Tunggu aku carikan orang dulu untukmu"
"ehhh kak Abri!, bagaimana kalau kak Abri saja?"
"a..aku?"
"iya kak, jadi kalau ada caraku yang salah, kak Abri bisa langsung tahu!"
Hmmm....
Benar juga!"baiklah Rama!, jadi kau bersiap ya"
Ucapku sambil berbaring di lantai."hehehe aku sudah lama siap kak Abri.........."
.
.
.Malam harinya....
Rumah Fahmi.
****FAHMI POV****
Aku terdiam di dalam kamar....
Aku terus mengingat saat latihan tadi.
Saat tangan Abri merabaku...
Saat dia mendekatkan wajahnya padaku....Rasanya aku ingin jadi alat peraganya saja...
*****
Ada anak PMR?
Jangan lupa vote :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati (Sejenak#2)
HumorAbri terbangun dari Komanya dan menyadari jika semua yang telah ia alami bersama Fahmi dan teman-temannya hanyalah mimpi belaka. Namun justru itu adalah sebuah awal untuk kisah mereka, bagaimanakah mereka bertemu di kehidupan nyata?